Terjebak Cinta CEO Dingin

Terjebak Cinta CEO Dingin

Part 1

‘’Nic kamu dimana nak? Pak tolong … tolong temukan putra saya. Saya akan berikan berapapun kalau kalian berhasil menemukan putra saya,’’ tangis wanita paruh baya mendesak pihak kepolisian untuk menemukan putranya yang sudah hilang hampir 6 jam yang lalu.

‘’Jangan khawatir, mungkin putra nyonya dan tuan hanya tersesat saja, kami pasti akan membantu mencarinya. Mohon nyonya tenang dulu,’’ jawab seorang polisi. Para polisi pun mulai bergerak mencari sosok yang baru saja dilaporkan hilang tersebut.

‘’Jangan nangis mom, daddy yakin mereka pasti akan segera menemukan Matt.’’ Sang suami menenangkan dengan mengusap lembut kedua pundak istrinya. Sejujurnya ia juga sangat khawatir hanya saja tidak memperlihatkannya, hal itu sengaja dilakukannya agar bisa memberi kekuatan untuk sang istri yang terlihat begitu sedih.

‘’Ini semua karena kamu dad, seandainya kamu tidak memaksa datang ke negara ini, seandainya kamu tidak memaksa kami ikut ke tempat ini, pasti semuanya tidak akan seperti ini, pasti Nic tidak akan hilang seperti sekarang.’’ Wanita itu menatap suaminya dengan tatapan kesalnya, dia menyalahkan sang suami untuk insiden yang terjadi.

‘’Loh kamu kok jadi menyalahkan aku sih, harusnya sebagai mommynya kamu tuh lebih memperhatikannya bukan malah asyik mengambil foto sendiri dan apa kamu pikir aku mau hal ini terjadi. Kamu pikir aku mau gitu putra kita hilang di taman ini, lain kali kalau bicara tuh mikir dulu,’’ balas sang suami tak kalah kesal, merasa tidak terima dengan ucapan sang istri. Dia juga khawatir sangat khawatir akan putranya, memangnya ia sengaja ingin semua ini terjadi, kan tidak.

‘’Mom-dad kenapa jadi bertengkar sih?’’ protes putri mereka yang sedari tadi menyaksikan kedua orang tuanya berselisih.

‘’Daripada bertengkar mending mommy dan daddy berdoa agar polisi segera menemukan Nic. Saling menyalahkan tidak akan membuat kita menemukan Nic.’’

Tadinya keluarga itu sedang menikmati liburan mereka di salah satu taman terkenal yang ada di Thailand, Taman Nasional Than Bok Khorani, taman dengan luas hampir 100 kilometer persegi. Taman ini menawarkan pemandangan pegunungan batu kapur dan hutan bakau serta air terjun yang menjadi primadona warga lokal. 

*****

‘’Nic mainnya jangan jauh-jauh,’’ tegur daddynya melihat Nic yang berlari kesana kemari mengagumi keindahan yang diberikan taman itu, pria kecil itu membuka pakaiannya, terjun kedalam air segar dan bersih yang sejak tadi menarik perhatiannya. ‘’Ah segarnya,’’ ucapnya setelah mengeluarkan kepalanya dari dalam air, mengibaskan rambut basahnya beberapa kali.

‘’Dad mom, Grace ayo, ini airnya segar banget.’’ Nic melanjutkan berenangnya, karena yang dipanggil malah sibuk sendiri. Mommy dan kakaknya Grace sibuk mengambil foto diri dengan latar keindahan taman itu, sedangkan daddynya sedang berbicara di telepon. Nic berenang ke berbagai sisi air terjun dengan sangat bersemangat, sampai tiba-tiba seseorang menarik dan membungkam mulut dan membuatnya tak bisa berteriak minta tolong.

‘’Ka… kalian siapa, lepaskan aku,’’ teriaknya marah disertai rasa takut. Nic melihat sekitar yang ternyata sudah gelap, entah berapa lama dia tidak sadarkan diri dan siapa pria-pria didepannya ini.? 

Nic bergidik ngeri, memperhatikan 3 pria di depannya. 2 dari 3 pria itu berpenampilan seperti preman. Semakin takut saja pria kecil itu, saat matanya menangkap pistol yang sedang dipegang oleh seorang dari mereka. Nic dapat menebak kalau pria itu adalah pimpinan mereka.

‘’Aku tidak sabar melihat Orlando menangis meraung-raung karena kehilangan putranya.’’ Nic menajamkan pendengarannya, saat mendengar pria itu menyebut nama sang papa. Nic menebak kalau pria di depannya ini mungkin saja adalah saingan bisnis papanya.

‘’Sayang sekali, hidupmu tidak akan lama lagi.’’ Nic gemetar, saat pria itu menodongkan pistol padanya.

‘’Daddy ... mommy... Tolong aku.’’ Nic sudah menangis ketakutan.

‘’Jangan,’’ teriak Nic bangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal sengal dengan keringat yang sudah membasahi tubuhnya. Seperti biasa, tidak pernah sehari pun dia tidak bermimpi buruk. Kejadian naas yang dialaminya 17 tahun silam, kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya itu selalu menghantui dan memberikannya rasa takut yang teramat dalam.

Entah apa yang harus dilakukannya untuk terbebas dari mimpi buruk itu. Sudah mencoba berbagai pengobatan mulai dari obat-obatan dan psikoterapi tapi tidak ada yang membuahkan hasil, ia merasa keadaannya ini cukup menyedihkan dan tidak mau ada yang mengetahuinya termasuk keluarganya.

Ya sampai sekarang, selain psikolog yang menanganinya, tak ada seorang pun yang tau tentang ketakutannya dikala malam hari, tentang dia yang kadang menghindari tidur malam hanya karena takut menghadapi mimpi buruk itu. Bukan tanpa alasan dia menyembunyikan semuanya, Nic hanya tidak ingin orang-orang disekitar menatap kasihan padanya.

Tidak mau kembali tidur, Nic bangun, mandi untuk membersihkan keringat yang menempel di tubuh. Setelahnya dia keluar dan menaiki mobil sport kesayangannya, menuju satu tempat favoritnya, tempat menyenangkan yang bisa menghibur serta membuatnya lupa akan semua mimpi buruk yang dia alami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!