Pelukan Untuk Argezia

Suasana ruangan bos mereka terasa begitu hening,tak ada yang membuka suara,mereka tidak membuat masalah hanya saja disini zia merasa bersalah karena sudah membuat kerusuhan di Cafe milik bosnya.

"Coba kamu jelasin,apa yang sebenarnya terjadi sama kamu?":Tanya bos zia yang membuka suara.

"Nahh iya benar,coba kamu jelasin,bos gak akan marah,dan juga gak akan nyalahin kamu":Mendengar itu zia semakin meremas jari-jarinya menahan gugupnya.

"Jadi sebenarnya__":Zia pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,dan ia menjelaskan secara detail dari dia masih kecil,sampai dia dewasa,dan dimasa sekolahnya.

Zia tak meninggalkan satu penjelasan sedikitpun,dan mereka semakin menyimak semua penjelasan zia.

"Astaga,gue gak nyangka orang tua lo kaya gitu zia,bahakan yang gue lihat bokap lo selalu bijaksana dan berwibawa di berita-berita,termasuk mama lo.Tapi di balik itu semua,mereka memperlakukan putri mereka begitu kejam":Ucap jihan yang ikut merasa sakit hati dengan apa yang zia rasakan.

"Benar,seharunya mereka mencari bukti dulu bahwa kamu gak bersalah,percuma mereka begitu terlihat berpendidikan,tapi mereka tak menggunakan otak mereka dengan benar":Timpal bianca,sembari bersedekap dada.

"Sebenarnya aku sudah mencari bukti itu semua,tapi waktu itu cctv di rumah kebetulan ada gangguan eror gitu,jadi aku susah buat dapat buktinya.Tapi aku hanya punya satu bukti yang itu pun gak meyakinkan kalau aku gak bersalah":Jelas zia.

"Udah,Untuk masalah kamu,saya akan bantu kamu,saya tidak ingin karyawan saya merasa terbebani dengan masalah yang dia pendam sendiri.Dan kamu juga jangan merasa sendiri,disini kalian bukan hanya bekerja,tapi juga membangun rasa kekeluargaan yang erat,dan saya sudah menganggap kalian adik-adik saya.Kebetulan istri saya itu ahli IT saya akan menyuruh istri saya menemukan bukti yang akurat":Ucap bos zia dengan tulus.

"Terima kasih Ka Zevan,zia akan membalas kebaikan kalian,zia juga bertekad,akan membuat mereka tauh kalau zia bukan anak bodoh dan pembawa sial":Ucap zia dengan tegas,dan panggilan itu zevan yang mau,agar mereka merasa nyaman bekerja.

"Itu harus zia,kita juga siap kok bantuin kamu,jadi jangan merasa sendiri lagi yah.Karena di keliling kamu,masih ada orang yang perduli sama kamu,termaksud kami":Timpal Gea,mendengar itu zia pun tak bisa menahan tangisannya,ia pun memeluk gea dan membuat yang lain pun ikut berpelukan seperti teletabis.

Setelah selesai menjelaskan apa yang terjadi,mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

Dan zia yakin dari masalah tadi,pasti akan ada berita yang menampilkan dirinya dan kedua orang tuanya,secara kedua orang tuanya itu orang yang berpengaruh di dunia perbisnisan.

Dan zia juga gak akan takut jika masalah ini di bawah ke jalur hukum,karena ia akan memberi tahukan apa yang selama ini kedua ornag tuanya lakukan terhadapnya,zia tak takut di kucilkan,karena itu sudah makan biasa baginya.

Zia mengehempaskan tubuhnya ke ranjang,tubuhnya terasa begitu lelah,apalagi masalah yang baru tadi terjadi.

Zia ingin ke kamar mandi,karena tubuhnya terasa begitu lengket.Setelah selesai zia pergi kedapur,perutnya minta di isi,alias lapar.