𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬:
Hanya sepenggal kisah seorang pria yang membutuhkan cahaya sebagai harapan nya.
Kisah tentang pria yang di kurung di ruang gelap, karena penyakit mental yang ia alami dan seorang gadis yang tiba - tiba datang sebagai malaikat penolong nya, membawa nya keluar dari kegelapan.
"Memang.. Masih ada cahaya buat gue?"
.
.
"Gue boleh tanya sesuatu?"
"Lo.. Nyata kan?"
"Mereka bilang, semua yang gue denger, liat atau rasakan, semua itu cuma khayalan. Mereka bilang, gue gila."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Kuh123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
[ WARNING ]
1. BANYAK KATA - KATA KASAR.
2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.
3. MAKLUMI TYPO.
4. KOMENTAR YANG SOPAN.
5. HARGAI KARYA PENULIS.
TERIMAKASIH!!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
..."Berusaha untuk tetap waras itu sulit.." -Alvarez Elizabeth....
...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...
"Gue yakin, lo bisa sembuh nanti."
"Intinya, sekarang yang perlu lo tau, gue itu nyata." Ucap Aurel.
"T-tapi mereka bilang, lo ga nyata.."
"G-gue gatau yang mana yang bener.."
Aurel terdiam sejenak, kedua tangan nya terangkat, menutupi kedua telinga Alvarez.
"Ga perlu dengerin yang lain.. Dengerin gue aja."
"Gue nyata."
...----------------...
Setelah semalam Aurel menemui Alvarez, kini ia berada di mansion sendirian bersama para pembantu. Karena, Kinara, Robert dan Renza tengah pergi ke acara perusahaan teman nya.
"Bi, mau kemana?" Tanya Aurel saat melihat bi Siti membawa sapu dan pengki.
"Mau beresin kamar nyonya sama tuan. Tadi, nyonya nyuruh beresin sebelum dia pulang." Jawab bi Siti.
"Oh.. Tapi kan, bibi masih harus bersihin kolam renang?"
"Iya.. Nanti aja lah itu. Bibi harus beresin kamar nyonya dulu."
"Yang lain emang kemana bi?"
"Ujang cuci mobil, Wanda di suruh bersihin kebun nya tuan Renza, Maya lagi nyapu halaman depan." Jelas bi Siti.
"Aduh.. Sibuk semua ya bi. Saya jadi berasa pengangguran."
"Hahaha, gapapa, biar kamu istirahat."
"Istirahat mulu bi, bosen."
"Em.. Sini deh bi, biar saya yang bersihin kamar nyonya sama tuan. Bibi beresin kolam. Gimana?" Saran Aurel.
"Waduh.. Jangan, nanti nyonya tau, nyonya marah."
"Engga lah bi, kan malah bagus. Kerjaan nya jadi cepet selesai. Pas nyonya pulang, semua udah beres."
"Lagian, paling cuma di sapu pel doang kan? Saya bisa kok."
"Emang nya gapapa?" Tanya bi Siti tampak menimbang.
"Gapapa kok! Sini deh." Aurel mengambil alih sapu dan pengki di tangan bi Siti.
"Pokoknya, nanti kamar nya udah beres, udah bersih, wangi." Ucap Aurel meyakinkan.
"Yaudah, awas loh ya, kalau sampai nanti nyonya komplain."
"Siap bi, aman!"
Setelah berhasil membujuk bi Siti, Aurel langsung menuju ke kamar Kinara dan Robert. Dia mulai merapikan kamar Kinara dan Robert, atau lebih tepat nya, membongkar kamar mereka? Entah lah, hanya Aurel yang tau.
...----------------...
Setelah selesai dengan pekerjaan nya, Aurel datang untuk mengunjungi Alvarez.
Alvarez mengunyah lamban makanan yang ada di dalam mulut nya.
"Apa rasa nya? Enak?" Tanya Aurel.
Alvarez tampak berpikir sejenak, "Manis.."
"Hah? Manis? Itu kan kentang balado.." Aurel heran sendiri, masa kentang balado manis? Lagipula, sebelum nya ia sudah memakan makanan yang sama, rasa nya pas.
"Em.. Engga, ini.. asam."
Lagi, Aurel terdiam karena heran sendiri. Tapi, lama - lama ia paham, dengan kondisi Alvarez saat ini. Ia hanya tersenyum kecil.
Mendengar tak ada respon lagi dari Aurel, Alvarez merasa tak enak, takut menyinggung Aurel, "Ini enak.." Ucap nya pelan. Aurel melebarkan senyum nya, "Iya. Kalau gitu habisin."
Alvarez mengangguk pelan, ia mengunyah makanan nya lamban, tampak sambil memikirkan sesuatu.
"Lo mau nanya apa?"
"Kebanyakan nanya, nanti dia risih bodoh."
"Tapi si Varez ini kan penasaran banget."
"Yaudah tahan aja, memang mau kalau dia sampe risih nanti?"
"Iya juga ya, udah lah Varez, gausah nanya - nanya."
Alvarez diam, bingung harus mengikuti pikiran nya yang mana. Ia ingin bertanya pada Aurel tentang pekerjaan nya. Apa dia benar pengawal Renza? Kalau begitu, kenapa? Kenapa ingin membantu nya? Kenapa memberi nya makan? Kenapa bersikap baik begini? Padahal mereka kan tidak saling mengenal.
"Varez, kenapa bengong?" Perkataan Aurel membuyarkan lamunan Alvarez, Alvarez menggeleng. "Gapapa.." Ia kembali melahap makanan nya dengan sedikit terburu - buru.
...----------------...
Aurel menatap ponsel nya, tak habis fikir dengan foto yang di kirimkan oleh Rion barusan. Foto yang di ambil kemarin, saat Rion mengekori Kinara.
Drtt.. Drtt.. Drtt..
Dering ponsel nya terdengar, ia langsung mengangkat panggilan itu. Panggilan dari Alina.
"Kamu udah liat foto yang di kirim Rion?" Tanya Alina dari seberang sana.
"Iya, udah.." Aurel mengusap wajah nya kasar.
"Gimana? Sekarang kamu tau kan, busuk nya dia."
"Iya, aku ga nyangka."
"Karena itu aku bilang, Aurel, jangan percaya orang - orang di situ."
"Iya - iya."
"Bukti - bukti penggelapan dana nya, udah kamu temuin?" Tanya Alina.
Aurel terdiam sejenak, sebelum menjawab. "Belum."
Helaan nafas panjang terdengar dari telfon.
"Tenang aja, kalau aku ketemu, bakal langsung aku infoin."
"Iya.. Yaudah."
Setelah telfon di matikan, Aurel terdiam, berpikir. Dia tidak bohong, bukti penggelapan dana itu memang belum di temukan, tapi ia malah menemukan sesuatu yang lain. Tapi, ia masih harus menyelidiki nya lagi.
.
.
.
...•BERSAMBUNG•...
