NovelToon NovelToon
Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:137.4k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

[REVISI]
.
.
.
Akibat masyarakat yang memiliki tradisi kolot, mereka terpaksa melakukan pernikahan di bawah tangan hanya karena berteduh dari hujan disebuah pos kampling. Dua orang yang tidak saling mengenal itu diikat dalam ikatan yang sakral secara tiba-tiba.

Qiana Nadhifa, gadis yang dikenal pendiam dan jarang keluar rumah itu pun seketika menjadi hujatan masyarakat. Tidak ada yang mempercayainya, bahkan Ibunya sendiri memojokkannya sehingga ia menikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Kamu istriku. Aku akan menerima kekurangan mu dan terimalah kekurangan ku sebagai seorang suami." Abhaya Chandra.

Apakah pernikahan keduanya berujung keberkahan Allah? Bagaimana keduanya bersatu dengan perbedaan dan masa lalu mereka?

Author Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan setting cerita, semua murni kebetulan. Semoga pembaca suka dengan karya keempat saya...
Terimakasih atas dukungannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Melepas Pakaian

[REVISI]

.

.

.

"Maafkan aku, Dek. Bagaimana caraku menebus kesalahanku?" Chandra bermonolog sambil membelai rambut istri kecilnya yang saat ini ada di dalam dekapannya.

Salahnya yang dikuasai hawa naf su, membuatnya bergerak mengikuti instingnya dan melupakan jika istri kecilnya masih memiliki trauma. Mengingat tubuh Qiana yang bergetar tanpa bisa mendengarkan suaranya tadi, ia seperti merasakan sakit di hatinya. Beruntung Qiana mengenalinya dan segera sadar dari ketakutannya. Cukup lama Qiana menangis dalam pelukannya sampai terlelap karena kelelahan.

Dan sekarang, ia tidak bisa bergerak sama sekali karena Qiana tidak melepaskan dirinya. Posisi mereka saat ini terasa ambigu sekali, dengan tangan Qiana yang melingkar di lehernya dan kedua tangannya yang melingkar di tubuh istri kecilnya. Untung saja karena rasa bersalahnya, sesuatu di bawah sana turun dengan sendirinya. Tidak ingin berpikir macam-macam, Chandra memejamkan matanya mengikuti Qiana menjemput mimpi.

Alunan adzan subuh yang berkumandang membangunkan Chandra dari alam mimpinya. Ketika ia membuka mata, Qiana masih berada dalam pelukannya, tetapi ada yang berbeda dengan istri kecilnya. Tubuhnya meringkuk dalam dekapannya. Merasa ada yang tidak beres, Chandra meletakkan tangannya di kening istri kecilnya. Ternyata benar dugaannya tubuh Qiana demam.

Perlahan ia turun dari tempat tidur menuju lemari pakaian untuk mengambil handuk kecil, kemudian membasahinya di kamar mandi guna mengompres Qiana. Setelah meletakkan kompres di kening Qiana, Chandra bergegas mengerjakan sholat subuh agar ia bisa menanyakan Mamak apakah memiliki obat penurun panas untuk Qiana.

"Mak, ono obat nggo panas ora?" tanya Chandra kepada Mamak yang sedang menemani Bapak sarapan.

(Mak, ada obat demam tidak?)

"Ora ono, takono Fathir." baru saja Mamak mengucapkannya, Fathir yang datang menghampiri mengatakan bahwa ia juga tidak punya obat penurun panas.

(Tidak ada, coba tanya Fathir.)

“Sopo sing panas?” tanya Mamak.

(Siapa yang demam?)

“Qiana, Mak. Subuh iki mau nembe sadar aku nek awake panas, wes tak kompres mau.” Jawab Chandra.

(Qiana, Mak. Subuh tadi aku baru sadar kalau badannya demam, sudah aku kompres.)

“Gaweke jamu ae, biasane aku opo Bapak ngombe jamu kuwi yen kroso ra kepenak awake. Jam-jam pitu mengko gowo nang dokter.” Saran Mamak.

(Seduhkan jamu saja, biasa Mamak atau Bapak minum jamu tersebut jika badan terasa tidak enak. Sekitar jam 7 nan, bawa periksa ke dokter.)

Chandra menurut dan menanyakan di mana Mamak menyimpan jamunya dan ia juga menanyakan apakah Mamak memiliki madu. Ia tahu Qiana tidak menyukai jamu, maka dari itu dengan adanya madu dapat mengurangi rasa pahit dari jamu. Mamak menyiapkan termos air, dan jamu yang telah diseduh dengan tambahan madu, agar Chandra bisa membawanya ke kamar. Mamak juga berpesan untuk mengganti kompres Qiana dengan air hangat.

Dengan kedua tangan yang penuh dengan barang bawaan, Chandra masuk ke dalam kamar dan menemukan Qiana dalam posisi meringkuk dengan memeluk selimut. Segera ia meletakkan termos di meja. Tak lupa ia menambahkan madu ke dalam jamu yang sudah diseduh oleh Mamak, kemudian mendudukkan Qiana agar bisa meminum jamu tersebut.

Qiana perlahan membuka matanya yang berat, melihat Chandra yang sayup-sayup memintanya untuk membuka mulut. Qiana hanya bisa menurut, seketika rasa pahit bercampur manis masuk ke dalam mulutnya. Ia mendengar sang suami menyuruhnya untuk menelannya, ia pun menelannya dengan susah payah karena tenggorokannya saat ini terasa sakit.

Setelah memastikan Qiana meminum jamu yang ia berikan, Chandra merebahkan kembali tubuh Qiana. Ia mengganti handuk basahnya dengan air hangat dan meletakkannya kembali di kening istri kecilnya. Tiba-tiba ia teringat sebuah artikel yang pernah ia baca, jika pelukan skin-to-skin efektif untuk meredakan demam. Tanpa pikir panjang, Chandra mengunci pintu kamarnya dan melepaskan kaosnya. Perlahan, ia membuka atasan istri kecilnya menyisakan pembalut gu nung kem bar di sana. Tubuh Qiana dipeluknya di bawah selimut.

Entah berapa lama ia memeluk istri kecilnya dengan keadaan seperti itu, karena ia pun ikut terlelap kembali.

Qiana yang merasakan sesak dan panas, membuka matanya perlahan. Ia mendapati sang suami terpejam memeluknya tanpa mengenakan pakaian. Ia pun mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. "Maafkan aku, Mas." gumam Qiana.

Ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya semalam. Ia mulai bisa menerima ci uman sang suami, tetapi ketika tangan Chandra merabanya ingatan menyakitkan itu pun kembali memenuhi kepalanya membuat tubuhnya bergetar tak terkendali. Ketakutan menutup semua inderanya, ia seperti tenggelam dalam kegelapan dan Chandra lah yang menariknya dari kegelapan tersebut.

Qiana berusaha untuk duduk perlahan, ia menyandarkan kepalanya di bantalan tempat tidur karena kepalanya masih terasa sakit. Ia juga masih belum sabar dengan keadaannya saat ini. Ketika ia mengedarkan pandangannya, ia melihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 07.00 pagi. Saat hendak membangunkan suaminya, pandangannya tertuju pada pakaian yang ada di samping tempat tidur. Tidak hanya kaos yang Chandra kenakan semalam, ada pula atasannya di sana.

Seketika ia melihat tubuhnya dan menemukan jika ia hanya mengenakan pakaian dalam. Sempat ingin berteriak, tetapi ia sadar jika ini adalah hak suaminya. Ia pun beringsut untuk mengambil pakaiannya.

"Dek..." panggil Chandra dengan suara parau.

"I-iya mas..." jawab Qiana gugup.

“Syukurlah, demammu sudah turun.” Kata Chandra sambil meletakkan tangannya di kening Qiana.

"Maaf, tadi kamu demam. Jadi aku buka pakaiannya untuk menyerap panas tubuhmu." jelas Chandra sebelum meninggalkan Qiana ke kamar mandi.

Qiana justru bingung dengan penjelasan Chandra. Apakah dirinya sakit? Ia pun meletakkan tangan di keningnya. Suhunya normal. Tidak mungkin suaminya berbohong kepadanya, ia pun mengambil pakaiannya dan mendapati termos dan handuk basah di sana.

Benar, suaminya tidak berbohong. Wajah Qiana bersemu merah. Ia telah salah paham terhadap suaminya. Ia mengira jika suaminya melepaskan pakaiannya untuk... Ah sudahlah. Mana mungkin suaminya minat dengan dirinya yang memberikan penolakan dan sedang dalam keadaan kotor. Qiana berada dalam dilema.

Suaminya akan terbang siangnya ini, ke tempatnya bekerja. Tetapi Qiana belum memberikan haknya sebagai suami. Apakah suaminya bisa menahannya nanti ketika melihat perempuan lain di sana? Pikiran Qiana melayang ke mana-mana dengan segala kemungkinan. Chandra yang sudah keluar dari kamar mandi pun membuyarkan lamunan Qiana.

“Ini pakaiannya, Mas.”

“Iya, terima kasih. Kamu kalau mau mandi pakai air hangat, Dek. Pakai air termos ini!” kata Chandra yang menghentikan langkah Qiana.

“Baik, Mas.” Qiana menerima termos air panas yang diberikan Chandra.

1
Melki
next
Ai Maswah
Luar biasa
Melki
next
Meymei: ditunggu yah..
total 1 replies
yunita
lnjut
Meymei: siap kak.. ditunggu yah☺
total 1 replies
Ria Nasution
sesuatu yang direbut belum tentu akan menjadi milik kita selamanya
Meymei: bener banget kak, karena bukan rezeki kita..
total 1 replies
Tri Yani
wah ternyata....
Meymei: ternyata... 🤭
total 1 replies
Melki
next
Yani
Ada dengan Heru ko panik gitu ?
Meymei: ada di bab selanjutnya kak.. hihihi
total 1 replies
Nabilah
setuju ini thor
Nabilah
please selesai sampai sini aj thor!
Meymei: ikuti terus kelanjutannya ya kak.. hihi
total 1 replies
Yani
Semoga Qiana cepat sembuh dari rasa takutnya
Meymei: aamiin..
total 1 replies
Yani
Semoga setelah kejafian ini si Novi bisa menjadi orang baik
Meymei: aamiin...
total 1 replies
Yani
Kasih orang tuanya kelakuan si Novi biar jera
Meymei: kasih tau maksudnya kak? 😅
total 1 replies
Yani
Makasih thor rencana ulet bulu ga berhasil
Meymei: hihihi 😆
total 1 replies
Yani
Jsngsn ssmpsi berhasil thor recana busuk si Novi jangan biar ulet bulu menang thor
Meymei: pantengin SMP akhir kak
total 1 replies
Melki
next
Meymei: siap kakak... ☺
total 1 replies
Nabilah
lebih horor drpd setan ini!
Meymei: hehehe bisa aj kak
total 1 replies
Melki
next
Meymei: siap kak.. ditunggu yah..
total 1 replies
Ria Nasution
terimakasih 🙏🙏🙏 mbak sudah mau double up nya
Meymei: hehehe.. terimakasih juga dukungannya kak..
total 1 replies
Yani
Ceritanya bagus seru beda dari cerita yang lain
Meymei: terimakasih dukungannya kak... 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!