NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Hamparan kebun bunga seluas mata memandang membuat Sabila tersenyum sembari memejamkan matanya. Tidak lama, sebuah tangan melingkar indah di perutnya, membuat Sabila dengan cepat melepas tangan tersebut dan membalik tubuhnya demi bisa melihat seseorang yang memeluknya.

"Kau?" ucap Sabila terkejut saat melihat Xavier tersenyum kepadanya.

"Tunggu aku, Sayang. I love you."

"Tunggu apa? Hey!" Sabila langsung terbangun seketika saat Xavier berjalan menjauhinya. "Aku memimpikannya?" monolog Sabila dengan memegang kedua pipinya saat sadar bahwa ia memimpikan Xavier.

Tok tok.

"Bil, sudah bangun?" tanya Mama Daffina.

"Sudah, Ma."

"Baiklah, Mama tunggu di meja makan ya. Kakak-kakakmu sudah di sana."

"Iya."

Dengan cepat, Sabila menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya. Setelah itu, ia langsung menuju meja makan untuk sarapan bersama anggota keluarganya yang lain. Sarapan kali ini berjalan seperti biasa, hening dan penuh khidmat, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.

"Ma, Pa, semuanya. Aku duluan mengantar istriku ke rumah sakit." pamit Aaron.

"Iya sayang, hati-hati."

"Kalau begitu, aku juga akan berangkat, Ma, Pa." pamit Aksa.

"Iya, hati-hati, Nak."

"Pasti, Ma. Bye!"

Setelah kepergian kedua putra dan menantunya, Mama Daffina melirik sang putri. "Hari ini kerja, Bil?" tanya Mama daffina.

"Iya, Ma. Ada beberapa desain yang harus aku kerjakan hari ini."

"Tidak bisa dikerjakan dari rumah saja?"

"Mmm, desainnya aku tinggal di boutique, Ma. Jadi, mau tidak mau aku harus mengerjakannya di sana."

"Ya sudah, mandi dulu kalau begitu."

"Hm," Sabila langsung beranjak menuju kamarnya.

Sepeninggal Sabila, Mama Daffina terlihat termenung di meja makan. Hingga pelukan Papa Gavin pada bahunya membuat Mama Daffina bersandar dengan nyaman di sana.

"Bertahun-tahun Mama meminta putri kita menikah, tapi dia selalu beralasan belum menemukan sosok yang cocok. Kalau ternyata insiden itu benar-benar memaksa putri kita untuk menikah dengan Xavier, maka kasihan Xavier, Pa. Dia akan hidup dalam tanggung jawabnya atas insiden yang ia ciptakan, sedangkan putri kita akan hidup tanpa cinta dalam rumah tangganya. Kedunya akan sama-sama terluka nanti."

Tidak ada yang bisa Papa Gavin lakukan selain mengelus punggung istrinya untuk menenangkan. Andai sang istri tahu yang terjadi sebenarnya, mungkin istrinya tidak akan mengasihani Xavier, justru istrinya pasti akan membuat perhitungan pada Xavier karena sudah menciptakan trauma untuk putri mereka.

"Percaya padaku, Pa. Aku yakin, cepat atau lambat Sabila akan menerima Xavier kembali dan melepaskan rasa traumanya."

Papa Gavin hanya bisa berharap dalam hatinya agar keyakinan Aksa terkait hubungan Sabila dan Xavier bisa berjalan dengan baik sebagaimana yang telah putra pertamanya itu katakan sebelumnya. Ya, Papa Gavin mengetahui segalanya.

*

Sefty memasuki restoran dengan begitu anggun. Ia melirik ponselnya sekilas, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju meja yang ia cari.

"Meja no 32," monolognya. Dengan hati-hati, Sefty melihat satu meja ke meja lain demi melihat nomornya. Hingga akhirnya, punggung tegap Xavier yang duduk membelakanginya membuatnya mengembangkan senyum dan langsung melangkah mendekat. "Hai, maaf menunggu lama." ucapnya sungkan.

"Tidak, aku barusaja tiba. Ayo, silahkan duduk." jawab Xavier.

"Mmm, Kakak tidak pesan makan?" tanya Sefty.

"Aku menunggumu."

Dengan salah tingkah, Sefty membuka buku menu, lalu memilih menu pilihannya. "Kakak mau pesan apa?"

"Samakan saja denganmu."

"Hm, baiklah." Sefty langsung memesankan dua porsi makanan sesuai keinginannya.

"Oh iya, selamat atas buku barumu yang akhirnya terbit." ucap Xavier membuka pembicaraan.

"Terima kasih." jawab Sefty malu-malu. "Oh iya, Kak. Hari minggu nanti akan ada gala dinner untuk perayaan 9 juta penonton untuk film yang diadaptasi dari ceritaku. Kalau tidak keberatan, mungkin Kakak bisa menemaniku datang ke sana?" pinta Sefty.

"Mmm, itu—"

"Selamat menikmati hidangan kami, Tuan, Nyonya." ucap pelayan resto sembari menghidangkan makanan pesanan Sefty.

"Terima kasih," Sefty langsung meminum minumannya sedikit. "Makan dulu saja, Kak. Nanti kita bicarakan lagi."

"Iya, baiklah."

Xavier mulai memakan makanannya sembari memikirkan cara untuk mengungkapkan pada Sefty bahwa dirinya ingin membatalkan perjodohan ini. Walaupun, jujur saja Xavier sedikit sulit untuk mengungkap kenyataan ini karena takut Sefty kecewa. Terlebih, dari cara Sefty bertingkah dan berbicara, sepertinya Sefty benar-benar menyukainya.

"Ehem! Sef." panggil Xavier setelah mereka menyelesaikan makannya.

"Hm?"

"Mengenai perjodohan kita, aku minta maaf karena aku tidak bisa melanjutkannya."

Ting! Sendok Sefty yang belum ia taruh dengan benar terlepas begitu saja hingga menimbulkan dentingan yang cukup keras. "Maksud Kakak?"

"Maafkan aku, tapi aku punya wanita lain yang aku cintai."

Sefty tertawa sumbang sembari meminum airnya asal. "Ja-jadi, kakak akan menikahinya?" tanya Sefty seolah biasa saja.

"Aku sangat-sangat mencintainya," jawab Xavier.

"Wow, aku turut bahagia mendengarnya. Selamat!" Sefty mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Xavier.

"Sef, maaf—"

"Tidak, Kakak tidak salah apa-apa. Lagipula, aku juga tidak menyukai Kakak. Jadi tenang saja." ucap Sefty berbohong.

"Tapi, tadi kau—"

"Aku mengajak Kakak menghadiri gala dinner? Hahaha tidak, aku hanya bercanda. Sebenarnya, aku ingin mengajak seseorang untuk menghadirinya dan aku hanya sedang memperagakan caraku mengajaknya saja tadi. Jangan dipikirkan."

"Kau yakin?" tanya Xavier.

"Hm, aku akan mengajak orang lain menghadirinya nanti." ucap Sefty meyakinkan.

Dring!

"Sebentar," Xavier langsung mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya. "Hm, baiklah aku segera ke sana."

"Ada apa, Kak?"

"Aku akan ada meeting sebentar lagi. Jadi, aku harus kembali ke kantor sekarang."

"Oh, baiklah."

"Kau tidak apa-apa 'kan aku tinggal?"

"No problem."

"Baiklah, tagihannya biar aku yang bayar. Aku duluan."

"Sampai jumpa, Kak." lirih Sefty dengan linangan air mata yang memenuhi kelopak matanya saat melihat punggung Xavier perlahan menjauh. "Lagi-lagi hubunganku kandas sebelum berjalan. Kenapa takdir setidak adil ini padaku, Tuhan?"

Xavier duduk diam di dalam mobilnya dengan melihat ke dalam restoran yang hanya dilapisi kaca transparan itu. Dari dalam mobil, Xavier dapat melihat Sefty yang tengah menangis di dalam sana. Xavier tahu, wanita itu pasti telah menaruh rasa padanya. Tapi, bagaimanapun Xavier tetap harus melakukan ini demi bersama dengan Sabila. Lagipula, kalaupun Xavier melanjutkan perjodohan ini, maka Sefty tetap akan sakit hati karena tidak mendapatkan cinta darinya.

"Maafkan aku, Sef. Semoga kau bisa bertemu seseorang yang bisa mencintaimu lebih dari apapun."

Setelah mengatakan itu, Xavier langsung menjalankan kendaraannya pergi dari sana. Meninggalkan Sefty yang masih terus menangis tanpa suara, menangisi nasib percintaannya yang tak pernah berjalan mulus. Setelah merasa cukup tenang, Sefty memutuskan untuk pergi dari sana. Namun, barusaja berbalik hendak keluar, Sefty langsung terkejut saat dirinya menabrak seseorang dan membuat minuman yang orang itu bawa tumpah ke baju seseorang di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan, Dev!"

"Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja menabrak wanita ini dan minuman anda menjadi tumpah."

"Sial! Ayo kita pergi." Kedua laki-laki itu langsung berbalik pergi tanpa mengucap maaf sedikitpun.

"Dasar tidak tahu sopan santun!" maki Sefty pelan dan ikut keluar dari restoran dengn kesal.

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!