Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 Membeli Sepeda Motor Baru
Malam pun bergulir dengan begitu cepat. Pagi hari pun menyapa. Di mana hari ini adalah hari Senin waktunya Amel untuk berangkat sekolah. Sebelum berangkat sekolah keluarga Amel sedang melakukan sarapan bersama. Amel tampak begitu bersamangat dan senang.
"Bu ini menu kesukaanku, telor ceplok dan sambel terong". Ucap Amel di tengah makannya.
" Iya nak, kamu makanlah yang banyak ya. Ibu sengaja masak ini semua dari pagi karna tau kamu begitu menyukainya". Jawab bu Isa pada Amel
"Iya bu".
Mereka semua pun sarapan dengan tenang tanpa ada yang berbicara lagi, hingga 10 menit kemudian meraka semua sudah selesai melakukan sarapan. Sebelum berangkat sekolah Amel berpamitan kepada orang tuanya.
" Bu Amel berangkat dulu ya, Amel jalan kaki saja sama teman teman".
"Nak ayo bapak anterin sekalian bapak mau narik sebentar entar agak siangan bapak pulang lagi, sekalian aja kamu ajak teman teman kamu untuk bareng sama kita nak naik becak". Ucap pak Sugeng menawarkan Amel untuk di antarkan ke sekolahnya
" Hmmm baiklah pak sebentar yaa aku panggil teman temanku dulu".
Lalu Amel pun pergi ke rumah temannya tak jauh dari rumahnya hanya berjarak 2 rumah saja. Teman Amel bernama Nur, Diva dan Fingki. Mereka semua sahabatan dari kecil. Mereka semua masih terbilang saudara. Setelah berkumpul Amel dan teman-temannya langsung berangkat ke sekolah naik becak yang di kayuh oleh pak Sugeng orang tua Amel. Mereka semua begitu senang tanpa ada rasa malu meskipun naik becak. Kesederhanaan yang selalu di ajarkan oleh orang tuanya. Akhirnya becak yang di tumpangi Amel dan teman-temannya pun sampai di sekolah.
"Amel masuk dulu ya pak". Ucap Amel berpamitan pada pak Sugeng sambil mencium tangannya
" Iya nak belajar yang rajin dan sungguh sungguh ya".
"Iya pak. Assalamu'alaikum".
" Walaikumsalam ".
Amel pun masuk kedalam kelasnya meninggalkan pak Sugeng yang masih berdiri melihat kepergian anaknya untuk menuntut ilmu. Dalam hatinya banyak harapan semoga suatu saat nanti anak satu satunya Amel bisa sukses. Pak Sugeng pun kembali bekerja menunggu penumpang yang akan menaiki becaknya. Alhamdulillah baru jam 8 sudah mendapatkan penumpang 3 orang. Jam telah menunjukkan pukul 09.00 di mana pak Sugeng harus pulang dulu karna sudah ada janji pada orang yang akan menjual sepeda motornya.
Beberapa menit kemudian pak Sugeng sudah sampai di rumah dan langsung masuk mencari ibu Isa yang sedang sibuk di dapur.
"Assalamu'alaikum bu". Pak Sugeng mengucapkan salam pada bu Isa
" Walaikumsalam pak, bapak sudah pulang? "
"Iya bu. Ibu masak apa? Kelihatannya enak banget".
" Ini ibu masak ayam kecap, tumis kangkung dan sambel pak untuk tamu bapak nanti yang akan datang". Ungkap bu Isa dengan begitu pengertiannya
Menu sederhana tapi sangat nikmat untuk orang desa. Apa lagi bu Isa sangat pintar memasak. Masakannya selalu enak banyak orang yang menyukainya. Tak lama kemudian orang yang di tunggu sudah datang membawa sepeda yang akan di jual.
"Assalamu'alaikum". Ucap orang tersebut dengan ramahnya
" Walaikumsalam, mari masuk pak" Ucap pak Sugeng dan bu Isa dengan serempak
"Ini sepedanya pak, kemaren juga pak Sugeng sudah melihatnya bukan, memang bekas cuman mesinnya masih bagus kan pak. Jadi gimana keputusan pak Sugeng apa langsung di beli saja? ". Tanya ya dengan penuh harap agar sepedanya di beli oleh pak Sugeng karna orang tersebut lagi sangat membutuhkan uang
" Iya pak saya jadi belinya kok, saya sudah diskusikan sama istri saya, entar juga bisa buat ojek pak". Ucap pak Sugeng dengan begitu semangatnya.
Akhirnya acara pembelian sepeda motor pun selesai. Orang tersebut pun di ajak makan dulu sama pak Sugeng karna istrinya tadi juga sudah masak untuk tamu yang akan datang.
Pak Sugeng membeli sepeda motor bekas, meskipun tidak terlalu bagus dan tidak ambil dari deler setidaknya masih layak di gunakan. Sepeda itu namanya Astrea. Sepeda lawas tapi mesinnya masih bagus. Cocok juga untuk di buat ngojek nanti
Meskipun begitu tetap saja namanya juga di desa ada saja orang yang suka dan tidak suka. Seperti halnya dengan pak Kanji.
Pak Kanji ini masih saudara sama ibu Isa. Tapi pak Kanji sangat tidak menyukai keluarga Pak Sugeng dan bu Isa. Selalu iri pada keluarga Amel
" Hmm sepeda baru ya". Ucap pak Kanji dengan penuh ke Irian
" Alhamdulillah iya bang". Bu Isa menyahuti yang sudah mulai jengah dengan pak Kanji
"Hasil ngutang ya, orang miskin aja belagu pakek acara beli sepeda motor, rumah aja masih numpang sok gaya beli sepeda baru. Motor juga jelek gitu di pamerin". Pak Kanji langsung menghina bu Isa dan pak Sugeng
" Alhamdulillah bang hasil suami saya kerja keras dan gak ngurusin hidup orang" . Balas bu Isa yang sudah benar benar muak pada pak Kanji meskipun masih saudara.
Pak Kanji begitu kesal dan langsung pergi meninggalkan pasangan suami istri itu.
"Awas aja ya kalian, akan aku buat kalian menyesal seumur hidup". Ucap pak Kanji sambil berjalan meninggal kan bu Isa dan pak Sugeng. Pak Kanji sudah sangat dendam pada keluarga Amel entahlah apa masalahnya
" Sudahlah bu tidak usah pikirkan omongan abang, kan dia emang begitu". Pak Sugeng mencoba menenangkan hati bu Isa
"Iya pak, tapi ibu capek dia selalu begitu sama bapak, tapi bapak begitu sabar menghadapi orang seperti dia". Ucap bu Isa yang sudah mulai emosi.
" Bu ikhtifar, ibu harus sabar yaa bu".
"Ibu cuman sakit hati saat abang mengatakan kalau kita hanya numpang pak dan tidak punya rumah". Akhirnya tangisan bu Isa pun pecah
" Sabar ya bu, kan memang begitu adanya bu. Nantilah kita nabung lagi untuk beli tanah ya bu. Sudah jangan di fikirkan ucapan abang". Pak Sugeng tetap berusaha sabar dan menenangkan bu Isa yang sudah menangis
Bu Isa pun mulai menghangat dengan ucapan suaminya.
Pak Kanji sebenarnya orang yang tidak mampu juga. Tanah yang di tempati adalah tanah milik Almarhum orang tua bu Isa. Karna pak Kanji selalu merebutkan tanah itu akhirnya bu Isa mengalah
Bu Isa memiliki saudara kandung 6 orang
4 laki laki dan 2 perempuan. Bu Isa nomer 5
Bu Isa memang begitu sabar dan lemah lembut, tutur katanya pun juga sangat halus.
Siang pun tiba di mana Amel sudah pulang sekolah dan berapa terkejutnya Amel melihat ada sepeda motor terparkir di depan rumahnya.
"Assalamu'alaikum pak bu". Ucap Amel memasuki rumahnya sambil mencari ibu dan bapaknya
" Walaikumsalam nak". Jawab pak Sugeng dan bu Isa serempak
"Bu di depan itu motor siapa? " Tanya Amel sangat penasaran
"Itu motor kita nak, tadi bapak membelinya. Yaa walaupun bekas dan butut setidaknya bisa di pakai. Apa lagi nanti bapak juga bakal ngojek nak". Pak Sugeng menjelaskan pada Amel
" Alhamdulillah pak tidak apa apa Amel sangat senang sekali. Semoga bapak dan ibu panjang umur yaa dan juga lancar selalu rezekinya " . Amel mendoakan kedua orang taunya
"Aamiin, kamu ganti baju dulu sana nak. Setelah itu sholat dan makan. Pasti kamu sudah lapar kan? Ibu tadi sekalian masak ayam kecap karna ada tamu". Jelas ibu Isa pada Amel
" Siap bu". Balas Amel dengan antusias dan melanggang pergi masuk kamar
"Alhamdulillah ya bu anak kita begitu pengertian sekali, semoga kita panjang umur ya agar kita bisa melihat anak kita tumbuh dewasa dan sukses nanti". Ucap pak Sugeng penuh harap
" Aamiin pak, ya sudah ayo kita siap siap untuk sholat juga nanti makan siang bareng sama Amel".
Keluarga kecil itu pun makan siang sama sama. Dan pak Sugeng ada rencana nanti malam mengadakan syukuran karna baru beli sepeda baru. Pak Sugeng, bu Isa dan Amel tengah sibuk di dapur untuk masak untuk acara tasyakuran yang akan di adakan nanti sehabis magrib. Hanya mengundang tetangga terdekat saja dan saudara. Acara tasyakuran yang begitu sederhana. Beberapa tetangga pun sangat senang karna pak Sugeng dan bu Isa bisa membeli sepeda
Berbeda dengan pak Kanji yang makin mempunyai dendam pada keluarga pak Sugeng.
"Awas kau Isa, aku akan santet dirimu". Ucap pak Kanji dengan begitu dendamnya
Tidak menerima keluarga pak Sugeng bahagia dan mampu beli ini itu
Di desa tersebut masih kental dengan hal mistisnya. Apa lagi pak Kanji yang kata para tetangga masih mempunyai ilmu santet
Entah lah masalah apa yang membuat pak Kanji begitu membenci keluarga pak Sugeng padahal masih saudara
Guys jangan lupa ya tinggalkan komen kalian. Aku butuh kritik dan saran kalian. Supaya aku tetap semangat nulisnya
Guys novel ini nanti akan banyak pelajaran semoga kalian suka yaa
Terimakasih makasih suportnya guys