Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 4
Malam itu pula tiba-tiba Ayah kangen sama anak-anaknya. Ia lantas berinisatif kembali ke rumah untuk melihat kondisi Dandi, Ayu dan Ani. Tiba dirumah tidak semerta langsung masuk, ada sedikit rasa malu di hatinya atas apa yang sudah ia lakukan ke anak-anak.
Ayah masih berdiam diri di depan pintu gerbang rumah, ia melihat sekeliling tidak ada nampak kehidupan di dalam rumah. Rumah itu tampak kosong sekarang, dulu semasih waktu bersama, rumah yang mereka tempati puluhan tahun itu biasanya selalu ramai dan ceria.
Ayah pun mencoba untuk masuk kedalam rumah, tetapi pintu masuk rumah sudah terkunci, Ayah lantas mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban dari dalam, Ia pikir semua anak-anaknya sudah tertidur, namun lampu kamar kelihatan masih menyala dari luar rumah.
Ayah pun hanya bisa memandangi dari luar rumah, Ia hanya bisa menundukan kepalannya dan merasa sangat bersalah setelah menelantarkan anak-anak beberapa bulan terkahir.
" Bodoh, aku memang ayah yang tidak berguna". Ucap ayah sambil menangis dan tubuhnya terduduk mematung di depan pintu masuk.Penyesalan Ayah begitu dalam, sampai berjam-jam ia hanya duduk dan menangis sambil menghina dirinya sendiri.
Dandi kemudian datang , dari kejauhan ia melihat sosok lelaki yang sedang duduk dan mendudukan wajahnya ke arah bawah. Lantas Dandi mendekat dan bertanya.
" pak maaf, bapak siapa ya?, duduk di depan rumah saya". Tanya dandi sambil mengangkat tubuh lelaki itu dari lantai.
Ayah lantas menaikan wajahnya kearah Dandi, Dandi pun senang dan terkejut atas kedatangan Ayahnya kembali ke rumah, Tetapi disisi lain ia juga sangat takut kalau Ayah mengetahui apa yang sudah mereka lakukan selama ini.
" Ayah, sudah berapa lama diam disini?, " Tanya Dandi dengan muka yang penuh senyuman dan langsung memeluk Ayahnya.
" Dandi kangen Yah, Ayah kemana aja?," Lanjut dandi sambil terus memeluk Ayahnya dan mengeluarkan sedikit air mata.
" Maaf ya Dan, Ayah kemarin menghilang dari rumah, sudah meninggalkan kamu dan adik-adik sendirian, maafin Ayah ya Dan". Suasana pun berubah menjadi sangat sedih di malam itu.
" Ayo kita masuk kedalam yah." Dandi lantas mengambil kunci dan membukakan pintu rumah.
" Kamu habis darimana Dan?" Tanya ayah sambil melihat sekeliling.
" Ooh tadi aku habis dari rumah teman yah, Habis ngerjain PR ! oh iya,,Dandi buatin Ayah teh anget dulu ya".
" Makasi dan " ucap singkat ayah sambil melihat foto keluarga mereka yang masih terpampang jelas di meja.
Foto itu kembali membuat ayah menangis, entah berapa banyak sudah air matannya jatuh mengingat kenangan manisnya bersama ibu sewaktu dulu.
" Yaah, ini tehnya ". Sambil berlari pelan Dandi membawakan ayahnya segelas teh Angat.
Ayah lantas meminum teh tersebut sambil bercerita banyak tentang ibu yang Dandi belum ketahui selama ini,,,
" Dulu ayah dan ibu tidak direstui oleh kakek kamu, karena adanya perbedaan derajat antara keluarga Ayah dan keluarga ibu, Ayah dipaksa oleh kakek untuk memutuskan hubungan dengan ibu, dan menikah dengan pilihan kakek. Tetapi karena ayah sangat mencintai ibu, Ayah tidak menghiraukan perkataan kakekmu, Ayah ngotot ke kakek akan menikahi ibumu kelak nanti, Kakek pun sempat marah dan mengusir Ayah dari rumah, karena berkat nenekmu Ayah tidak jadi diusir dari rumah, Kemudian karena Ayah kekeh ingin menikah dengan Ibumu akhirnya Kakek menyerah dan mengijinkan Ayah menikah dengan ibumu, kurang lebih dua tahun Ayah perjuangin ibumu agar bisa diterima oleh kakek sebagai menantunya".
Mendengar cerita ayah , Dandi sangat terharu dan sangat bangga sekali dengan Ayahnya.
" Wah begitu beratnya perjuangan Ayah dulu ya, aku jadi bangga sama Ayah, tapi aku sempat marah sama Ayah karena ninggalin kami begitu saja semenjak kepergian ibu".
" Iya, Ayah tahu ayah salah, maafin ayah ya ", ucap Ayah lantas memeluk tubuh Dandi.
" Adik-adik dimana Dan?, Tanya ayah yang penasaran.
Jleb, Dandi yang tadinya terharu dan tersenyum pun kini raut wajahnya bingung, ia lantas menjawab kalau Ayu dan Ani jam segini sudah tidur.
" mereka biasanya sudah tidur jam segini yah, Kalau mau ketemu besok pagi saja ya, ". Dandi pun membuat alibi untuk mengelabui Ayahnya, ia takut kalau Ayah tahu pasti Ayah akan marah besar.
" Oh iya, biarin mereka tidur Dan, Besok pagi saja Ayah melihatnya."
Mereka pun lantas bercerita satu sama lain, tentang apa saja yang mereka lakukan semenjak beberapa bulan ini tidak bertemu, dandi pun membuat alasan untuk ke toilet sebentar buat kencing, alasan itu ia buat agar bisa memberitahu Ani dan Ayu kalau Ayah sudah berada dirumah.
Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...