NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

006 — Mabuk

“Mamas saya Mbok, Mbok kenal dia’kah?” tanya Kahis lagi membuat Mbok Nur menggelengkan kepalanya kuat lalu mengambil minum, menegak airnya hingga kandas.

“Carlio salah paham, Nduk.”

Kahis langsung berpikir keras mengenai pernyataan Mbok Nur tentang Carlio, kenapa dengan lelaki itu? Salah paham apanya, dengan dirinya sendiri?

“Aduh enggak usah repot-repot, Nduk. Pasti sudah lelah sekali sama Mbok tadi,” tolak Mbok Nur halus, Kahis tidak mengiyakan tolakan Mbok Nur dan tetap saja membereskan peralatan makan di atas meja.

“Mbok, terima kasih banyak ya,” ujar Kahis kepada Mbok Nur saat wanita ada di sebelahnya, wanita paruh baya itu seketika menoleh pada Kahis.

“Alah gadis, terima kasihnya kaya kamu mau pamitan gitu?” tanya Mbok Nur seakan menerka Kahis, padahal Mbok Nur juga hanya bercanda namun di hati Kahis seperti beda.

“Enggaklah Mbok, Kahis terima kasih sekali sama Carlio juga,” gumam Kahis yang ditanggapi anggukan mantap Mbok Nur.

“Udah udah ah, sana pergi ke kamar lalu tidur,” ajak Mbok Nur yang kini sedang sibuk membuat susu panas, membuat Kahis berpikir lagi. “Loh, kenapa diem? Mau Mbok bikinin susu panas juga, Nduk?” tawar Mbok Nur menawarkan Kahis, gadis itu menggelang cepat.

“Buat siapa itu Mbok?” tanya Kahis ingin tahu, Mbok Nur langsung tersenyum menatap Kahis.

“Buat Masmu, Carlio. Dia enggak suka kopi katanya bikin pusing enek,” kekeh Mbok Nur ditanggapi anggukan Kahis.

“Tolong, Nduk. Kamu aja antarkan ke ruang kerja dia, pasti udah nungguin banget,” pinta Mbok Nur langsung memberikan secangkir susu sekalian dengan tataan gelas.

Kahis tersenyum kikuk, “Ruang kerjanya di mana?” Mbok Nur langsung terkekeh lagi seperti mendengar pertanyaan lucu.

“Di sebelah kamar kamulah, masa enggak tau, Nduk?” sahut Mbok Nur, Kahis hanya bisa menyengir. Bisa-bisanya Kahis baru tahu itu.

Sebenarnya Kahis sedikit gugup, terakhir kali ia mengantarkan kopi pada ayahnya malah cangkir sekalian kopi panasnya terlempar ke arahnya. Sialan, apa Carlio juga tiba-tiba akan seperti itu?

Kini Kahis tengah berada di depan pintu ruang kerja milik Carlio. Kahis memberanikan diri, kenapa dia? Tidak biasanya Kahis seperti ini, biasanya tanpa peduli.

Kahis mengetuk pintu ruangan itu sekali, tanpa balasan. Ketukan dua kali, tiga kali dan berkali-kali tanpa balasan juga. Kahis menghela nafasnya, jemarinya membuta handle pintu pelan-pelan mengintip sedikit demi sedikit ruangan yang hanya mengandalkan lampu temaram.

Fokusnya jatuh pada lelaki yang tengah duduk berkutat di meja besar, hanya terlihat setengah kepalanya karena tumpukan kertas tebal bisa menutupi tubuhnya yang besar. Apa yang dia lakukan? Carlio mengalihkan atensinya pada Kahis, lelaki itu terlihat tampak mengintip dari sela-sela tumpukan kertas dengan ekspresi terkejut. Seperti berusaha mengabaikan, Carlio melanjutkan menuliskan beberapa tulisan pada selembar kertas.

Gemas.

Kahis melangkahkan kakinya perlahan, sembari membawa secangkir susu yang membuat Carlio sulit fokus dengan topik di kertasnya. Kahis meletakkan secangkir susu itu hati-hati di atas meja, Kahis dengan rasa penasaran sedikit mengintip isi beberapa kertas.

Gadis itu memutuskan duduk, berhadapan dengan Carlio yang berusaha seolah tidak ada dirinya. Kahis mengambil selembar kertas yang berada di tumpukan paling atas. Isi tulisannya berbahasa Belanda yang bisa Kahis pahami, semua ini karena Giricokro yang mengajarkannya.

Memuat tentang rekap aset yang dimiliki sebuah daerah yang sedang diurusnya, hasil pertanian dan perkebunan yang dihasilkan, tagihan pajak dan pajak yang diterima, lapiran masalah-masalah penduduk yang dihadapi yang nantinya akan dilapor pada daerah pusat. Semua kertas yang ada selebihnya berisikan demikian.

Carlio dengan buru-buru mengambil cangkir susu itu, berusaha menenggaknya langsung dengan begitu terburu-buru. “Panas shh,” keluhnya mengibaskan tangan berkali-kali dengan bibir yang tampak memerah.

“Mau kuambilkan air minum?” tawar Kahis yang hanya dibalas gelengan, lelaki itu masih tetap berusaha menghiraukan Kahis.

“Mau kubantu?” tawar Kahis lagi dengan tanggapan yang sama hanya dibalas dengan gelengan oleh lelaki itu.

“Bolehkah aku membantu mengecapnya?” tawar Kahis lagi dan lagi dibalas gelengan oleh Carlio, hingga ia kesal sendiri terpaksa merebut selembar kertas yang menjadi fokus Carlio.

“Kembalikan, Nona,” pinta Carlio dengan nada rendah, matanya itu tampak sayu.

“Aku tidak suka dihiraukan,” dengus Kahis membuat Carlio menghela nafasnya.

“Pergilah ke kamarmu lalu tidur,” titah Carlio membuat Kahis mendengus kesal, masih memegang kertas milik Carlio tanpa ingin mengembalikannya.

“Tidak mau,” sungut Kahis menolak.

“Kenapa? Mau mendengarkan dongeng dan pelukan dariku agar Nona bisa tidur?” tawar lelaki itu membuat Kahis langsung dengan mata menyala dan berkacak pinggang kemudian melemparkan selembar kertas itu pada Carlio.

Kahis melangkahkan kakinya pergi dengan kaki yang dihentak-hentak. “MENYEBALKAAAN!” teriak Kahis langsung berlari dari ruangan kerja, meninggalkan Carlio yang terkekeh geli tanpa henti lalu beberapa saat ia tersadar dan memegang keningnya.

***

Tampaknya Indra meluapkan emosinya sangat meletup-letup, angin melaju sangat cepat seakan ingin menerbangkan benda-benda. Tirai-tirai tertiup angin sangat kencang, gerumuh petir saling menyambar di atas langit.

DUARR!

Kahis terlonjak berkali-kali saat setiap petir seakan ingin meledakkan Bumi, bahkan tanah juga terasa bergetar. Niatnya untuk tertidur ia urungkan kemudian beranjak dari ranjangnya. Kahis hanya membalut dirinya dengan kemben yang memperlihatkan sedikit gumpalan payudaranya di bagian atas dan jarik di pinggangnya karena merasa tak nyaman berlama-lama menggunakan gaun selutut.

Kahis menatap jendela yang menembuskan penglihatannya pada langit yang menyala-nyala oleh petir. Kahis menyentuh embun di jendela yang kesekian kali menetes, sangat dingin. Hujannya sangat begitu lebat, hingga Kahis tak bisa melihat secara jelas bagaimana bentukan alam.

Tok tok

Tok tok.

Kahis terkejut mendengar ketukan keras dari pintu kamarnya, berkali-kali terdengar keras. “Kenapa, Mbok?!” tanya Kahis dengan sedikit berteriak, tanpa sahutan juga.

Tok tok.

Karena penasaran dan takut terjadi sesuatu pada Mbok Nur, Kahis segera melangkahkan kakinya cepat. Membuka kunci pintu dan spontan membuka pintunya lebar, Kahis terhenyak.

Lelaki itu dengan kondisi yang tidak baik-baik saja. Wajah kusut dengan matanya yang sayu, rambut yang berantakan terlihat lepek, bertelanjang dada hanya mengenakan celana panjang. Lelaki itu menggetarkan bibirnya menahan tangis, menjatuhkan tubuhnya pada Kahis kemudian terisak kecil.

Kahis berusaha melepaskan pelukan Carlio akan tetapi Carlio menahannya dengan mengeratkan pelukan. “Jangan tinggalkan aku,” cicit Carlio ragu.

Kahis terkejut, bagaimana bisa dia tahu? “Jangan tinggalkan aku, ibu.”

Kahis segera memeluk dengan erat Carlio, mengusap-usap punggungnya lalu menepuknya berkali-kali. Baru disadari olehnya badan Carlio basah dan dingin, dari mana lelaki ini? Tubuh kecilnya tak kuat menahan badan besar Carlio yang hampir menenggelamkan dirinya.

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!