NovelToon NovelToon
Lotus Age: A Crown Prince

Lotus Age: A Crown Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dunia Lain
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nil Caryo

(Fiksi belaka!! )
Kota Jayakarta yang tengah hancur karena lepasnya sang tirani Cyborg yang menginginkan dunia dystopian di dalam genggamannya kini telah hancur sepenuhnya.

Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Annara, gadis yang genap berumur 18 di tahun ini, 2227. Dengan bakatnya untuk mengatur molekul dan meledakkan para cyborg, kesempatan itu tak ia lepas untuk kudeta parasit yang menyebalkan.

Tapi, kenapa hasilnya malah seperti ini?

Kini pemimpin sementara kiamat masa depan itu menyusut dan kehilangan raganya, kenapa ia harus menjadi Akira dan menjalani alur yang melenceng.?

Ada apa pula dengan sistem irem yang menyebalkan ini?

Kenapa pula ia disatukan dengan Azalea, Kai, white rose? Bangkit dengan nama Bunga dan bukan dengan kebahagian kecilnya atau karismanya, si kode berjalan?

Saksikanlah Perjalanan Annara sebagai Crimson, neraka ini sebatas perebutan tahta saja bukan? kan? Bagaimana caranya Akira menaikkan Han yang telah tiada pada tahta keturunan pahlawan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nil Caryo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

"bentar, apa itu alur?", tanya Kai dengan artikulasinya yang terlalu jelas, tanpa ia bilang begitupun semua orang disini telah memikirnya dengan persis.

Di sini semua orang mengalami hal yang sama.

Yah, ini berbeda dari yang sebelumnya. Sebelum ini mereka selalu mendengarkan suara informasi sistem yang berbeda di telinga masing masing.

--tring, tolong upgrade dulu.

Kini suara asing itu bergema lagi, suara asing yang tidak seperti manusia atau pria betulan itu menjadi memuakkan setelah ini di setiap balasannya.

"upgrade??", ucap Kai dan Azalea secara bersamaan saking herannya.

Crimson menoleh untuk melihat reaksi white yang sedari tadi diam saja.

"Wajahnya serius sekali, apa yang sedang dia pikirkan?", Crimson bertanya dalam hati.

Memang sih, wajah yang seperti itu... Walau orang asing pun, akan menarik simpati.

"ok.. Sistem, kami harus apa untuk mengupgrade mu?", tanya Crimson yang ia tuju pada sistem.

Berbeda dengan hampir semua orang disini, Crimson yang sudah berpengalaman dengan Ai, asisten atau semacamnya ini jadi interaksi utama dengan Sistem.

--tring, jalankan misi terakhir tutorial: berkenalan.

"berkenalan, kayak anak TK saja", kata white spontan.

Crimson jadi mendapatkan ide cemerlang, dia ingin mendengarkan cerita white lebih dulu.

"TK itu apa?", tanya Kai dan Azalea lagi serempak.

"tapi, yah, ini kekanak Kanakan sekali"

"kenapa? Aku suka berkenalan"

"gimana kalau Akira bangun nanti?"

--tring, Akira,,,, sedang dalam suatu masa kritis.،،,,,

"loh,,,?,,,,,,,,!", Crimson terkejut mendengarnya, kalau begitu ia harus menghabiskan waktunya di sini dengan para jiwa, ia juga khawatir akan nasib tubuh ini saat bangun nanti.

"baiklah, siapa duluan?", tanya Crimson yang berinisiatif.

"Sakur- maksudnya ehehk, Kai! Kau lanjutkan yang kemarin, belum selesai kan?"

Semuanya langsung meluncur, manik mata semua orang pada dua berlian merah yang menempel di kedua mata Kai yang putih. Kalau saja Azalea tidak menanyakannya.

"udah", jawab Kai singkat, padat, dan jelas.

"maksudnya ditakuti itu gimana, aku gak terlalu paham", ucap azalea sembari menaruh satu jarinya di belakang kepalanya.

"aku juga gak ngeh", kata white spontan lagi.

"ngeh?", kali ini Crimson pun ikut heran.

-tring, giliran sakura!

Setibanya kata kata kaget menghampiri Kai, kita tahu apa yang akan terjadi.

Tapi, alih alih mengatakannya Kai terlihat komat kamit akan sesuatu.

".."

"kenapa Kai?"

"aku gak bisa ngomong kasar"

"syukurlah", ucap semua orang selain Kai.

"apa?"

"tidak apa apa, kamu mau cerita apa lagi?", tanya azalea pada kai.

"haish.. Aku harus memberitahu hal yang sangat besar, terkhususnya pada kalian.", ucap Kai sembari bergaya seakan akan ia sakit kepala.

"itu.. Aku bisa mengerti, sepertinya aku juga tidak akan memperkenalkan diri pada siapa siapa, tapi sudah terlanjur begini.", ucap Azalea lagi.

 "Sepertinya kita yang akan tinggal bersama sangat lama ini tidak boleh menyembunyikan apapun." Usul Crimson.

Setelah beberapa saat yang cukup hening, Kai mulai memantapkan hatinya untuk bercerita.

"okey.. Perkenalkan lagi, aku Kai. Aku tidak ingat nama belakangku, aku hidup dan tumbuh besar di sebuah sekte ajaran tao bernama hwasan"

"kayaknya aku pernah mendengar itu", ucap white lagi secara spontan.

"benarka"

"di buku novel"

"yah, aku belajar dan belajar sangat giat di sana sehingga akhirnya aku berhasil menjadi pendekar pedang yang terkenal."

Crimson yang mendengar itu sedikit mengukir senyum di bibirnya, beginilah ia kalau menemukan orang yang berguna.

"Aku tidak ingat semuanya, kalau tidak salah aku bertemu dengan keluargaku dan sepertinya.. pada akhirnya malah dinikahkan.", ucap Kai dengan ragu ragu.

"yah?", yang mendengarnya mengangkat setidaknya satu alis.

"tapi sepertinya itu bukan semuanya, kalian juga tidak seperti ingat semuanya kan?", Kai sedikit mengelak, ia juga tidak terlalu menyukai kenyataan ini yang tersimpan pada nya, si pecahan merah muda.

"aku merasa semuanya seperti ilusi", lanjutnya.

"aku tidak ingat apa apa", ucap white spontan.

"wah"

Sementara itu para jiwa yang lain menanyakan nasib Kai dan keadaan white yang hilang ingatan total kalau saja ia tidak bisa spontan 'melucu' seperti itu, Crimson masih kepikiran dengan sikap Kai selama ini.

"itu benar, kepribadiannya tidak seperti orang yang tumbuh dengan baik di rumah orangtua penuh kasih sayang", pikirnya.

"aku sudah selesai", ucap Kai lagi dengan artikulasinya yang tajam.

Tapi semua orang diam saja dan pelan pelan mengalihkan tatapannya.

"apa dia sedang membicarakan orang lain?", pikir Crimson.

"ah, itu aku"

Crimson mulai mencari cari kata kata yang bagus untuk memperkenalkan dirinya, sepertinya ini sudah sangat lama tidak ia lakukan.

"aku adalah seorang anak dari keluarga..", Crimson menggelengkan kepalanya.

 Jika ia mengatakan itu, maka hanya ada satu hal yang bisa jadi pelengkapnya

'pengembang teknologi maniak'

"hmm, itu seperti tidak terlalu tepat", gumamnya.

"apa saja, kami akan mendengarkanmu", kata kata itu menjadi kejutan besar saat keluar dari mulut Azalea.

Dan itulah yang malah menjadi pendorong bagi Crimson untuk menyelesaikan kalimat kalimatnya yang masin ia susun dalam kepala nya yang kecil itu.

"yah, jadi saat aku berumur 14 tahun dunia menjadi kiamat dengan penemuan baru manusia", ringkasnya.

"kiamat?"

"yah, tapi itu hanya terjadi di kotaku saja. Di luar orang orang hidup enak seperti biasa, dari balik dinding Jayakarta..", ucap crimson sedikit lambat, mengimbangi kerja otaknya yang berusaha mencari ingatan yang tak ada, setidaknya pada raga yang asli ada.

"itu pasti berat sekali Crimson, kau sudah seperti itu saat umurmu belasan?", tanya Azalea.

"bagaimana kau bisa bertahan?" tanya Kai.

"kiamat itu apa sejenis penyakit?" tanya white.

"bukanlah, i*****"

"itu bunyi apa", tanya azalea yang bisa mendengar bunyi 'pip' tepat setelah Kai membuka mulutnya.

"hahahah, dia di sensor", white menertawakan.

"akh.. Giginya silau!", seru Crimson dalam hati.

"sensor itu apa?", tanya Azalea lagi.

"gak tau, kepikiran aja"

"kau bisa mikir, ku kira kau cuma bisa bingung, kau selalu bingung seperti i*****", kau berulah lagi.

"hahahaha"

Apa saja yang terjadi, sekarang ada white rose dan Kai yang sedang menunjukkan giginya yang lebih putih lagi, tentu saja ia jadi lebih bersinar dan lebih terang.

Dan ketika ada sesuatu yang bersinar, entah kenapa jiwa merah tua yang sok trust issue ini tertawa(?), atau setidaknya kita akan menghitung giginya yang begitu rapi dan kecil.

"lanjut, ya, benar, ada penyakit bernama cyborg yang menyerang orang seperti parasit", jelas Crimson lagi.

"ih, itu mengerikan", ucap mereka semua serempak tanpa terkecuali.

"setelah itu?", tanya Kai.

"ah.. Sepertinya aku terlalu fokus ngoding, eh, belajar hingga mati muda. Aku tidak ingat bagaimana aku meninggal.", ucap Crimson dengan menyesuaikan bahasa Semua orang yang tumbuh besar tanpa peradaban modern.

"ah.. Begitu"

"bagaimana cara si merah ini belajar saat kiamat?", pikir kai.

"Sekarang tinggal satu orang", ucap Crimson.

"duh, aku tidak tertarik sama cerita orang jelek ", timpal Kai.

"apa? asal kamu tahu saja. Wajahku ini tidak jelek", Azalea menyangkalnya.

"oh begitu? Kalau begitu bukalah perban yang menutupi seluruh wajahmu"

"aku akan melakukannya, setelah waktunya tepat"

"oh, aku mengerti"

"mengerti apa?"

"kau terlalu jel-"

"aku adalah seorang dokter", Azalea memulai perkenalannya.

dilanjut reaksi ketiganya yang kurang percaya, "oh.."

"dan aku lupa alasannya tapi aku berkelana ke seluruh dunia untuk mendapatkan obat", lanjut Azalea.

Azalea pun diam lagi sejenak, sepertinya ia butuh waktu untuk mengatakan kelanjutannya.

"itu keren! Aku selalu ingin keliling dunia saat aku masih kecil.", white menyela lagi dengan spontan.

"oh, white, kamu ingat sesuatu?", tanya Crimson antusias.

"aku tiba tiba saja ingat..."

"aku tidak ingat"

"yah, baiklah. Aku tumbuh besar di tanah yang gersang di Babilonia, gurun pasir, setidaknya untuk sekarang.."

"Tolong anggap saja itulah alasanku mengenakan penutup wajah", ucap Azalea lagi mengakhiri pengenalannya.

Semuanya berpikir, "oh, ini sudah selesai", tapi kenapa sistem nya tidak mengakhiri misi ini?

"white, mungkin kau juga harus cerita", ucap Crimson mencoba memberikan solusi..

"apa? Bagaimana caranya?", tanya white ikut bingung.

"sedikit saja", pelasnya, "bagaimana keluarga mu?"

"Aku tinggal bersama paman besar", jawab white dengan spontan lagi, sehingga ia sendiripun kaget dengan jawabannya.

"wah, aku suka sekali anak cantik", pikir Crimson.

"hmm, apa hobimu?", tanya Azalea ikut membantu.

"memotong buah", jawab white lagi, lagi secara spontan.

Hmm, apa kurang ya?", timpal Kai?

"sistemnya belum jalan juga",

"hei, mungkin itu karena dia sedang update, jadi butuh waktu lama", ucap crimson pada seluruh 'kru' jiwanya.

"oh, apakah sistem juga naik level", Tanya Kai dengan gaya bahasa yang ia usahakan sama dengan Crimson.

"haha, yah, sama seperti itu", ucap Crimson tersenyum dengan lancar.

Seperti itulah mereka menunggu secangkir teh hangat untuk diminum bersama, yang nampaknya tak akan pernah di sajikan.

"Ada Hal yang ingin aku tanyakan", Semuanya berucap bersamaan, rupanya pertanyaan itu untuk Azalea.

"kata kan saja bersamaan", kata Azalea dengan sikap yang serius.

Dan mungkin tak harus ada yang percaya, mereka datang kesini saja merupakan sebuah keajaiban. Tapi sifat para jiwa yang berubah ubah menjadi perangai tersendiri dalam pembicaraan ini.

"dari mana kau mendapatkan dendeng?!", Crimson, white, Kai khususnya ingin tahu dari mana potongan daging wangi itu ia dapatkan kalau buka dari shop sistem.

Azalea disisi lain ruangan ini malah tertawa, ia dengan riang dan senang hati menjawab, "dari..."

"apa!!?"

Semua orang kini cukup terkejut, siapa sangka itulah awal mula dari dua potong daging yang baru saja tadi dimakan oleh Kai.

Azalea membawa mereka pada sebuah ujung tebing di domain gurun pasir, semuanya tanpa terkecuali tak bisa melepaskan pandangannya dari sana selama beberapa menit.

"oh.. Begitu", gumam Kai.

"itu hebat, dari mana kau dapat ide seperti ini?", lanjut crimson.

"itu bisa saja, aku sepertinya belajar saat kecil masih tinggal di gurun.", Azalea menjawab dengan sedikit malu malu, bebatuan padat yang di sembunyikan pasir sedikit retak.

"oh, ya, kau juga seorang dokter kan?", Ucap Crimson .

Azalea memiringkan kepalanya, sedikit tidak setuju dengan pernyataan itu.

"ehem", Kai berdehem, "aku tidak kepikiran tentang cara ini".

"keren", gumam white sedikit telat.

Di bawah, di mana mereka semua melihat, ada sebuah kaktus raksasa yang ikut ikutan mendongak ke atas.

Azalea membawanya pada bawah tebing di mana tidak ada cahaya matahari, air menetes dari ujung tebing terus menerus dan kaktus itu tidak bisa menggapai mereka.

Lama kelamaan kaktus itu membusuk, dan jika dilempar batu saja mereka sudah lembek.

"Daging kaktus di sini mirip sekali dengan daging sapi", Azalea berkomentar.

"sepertinya ini bisa menjadi cara alternaltif jika kita harus terus berada di dimensi ini, yang kita tidak tahu ada di mana", gumam Crimson.

"kalau bukan kaktus sepertinya tidak akan seperti ini", timpal Azalea.

Mereka menengok jauh ke depan, di pusatkan oleh batas aman, tanaman seperti kaktus, mawar, bunga bunga lainnya dan pohon yang paling besar adalah sakura.

"ada banyak tanaman- lebih tepatnya monster lain yang menunggu ide kita", kata Crimson sembari membersihkan debu yang menempel di bajunya dan meluruskan kaki.

"betul, akan susah sekali menghadapi pohon sakura", celetuk Azalea, posisi duduknya ikut ikutan dengan Crimson.

"jujur kenapa harus sakura sih?", timpal Crimson.

Keduanya yang sedari tadi berbincang itu melirik pada Kai, seakan akan mereka bilang "sakura itu kan kamu".

"hiks", Kai diam saja dan tetap mengintip kaktus yang tadi.

White yang sedari tadi hanya bengong saja di sebelah Kai menengok ke arah Kai, ia menghampiri Kai dengan wajah ceria.

"Kai, Kai", katanya seperti anak kecil.

"whi-white, kau kesini untuk menenangkan aku?", ucap kai sedikit terharu.

"teknik 24 pedang plum', hiyah", ucap white tanpa rasa bersalah.

Ia memegang ranting pohon dan memeragakan teknik yang ia sebutkan, ia lihat entah dari mana itu.

1
tesya sa'adah
good job.... /Good/
sebut saja flow
jadi penasaran sama kelanjutan nya
sebut saja flow
wah...
keren banget kk
zichani
keren abis deh nih karya /Smile/
tesya sa'adah
ceritanya bagus.. bahasanya juga keren, sedikit berat tapi masih mudah dicerna.. ada puitis nya, ada misteri nya. paket komplit untuk novel fantasi.. good job dan pertahankan ya...
Pena dua jempol
aku tinggalkan 1 iklan kak. maaf koin dan poin ku habis.
nanti aku kesini lagi.
semangat berkarya.
jangan lupa mampir di cerita aku 🫰🏻❤️
Ai
Semangat berkarya, Thor
Raksha: Terimakasih kak, kudukung karya mu juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!