NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lancaster

Keesokan paginya di tembok perbatasan Estrilda baru saja terbangun dari tidurnya lalu keluar dari tendanya dan dia melihat ada sersan yang kemarin dia lihat saat kemarin malam.

Sersan itu terlihat sedang berdiri sambil memandangi langit biru cerah yang terlihat indah di depan tenda milik para prajurit pria.

Karena penasaran Estrilda mencoba menghampiri sersan itu dengan sedikit rasa malu karena masih mengingat soal kejadian kemarin.

"Selamat pagi sersan" Ucap Estrilda sambil melambaikan tangannya kepada sersan itu.

"Oh, apakah kamu wanita tusuk sate yang kemarin?" Tanya sersan itu kepada Estrilda sambil tertawa.

"Hentikanlah itu sangat memalukan, Ngomong-ngomong sedang apa kamu di sini sendirian sambil memandangi langit?" Tanya Estrilda dengan pipi merahnya itu karena merasa malu.

"Entah kenapa saat aku memandangi langit disaat cuaca sedang cerah membuat hatiku menjadi lebih tenang, lihatlah langit biru itu, awan-awan tipis yang ada di langit itu membuatnya terlihat lebih indah" Ucap Sersan itu sambil menunjuk ke arah langit.

"Hmmm... Kamu benar" Ucap Estrilda sambil tersenyum.

Setelah percakapan itu mereka berdua terdiam sejenak sambil memandangi langit biru yang indah itu.

"Oh, aku melihat lambang pangkat yang ada di bahumu itu dan sepertinya kamu seorang kopral, lalu siapa namamu kopral?" Tanya Sersan itu kepada Estrilda.

"Oh maaf, nama saya adalah Estrilda, umur 24 tahun Sersan" Ucap Estrilda sambil menundukkan kepalanya kepada Sersan itu.

"Hahaha Tidak perlu kaku begitu Estrilda, perkenalkan namaku adalah Lancaster dan umurku 26 tahun, kamu boleh memanggil namaku langsung" Ucap Lancaster sambil mengulurkan tangannya kepada Estrilda.

"Okay, salam kenal Lancaster" Ucap Estrilda sambil menjabat tangan Lancaster sambil tersenyum.

Setelah percakapan itu terlihat ada seorang prajurit yang keluar dari tenda pria lalu memanggil Lancaster "Hey Lancaster kemarilah, oh... maaf rupanya kamu sedang berkencan" Ucap prajurit itu sambil menutupi mulutnya sendiri yang terlihat sedang tersenyum.

"Dasar pria sialan itu, maaf Estrilda sepertinya aku harus pergi, seperti yang kamu lihat temanku sudah memanggilku" Ucap Lancaster sambil berjalan masuk ke tenda pria.

"Okay" Ucap Estrilda sambil melihat ke arah Lancaster yang terlihat pergi meninggalkan dirinya sendiri lalu masuk ke dalam tenda pria.

Walaupun Lancaster sudah pergi Estrilda tetap memandangi langit biru yang indah itu seorang diri.

Malam hari akhirnya tiba, malam itu adalah malam kedua pada bulan monster, dan pada malam itu seperti biasa beberapa prajurit terlihat sudah bersiap menunggu para monster yang akan menyerang di gerbang perbatasan.

Namun pada malam itu hanya para prajurit yang ditugaskan untuk bersiaga di gerbang perbatasan sehingga Estrilda dan Lancaster masih belum mendapat tugas untuk bersiaga di gerbang perbatasan.

Karena belum waktunya bagi mereka berdua untuk bersiaga di gerbang perbatasan mereka berdua hanya ditugaskan untuk bersiaga di garis belakang untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada monster yang berhasil menembus garis depan.

Saat sedang bersiaga di garis belakang Estrilda dan Lancaster terlihat sedang berdiri bersebelahan sambil mengenakan perlengkapan perang mereka masing-masing yang membuat mereka berdua terlihat cukup keren.

Beberapa jam kemudian para prajurit telah menyelesaikan malam kedua bulan monster dengan lancar, dan pada malam ini masih belum ada korban jiwa.

Seperti biasa, setelah para pasukan berhasil mengalahkan para monster para prajurit itu akan langsung berpesta setelahnya.

Pada malam pesta itu Estrilda dan Lancaster duduk bersebelahan di sebuah batang pohon kayu yang telah terpotong sambil memandangi api unggun.

"Syukurlah malam ini berjalan dengan lancar" Ucap Lancaster sambil memandangi api unggun.

"Ini adalah hari kedua aku bertempur di desa Verlaten dan aku cukup terkejut dengan stategi yang diterapkan oleh kesatria Melvil, strategi yang dia terapkan cukup berbeda dengan strategi yang diterapkan di desa-desa lainnya" Ucap Estrilda.

"Kesatria Melvil hanya menyiapkan beberapa pasukan saat awal-awal bulan monster, sedangkan di desa-desa lain para kesatria akan mengerahkan seluruh pasukan yang tersedia" Imbuhnya.

"Ya, strategi yang diterapkan oleh Kesatria Melvil sebenarnya cukup cerdas, karena strategi yang dia terapkan kita bisa menghemat tenaga sampai akhir bulan nanti sehingga kita juga bisa menekan angka kematian para pasukan" Ucap Lancaster.

"Performa para pasukan pada akhir bulan biasanya akan menurun karena beberapa dari mereka sudah mulai merasa kelelahan" Imbuhnya.

"Oh begitu" Ucap Estrilda sambil menganggukkan kepalanya.

Estrilda dan Lancaster melewati malam itu dengan bercerita beberapa hal bersama, seiring berjalannya waktu hubungan mereka berdua semakin akrab karena sudah sering mengobrol dan bercerita bersama.

Akhirnya beberapa hari telah berlalu, hari ini tepatnya pada hari kesebelas bulan monster akhirnya Estrilda diperintahkan untuk bersiaga di gerbang perbatasan.

Perasaan senang sekaligus mendebarkan dirasakan oleh Estrilda karena setelah menunggu sekian lama akhirnya dia ditugaskan untuk berperang melawan para monster di gerbang perbatasan.

"Estrilda, malam ini kamu ditugaskan untuk berperang di gerbang perbatasan, Berhati-hatilah dan kembalilah dengan selamat, aku akan menunggumu di garis belakang" Ucap Lancaster sambil mengelus kedua pundak Estrilda dengan lembut.

"Tenang saja, aku adalah kesatria pedang yang hebat dan aku akan menghabisi para monster itu dengan pedang ku ini" Ucap Estrilda sambil memberikan senyumannya kepada Lancaster.

Malam hari akhirnya tiba, Estrilda terlihat sudah bersiaga di gerbang perbatasan bersama para prajurit lainnya menunggu lonceng menara perbatasan berbunyi.

Ting... Ting... Ting... Suara lonceng perbatasan berbunyi menandakan beberapa monster akan segera datang untuk menyerang.

Malam ini monster yang akan datang menyerang adalah sekelompok goblin yang memakai pedang berjumlah 30 ekor.

Dan pasukan yang telah disiapkan oleh Melvil adalah 10 pasukan perisai, 20 pasukan pedang, dan 15 pasukan panah.

Saat para goblin itu mulai mendekat para pemanah langsung menembakkan anak panah mereka kepada goblin yang semakin mendekat.

Karena goblin memiliki kelincahan yang cukup tinggi hanya 10 goblin yang tewas terkena anak panah mereka.

Saat goblin telah mencapai gerbang perbatasan para pasukan yang menggunakan perisai berhasil menahan para goblin itu, dan para pasukan pedang berusaha untuk menghabisi pada goblin yang tertahan oleh pasukan perisai itu dan berhasil menewaskan 10 goblin.

Dan pada saat pasukan pedang sedang menyerang para goblin yang tersisa terlihat ada 5 goblin yang berhasil melompat melewati para pasukan perisai menggunakan tubuh goblin lainnya lalu segera menyerang para pasukan pedang yang berada tepat di belakang pasukan perisai.

Karena serangan itu 5 goblin berhasil melukai 3 pasukan pedang yang berada di barisan tengah, tidak lama setelah itu pasukan pedang lainnya berhasil membunuh goblin yang berhasil menerobos itu sehingga tidak ada korban lain yang bertambah.

Goblin yang tertahan oleh pasukan perisai juga sudah berhasil dikalahkan dan menandakan bahwa para pasukan telah berhasil mengalahkan semua Goblin yang menyerang dan malam pertempuran kesebelas bulan monster akhirnya telah usai.

1
Aegis Aetna
iya bener masa boong
Aegis Aetna
iya lu udah mati, malah nanya.
Aegis Aetna
iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!