Terjebak Cinta CEO Dingin

Si wanita pun hanya bisa menghela nafas, setidaknya walau sekali ia sudah bisa merasakan bagaimana gagahnya seorang Nicholas Orlando di atas ranjang. Setelahnya ia memunguti pakaiannya dan dengan cepat memakainya lalu ia keluar dari kamar itu sebelum Nic bertambah marah padanya.

‘’Leo apa kau sudah melakukan perintahku?’’ Nic duduk santai di temani sebatang rokok di tangannya.

‘’Sudah tuan, besok wanita itu akan datang ke negara ini.’’

‘’Bagus, aku tidak ingin rencana ini gagal, oke.’’ Menyeringai licik sembari beberapa kali meniupkan asap rokoknya ke udara.

‘’Oh ya sekarang apa yang sedang dilakukannya?’’

‘’Menurut orang suruhan kita, nona Cia sudah tidur dari setengah jam yang lalu tuan.’’

‘’Cia?’’Pria menekan puntung rokoknya ke dalam asbak kaca yang ada di tangannya lalu berdiri mendekat pada Leo dan menatap asisten pribadinya itu dengan seringai tajam. 

‘’Namanya Chloe dan hanya aku yang bisa memanggilnya Cia. Sekali lagi kudengar kau memanggilnya seperti itu maka siap-siaplah untuk kehilangangan lidahmu, kau mengerti.’’Dengan penuh penekanan.

‘’Iya tuan.’’ Leo bergidik ngeri mendengar ucapan tuannya. Sekali lagi ia keceplosan maka ia benar-benar akan kehilangan lidahnya, pikirnya.

Paginya

‘’Apa kamu yakin akan resign dari perusahaan ini?’’ tanya pihak HRD yang sebenarnya ingin menahan Chloe di perusahaan itu. Chloe adalah sekretaris yang cepat tanggap dan pekerjaannya selalu bagus, bahkan Ceo sebelumnya selalu membangga-banggakannya tapi sekarang wanita itu memilih resign dan tentu saja mereka merasa rugi kalau harus kehilangan karyawan seperti Chloe.

‘’Tidak ingin dipertimbangkan lagi?’’ Chloe menggeleng. Keputusannya sudah bulat.

‘’Mau menikah ya makanya resign?’’ tanya HDR lain yang juga ada di ruangan itu

Chloe memilih diam dan hanya memberikan senyum manisnya yang tanpa disadarinya seakan membenarkan alasannya resignnya adalah karena ingin menikah.

*****

‘’Kau siapa?’’ Nic melihat seorang wanita asing yang kini berdiri setengah membungkuk menyambut kedatangannya.

‘’Saya Alea, sekretaris baru anda tuan,’’ ucap wanita itu sopan tapi dengan gerakan sedikit nakal. Entah kebetulan atau memang sudah direncanakan, wanita itu menggunakan pakaian yang lumayan sexy yang mampu mempertontonkan belahan dadanya. Apalagi saat tadi ia membungkuk, tuan Matt bahkan bisa melihat satu bukitnya yang ternyata sama sekali tidak ditutupi dengan bra.

Kalau saja pikirannya tidak teralihkan dengan Chloe pasti Nic sudah akan meminta wanita itu masuk ke ruangannya dan akan mengajaknya bermain kuda-kudaan, apalagi cuaca sedang mendung dan akan sangat bagus jika ia memiliki seseorang untuk menghangatkannya. Hanya saja waktunya tidak tepat karena ia terus terpikirkan Chloe.

‘’Lalu mana Cia?’’Sekretaris itu bingung, ia tidak tau Cia itu siapa.

‘’Maaf tuan saya kurang tau siapa yang tuan maksud.’’

‘’Chloe maksud saya mana Chloe, kenapa malah kamu yang ada disini, aku mau Cia panggil dia sekarang!’’ perintahnya tegas dengan wajah datarnya yang terlihat sedikit menakutkan.

‘’Nona Chloe baru saja resign tuan dan mulai hari ini saya yang akan menggantikannya.’’ Sekretaris barunya sedikit takut, wanita itu bahkan hampir tidak berani menatap wajah Nic.

‘’Resign?.’’ Lalu tersenyum licik.

‘’Kau pikir bisa kabur dariku hanya karena kau tidak lagi bekerja di perusahaan ku?’’

‘’Leo’’ Sambil membawa langkahnya menuju ruangan kerjanya.

‘’Siapkan mobil, sejam lagi aku akan menyusulnya,’’ ucapnya sebelum ia masuk ke ruangannya.

Sejam kemudian, tepat saat Nic keluar dari lift, ia tak sengaja mendengar beberapa karyawan sedang membicarakan Chloe dan Felix yang membuatnya begitu marah.

‘’Apa aku membayar kalian untuk bergosip seperti ini. Leo jangan biarkan pemalas-pemalas seperti mereka ada di perusahaanku lagi.’Meneruskan langkahnya menuju mobil yang sudah disiapkan untuknya. Ia benar-benar marah, sudah berapa kali ia mengatakan untuk tidak bertemu dengan pria lain tapi sekarang Chloe malah mau menikah? Wanita itu selalu saja menguji batas kesabarannya.

‘’Mana dia?’’ tanya Nic saat tidak melihat Chloe di apartemennya.

‘’Tadi nona Chloe mampir ke cafe untuk bertemu dengan sahabat dan….’’ Leo sedikit takut meneruskan ucapannya melihat tuannya yang terlihat sangat marah.

‘’Dan apa? Dia bertemu dengan pria brengsek itu lagi? Berani sekali dia.’’

Saking kesalnya pria itu bahkan menendang udara beberapa kali untuk melampiaskan emosinya.

‘’Antar aku kesana sekarang.’Nic hendak berjalan keluar tapi langkahnya terhenti mendengar informasi yang diberikan Leo.

‘’Nona Chloe sedang di perjalanan pulang tuan, sebentar lagi mungkin sampai.’’

Nic membuang nafas kasar, mendudukan bokongnya di sofa kecil yang ada di apartemen itu. ‘’Keluarlah dan tunggu aku di bawah,’’ suruhnya lagi yang langsung dilaksanakan oleh Leo.

‘’Cia kenapa kau selalu membuatku kesal?’’ geramnya sembari menunggu kedatangan sang wanita.

Tidak sampai 10 menit menunggu, ia mendengar suara pintu terbuka yang kini menampilkan wanita cantik yang dari tadi mengganggu pikirannya. Wanita yang selalu membuat emosinya naik turun, wanita yang selalu membantah dan tidak mau menuruti semua ucapannya.

‘’Tu ... tuan sedang apa kau disini dan bagaimana kau bisa masuk?’’Chloe berdiri diam di tempatnya. Tadinya ia terlalu takut untuk melangkah mendekat, eh tapi tunggu dulu, pria itu bukan lagi atasannya jadi untuk apa ia takut dengan pria brengsek itu, pikirnya dan memberanikan diri membawa langkahnya sedikit mendekat pada Nic yang kini melihatnya dengan tatapan tajam.

Bukannya menjawab pertanyaan Chloe, Nic malah balik bertanya. ‘’Dari mana saja kau, kenapa selalu membantah ucapanku, ha!!’’ Tangannya sudah mencengkram rahang Chloe. Saking kuatnya Chloe hampir kesulitan bernafas.

‘’Le ... Lepaskan aku, sakit.’’ Wajahnya sudah merah padam.

Melihat Chloe yang sudah sangat kesakitan dengan cepat Nic menyingkirkan tangannya dari rahang wanita itu. ‘’Itu hukuman kecil untukmu karena sudah menyepelekan ucapanku.’’

Sementara Chloe, wanita itu terduduk lemas di lantai sembari memegang rahangnya yang sedikit perih. ‘’Sebenarnya apa salahku sampai kau terus mengganggu dan menyiksaku seperti ini?’’ 

‘’Mengganggu? Menyiksa?’’Nic berjongkok di depan Chloe.

‘’Coba katakan bagian mana dari perlakuanku yang menyiksamu?’Memegang dagu Chloe dan sedikit mengangkatnya agar wanita menatapnya.

‘’Kau memperlakukanku semena-mena, memperkosaaku dan meninggalkanku begitu saja, apa kau pikir itu bukan penyiksaan? Kau menyiksa batinku, tau tidak?’’ 

‘’Aku memang memaksamu tapi bukan berarti aku memperkosaamu. Salahkan dirimu sendiri yang sudah berani menolakku setelah membuatku tergoda’’