NovelToon NovelToon
Tangisan Hati Istri

Tangisan Hati Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cicih Sutiasih

Bayangan indahnya hidup setelah sah menjadi seorang istri, tidak dirasakan oleh Mutia Rahma Ayunda, ternyata ia hanya dijadikan alat untuk mencapai ambisi suaminya , Rangga Dipa .
Setelah menikah, Rangga yang berasal dari keluarga kaya,berusaha mewujudkan semua mimpinya untuk memiliki fasilitas mewah dengan mengandalkan istrinya. Rangga hanya menafkahi Mutia dengan seenaknya, sebagian besar uangnya ia pegang sendiri dan hanya ia gunakan untuk kepentingannya saja, Rangga tidak peduli dengan kebutuhan istrinya. Sampai mereka dikaruniai anakpun, sikap Rangga tidak berubah, apalagi ia masih belum bisa move on dari mantan pacarnya, Rangga jadi lebih mengutamakan mantan pacarnya dari pada istrinya.
Kehidupan Mutia sering kali diwarnai derai air mata. Mampukah Mutia bertahan, dan akankah Rangga berubah?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cicih Sutiasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Akan Bertahan

"Coba deh, sekarang Mas Rangga pake bajunya, kita pitting juga", Mba Dewi menyerahkan satu set pakaian pengantin pria kepada Rangga.

Rangga menatap Mutia, lalu segera mengambil baju yang disodorkan Mba Dewi, dan ia pun segera menuju kamar pas.

Sementara Mutia kini sedang di rias oleh asisten Mba Dewi.

Rangga tampak memandangi baju pengantin yang kini sudah ada ditangannya. 'Haruskah ini?, pakaian ini yang nantinya akan membelenggu seumur hidup bersama dia, wanita yang baru aku kenal', batin Rangga bicara.

"Mas Rangga..., sudah?, apa perlu bantuan?", terdengar suara Mba Dewi dari luar.

"Sebentar....sebentar...", ucap Rangga sambil segera memakai baju pengantin yang sedari tadi dipandanginya.

"Sudah...", ucap Rangga, ia keluar menghampiri Mba Dewi.

"Wah...ternyata cocok juga", Mba Dewi memindai tubuh Rangga.

"Beruntung sekali wanita yang menjadi istrimu Mas, sudah ganteng, tajir lagi, kalau masih muda, aku juga berani kok buat bersaing untuk mendapatkan cintamu", kekeh Mba Dewi.

"Sekarang kita sandingkan dengan pengantin wanitanya", Mba Dewi tanpa ragu meraih lengan Rangga, dan membawanya menuju Mutia yang kini sudah siap dengan riasannya, ia sudah tampak seperti pengantin sungguhan.

Rangga pun mematung untuk kedua kalinya, tajam ke arah Mutia. Dengan riasan itu, Mutia tampak bak seorang puteri, cantik sekali, kini Rangga pun mengakui kalau Mutia lebih cantik dari Sinta.

"Ini...ini..., Mutia?", tatap Rangga. Ia menghampiri Mutia dan memindai kembali tubuhnya dari atas hingga ke bawah.

"Eit....sabar Mas, masih harus menunggu sampai hari Minggu, jaga dia baik-baik, jangan sampai dicuri atau direbut orang", kekeh Mba Dewi.

Saat ini, Rangga benar-benar terhipnotis oleh kecantikan Mutia, hingga bisa mengalihkan pikirannya dari Sinta.

"Kamu benar-benar cantik", bisik Rangga di kuping Mutia. Lagi-lagi Mutia hanya tersenyum sambil menunduk.

Tangan Rangga mencoba menyentuh dagu Mutia dan mengangkatnya, mereka kini saling pandang.

"Kamu benar-benar cantik", gumam Rangga, ia menempelkan daginya ke dahi Mutia, ingin rasanya ia raup bibir ranum Mutia .

"Eehhmmm...", jangan di sini dong Mas, bikin aku panas saja", suara Mba Dewi mengagetkan Rangga.

"Tunggu sampai hari minggu, mau apa pun, mau bagaimana pun, kalian tidak akan ada yang mengganggu", imbuh Mba Dewi.

"Jadi fiks ya, kalian ambil baju yang ini?", tanyai Mba Dewi.

Rangga menatap Mutia, "Bagaimana, kamu suka bajunya?",

Mutia mengangguk, ia tidak punya pilihan, apa pun yang diberikan Rangga kepadanya, itu yang nanti akan dipakainya.

"Oke Mba, kita ambil yang ini saja, langsung disimpan ya!, jangan dipajang, nanti diambil orang lagi", senyum Rangga.

"Ya, iya lah, ini barang bagus, tidak akan aku pajang. Mutia dan Rangga kini kembali menuju kamar pas, untuk mengganti bajunya kembali.

Rangga yang lebih dulu selesai, ia memilih kembali duduk menunggu Mutia. Pikirannya mulai bimbang, ia pikir pilihan papinya sudah sempurna,cantik, berpendidikan, mandiri lagi.

Mutia sungguh jauh berbeda bila dibandingkan dengan Sinta. Itu yang diakui Rangga.

Mutia pun muncul di depan Rangga sambil membawa pakaian pengantinnya.

"Mba..., bisa dihapus riasannya", ucap Mutia , ia berniat menghampiri Mba Dewi. Namun ternyata Mba Dewi sedang bicara dengan seseorang lewat ponselnya.

Bukan maksud untuk menguping, tapi memang suara Mba Dewi cukup keras.

[Aku juga kaget Sin, dia datang dengan seorang wanita, minta dicarikan baju pengantin, eehh..., tidak tahunya wanita itu yang akan dinikahi Rangga, ya jelas aku kaget lah, selama ini Rangga berpacaran sama kamu kan?],

[Ha...ha...ha..., benar juga, kamu pintar Sinta, kalau Rangga sudah menikah kan keluarganya tidak akan curiga kalau kamu dekati dia lagi, mereka akan berpikir kalian benar-benar sudah putus],

[Oke lah...,aku dukung kamu terus kok Say, semangat ya untuk merebut kembali Rangga dari wanita asing itu],

"Brakk...", tidak sengaja tas milik Mutia terjatuh. Sontak hal itu membuat Mba Dewi menoleh dan menyadari kehadiran Mutia.

Dengan segera Mba Dewi memutus hubungan teleponnya, dan ia pun terlihat bicara berbisik sebelum menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Sudah selesai...?", tanyanya ramah sambil menghampiri Mutia yang sedang memungut kembali tasnya yang terjatuh.

"Sudah Mba, hanya saja saya ingin riasannya dihapus saja", ucap Mutia.

"Kenapa dihapus , sayang itu, kamu terlihat lebih cantik dengan itu. Kamu harus mulai terbiasa merias dan merawat kecantikanmu, Rangga itu pria hebaty lho, banyak wanita yang antri untuk mendapatkannya",

"Kamu harus bisa menjaganya, kamu ini enak, baru bertemu langsung diajak menikah", senyum Mba Dewi.

"Alhamdulillah Mba, kalau sudah jodoh, tidak akan kemana, Allah akan mempermudah semuanya bagi orang yang dikehendakinya", senyum Mutia.

"Heuh..., naif", gumam Mba Dewi, ia paling tidak suka pendapatnya dikalahkan, apalagi oleh yang baru dikenalnya.

"Saya cuci muka saja Mba", Mutia berjalan menuju wastafel, dan di sana ia bersihkan make up dengan mencuci muka.

Rupanya Mba Dewi mengadukan hal itu kepada Rangga. "Apa yang kamu lakukan?, kenapa dihapus?", Rangga sudah berdiri dibelakangnya.

"Sudah selesai , kan?", tatap Mutia dengan wajah yang masih basah dengan air.

"Aku tidak biasa pake make up, rasanya gatal, maaf", Mutia mengeringkan wajahnya dengan tisu.

"Tapi aku suka wanita yang pintar dandan, selalu terlihat cantik", ucap Rangga.

"Nanti kalau sudah resmi menikah, aku akan ikuti semua perintahmu Mas, selama itu baik untuk kita", senyum Mutia.

"Hah..., susah..., terserah kamu saja", Rangga melirik ke arah Mba Dewi sambil mengangkat bahunya.

"Ini tu beda Mas, bukan seperti yang pertama dulu, jadi Mas Rangga harus bisa adaptasi lagi", senyum Mba Dewi.

"Lagian Mas Rangga ini buru-buru sekali, baru lihat, sudah langsung dibungkus saja, kenapa tidak pacaran dulu, biar saling kenal gitu...", Mba Dewi kembali tersenyum ke arah Rangga.

"Sudahlah..., jangan bahas itu lagi, aku sudah mantap kok, jalani saja alur yang ada, kalau nanti ada belokan , ya tinggal belok saja", kekeh Rangga.

Mutia hanya menyimak saja, kembali hatinya terasa ditusuk-tusuk, Mutia kini sadar, ternyata Rangga laki-laki yang banyak disukai para wanita, Rangga juga ternyata baru putus dari Sinta, wanita cantik yang sempat bertemu dengannya.

'Kenapa Mas Rangga langsung setuju menikah dengan aku, apa aku hanya dijadikan pelariannya saja, karena dia baru putus dengan Sinta', batin Mutia kini menerka-nerka.

Apalagi obrolan yang ia dengar antara Mba Dewi tadi, itu pasti menyangkut Rangga juga, namun Mutia tidak mungkin protes , apalagi membatalkan pernikahannya dengan Rangga, apapun yang terjadi, Mutia harus tetap maju, walau nantinya ia sendiri yang akan menderita.

'Bismillah, semoga aku bisa melewati semuanya, dan semoga Mas Rangga nantinya akan berubah, apapun yang sedang ia rencanakan saat ini', kembali batin Mutia bicara.

Setelah basa-basi dengan Mba Dewi, Rangga pun mengajak Mutia pulang. Sepanjang jalan Mutia hanya diam.

1
Woro Hestiningsih
cerita yg menarik
Cicih Sutiasih: Terima kasih sudah mampir, mohon dukungannya
total 1 replies
Aghitsna Agis
hamidum mutia
Aghitsna Agis
udah mutia lepaskan aja rangga jgn dikasuh hati kg tambah ngekunjak merasa punya istri manut terus jd seenaknya kan dekarang muti sudah punya kerjaan lanjut
Aghitsna Agis
rangga gunta ganti aja jgn nyeselmkalau jena pemyakit hiv, mutia cuekin aja rangga nga tos hidup nga nyusajin suami niar fia nyesel.lanjut up lg
Cicih Sutiasih: Terima kasih Kak, selalu mengikuti kisah Mutia, aku kerja dulu, up nya besok pagi ya
total 1 replies
Aghitsna Agis
mydah2an mutia ditempatkan dikatirnya oa hasbi jd biar aman kemutia dan hanif soalnya kalau jd art dikhawatirkan dania cemburu trs memfinah mutia yg nga nga jdnya brrabe lanjut up lg mka
Cicih Sutiasih: Terima kasih Ka, sabar ya, aku baru pulang kerja, istirahat dulu, nanti up nya agak sore
total 1 replies
Aghitsna Agis
udah pergi aja.mutia biar ada rasa menyedar cinta tinggal vinta klau fiinjak injak debagai istri tidak dihargai.makanya jgn.mencintai lebih baik dicintai jd rangga merasa duatas angin
Cicih Sutiasih: Nanti ada saatnya Mutia menangis karena bahagia, Rangga perlahan akan berubah kok, akan ada kejadian-kejadian yang menimpa Rangga, yang membuatnya sadar atas perilakunya kepada Mutia, jadi ikuti saja terus kisahnya/Rose//Rose/
total 1 replies
Aghitsna Agis
udah tinggalin aja muti
Aghitsna Agis
tuh rangga lihat sinta melihat kamu malah.mundur bukannya menolong malah ttp sinta yg menolongnya apa nga malu lanjut
Rina ariyanti
Luar biasa
Cicih Sutiasih: Terima kasih
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal. 3 like mendarat buatmu. semangat ya
Cicih Sutiasih: Terima kasih, mohon komenannya juga, mungkin ada alur atau nama tokoh yang keliru
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!