Aaron Dixon Destawara Adiyaksa, adalah laki-laki dingin berwajah tampan itu adalah CEO DDA Group. Dia cucu dari seorang konglomerat yang banyak menyukainya dan mengaguminya.
Alya Dinara Austin, gadis yang melamar jadi pelayan di rumah Aaron.
"Kenapa kamu mau jadi pelayan?"
"Hanya butuh pekerjaan."
"Pelayan itu pekerjaan rendahan."
"Tidak mengapa, pekerjaan apapun itu baik dan hasilnya uangnya juga halal."
Akhirnya Aaron menerima Alya sebagai pelayan di rumahnya untuk melayani dan mengurus kakeknya yang sedang koma beberapa bulan. Awalnya pelayan biasa, tapi lama kelamaan jadi pelayan yang dapat di percaya. Bahkan di senangi oleh sang empunya rumah.
Apakah ada percikan cinta antara Aaron dan Alya? Simak kisah mereka yang penuh intrik dan misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Minta Bantuan Aaron
Akhir-akhir ini Aaron sangat sibuk karena banyak pekerjaan yang masuk. Belum lagi dia harus bolak balik ke Singapura untuk menjenguk kakeknya yang sudah di rawat satu minggu lalu.
Nyonya Ratih dan anaknya Nima selalu datang dan bertanya pada Aaron, kemana tuan Adiyaksa di rawat. Dan tidak ada yang memberitahu, karena memang Aaron dan pak Gun tidak memberitahu siapa pun tak terkecuali para pelayan di rumah itu.
"Titi, kamu paling dekat dengan pak Gun. Kamu tahu di mana papa di rawat?" tanya nyonya Ratih.
"Saya tidak tahu nyonya, pak Gun tidak memberitahu pada saya," jawab Titi.
"Jangan bohong kamu! Kalau bohong kamu di pecat!" ucap Nima mengancam Titi.
"Benar nona, saya tidak tahu. Yang tahu itu tuan muda, pak Gun juga sepertinya tidak tahu di mana tuan besar di rawat," kata Titi.
"Mustahil pak Gun tidak tahu, dia itu tangan kanannya papa. Aaron juga pasti mempercayainya juga," kata nyonya Ratih.
"Ya kalau nyonya tahu pak Gun kepercayaan tuan besar dan tuan muda, kenapa tidak tanyakan sendiri saja sama pak Gun," kata Titi.
"Ck, pembantu tidak becus. Di tanya malah suruh balik tanya, kamu itu kerjanya apa sih?!" tanya Nima kesal pada Titi.
"Banyak nona, memasak, pergi ke pasar, kadang membersihkan rumah. Banyak pokoknya," jawab Titi dengan santainya.
"Haah, sudah jangan sebutkan lagi. Capek ngomong sama kamu!" ucap Nima kesal.
Dia pun pergi, nyonya Nima menyusul meninggalkan Titi yang cemberut.
"Tadi tanya, di jawab malah marah-marah," ucap Titi.
"Ada apa mbak Titi? Kok ngomong sendiri?" tanya Reni menghampiri.
"Tuh, dua orang sok berkuasa. Tadi tanya kerjaanku apa, lha aku jawab memasak, mencuci, menyapu, membereskan rumah. Eh, mereka malah marah. Salahku di mana?" tanya Titi.
"Salah mbak Titi meladeni mereka," kata Reni sambil berlalu, Titi mengejar sampai ke dapur.
Sementara itu, nyonya Ratih mencoba ingin masuk ke dalam ruang kerja Aaron. Tampak kepalanya celingak celinguk hati-hati agar tidak ada yang tahu dia masuk ke dalam ruang kerja Aaron.
Tapi sialnya, pintunya terkunci. Dia mencoba menaik turunkan handle pintu tetap saja tidak bisa di buka.
"Ish, kenapa terkunci? Apa jangan-jangan di dalam ada rahasia yang di sembunyikan? Aah, aku dengar uang hibah itu di kembalikan oleh gadis itu. Baguslah, uang itu aku akan memintanya pada Aaron. Aku yakin Aaron akan memberikannya, ya meski nanti banyak drama yang harus aku mainkan," ucap nyonya Ratih.
"Mama sedang apa?" tanya Nima.
"Pintu ruang kerja kakakmu terkunci, mama ingin masuk tapi tidak bisa," jawab nyonya Ratih.
"Mau apa mama masuk ke dalam?" tanya Nima lagi.
"Ck, kamu tidak ngerti jangan tanya terus," ucap nyonya Ratih.
Dia berlalu pergi setelah tidak bisa membuka pintu ruang kerja Aaron. Nima pun mengejar, mereka keluar lagi dari rumah itu.
_
Aaron sibuk di kantor, kadang dia tidak pulang karena di rumah pak Gun tidak ada. Kepala rumah tangga itu sedang berada di Singapura menemani kakeknya.
Mata Aaron tertuju pada ATM tergeletak di mejanya, menarik napas panjang kemudian mengambilnya.
"Apa gadis itu tidak butuh uang? Kenapa dia tidak mau menerima uang pemberian kakek dan rumah dariku?" gumam Aaron.
Saat sedang memikirkan Alya, pintu tiba-tiba di ketuk. Aaron memasukkan kartu ATM itu di laci meja, melihat pintu terbuka. Tampak tuan Jerry masuk dengan membawa berkas di tangannya. Aaron berdecak kesal, dia menatap tajam pada pamannya itu.
"Aaron, kamu sibuk?" tanya tuan Jerry langsung duduk di depan laki-laki itu.
"Setiap hari aku sibuk, apa om tidak bekerja? Pagi-pagi sudah ada di sini," ucap Aaron ketus.
"Kamu selalu ketus padaku, apa salahku?" tuan Jerry bertanya.
"Ck, apa salah om? Bukankah om yang memenjarakan gadis itu dengan mama? Alya, gadis itu yang om laporkan ke polisi," ucap Aaron.
"Karena dia mau meracuni papa, dan sekarang papa kamu sembunyikan entah di mana. Atau jangan-jangan kamu sembunyikan juga gadis itu dengan papa? Heh, aku dengar kamu membebaskan gadis itu," ucap tuan Jerry.
"Itu urusanku, dan lagi aku tidak mengerti kalian malah bersekongkol memenjarakan Alya tanpa bukti yang jelas," ucap Aaron.
"Sudahlah, jangan di bahas lagi. Dia sekarang sudah bebas kan? Aku kesini hanya ingin minta tolong sama kamu," kata tuan Jerry.
"Kalau sudah terdesak om datang padaku," ucap Aaron lagi.
"Ini masalah hotel Aaron, bukankah hotel itu masih atas namamu? Papa hanya menyerahkan hotel itu untuk aku kelola selama dua tahun, kalau dalam dua tahun itu ada perkembangan hotel itu jadi milikku. Dan kali ini aku minta padamu, ini demi hotel Kencana Bali, Aaron," kata tuan Jerry lagi.
"Apa masalahnya? Apa hotelnya mengalami penurunan pendapatan lagi?" tanya Aaron, dia mencoba untuk mendengarkan kesulitan pamannya itu.
"Bukan, hotel baik-baik saja. Tapi menjelang upacara adat di sana, pastinya banyak sekali turis-turis asing dan domestik yang akan berkunjung untuk melihat upacara adat itu. Makanya aku ingin membuat kerja sama dengan perusahaan travel, dan perusahaan yang banyak di kunjungi dan di minati oleh masyarakat itu travel Holiday Care. Aku minta bantuan untuk meminta kerja sama itu," kata tuan Jerry.
"Paman juga bisa kan? Bukankah kerja sama selama ini paman yang lakukan dengan perusahaan lain?"
"Ya, tapi aku sudah mengirim proposal ke perusahaan itu beberapa bulan lalu, tapi belum dj tanggapi. Sekretarisku mengirim email beberapa kali tapi jawabannya masih di pelajari oleh pimpinannya," ucap tuan Jerry lagi.
"Holiday Care?"
"Ya, perusahaan ternama itu. Dan katanya pimpinannya itu seorang perempuan, entah lupa siapa namanya dan dia masih muda. Sombong sekali perusahaan itu tidak mau bekerja sama dengan hotel kita," ucap tuan Jerry mendengus kesal.
Aaron diam, sepertinya dia memang tahu perusahaan travel itu. Dan kemarin pak Gun mengurus semua keberangkatan kakeknya ke Singapura.
"Aaron, tolong om kali ini. Om janji akan berlaku baik dan menjalankan bisnis hotel dengan baik, om tahu kamu tidak suka dengan om menjadi pimpinan hotel Kencana Bali," ucap tuan Jerry.
Aaron berpikir panjang, dia sebenarnya kasihan tapi perbuatan anaknya, Jordi yang melecehkan Alya sungguh dia marah sekali. Tapi, bisnis hotel dan vilanya juga harus berkembang juga.
"Baiklah, apa yang om inginkan?" tanya Aaron.
"Tolong temui CEO perusahaan travel itu, dan minta kejelasan proposal kerja samanya. Kamu bisa mengancam dia kalau tidak mau kerja sama, bisa kamu beli sahamnya. Perusahaanmu itu besar, bisa membeli saham Holiday Care," ucap tuan Jerry lagi.
"Aku pikirkan dulu om," kata Aaron.
"Tolong Aaron, upacara adat akan di laksanakan dua bulan lagi. Setidaknya kita butuh iklan dan kerja sama dengan perusahaan travel itu."
"Ya, aku akan lakukan."
"Terima kasih Aaron."
_
_
******
si ratih pasti ngundang si samangka 😅