Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

Dalam menjalan proyek yang di kerjakan Alam yang memang tidak akan pernah main-main. Maka dari itu, Mona yang pasti menjadi orang yang tidak menginginkan proyek itu berhasil melakukan banyak cara untuk bersaing dengan Alam.

Hari ini kedatangan beberapa investor yang bekerja sama dengan Alam atas proyek yang akan dilaksanakan Alam. Mereka memang turun langsung ke lapangan yang memenuhi undangan dari Alam.

Alam menyambut dengan baik investor itu turun dari mobil dengan mereka yang berjabat tangan dengan Alam. Ada sekitar beberapa orang yang di sambut hangat oleh Alam. Alam juga mengajak mereka untuk langsung melihat tanaman hijau yang dijadikan salah satu bahan utama untuk pembuatan minuman. Alam terlihat dan jelaskan dengan mengobrol menggunakan pasti bahasa Inggris.

Tidak jauh dari sana ternyata ada Ayleen dengan memegang catatan, tetapi Ayleen tidak sedang bekerja dan matanya sejak tadi fokus pada Alam yang memperhatikan di sekitar Alam. Ayleen sudah seperti bodyguard para pejabat dengan keahlian mata jeli.

"Aku tidak melihat nenek peyot itu!" Ayleen juga mencari-cari keberadaan Mona.

"Apa dia sedang merencanakan sesuatu!" batin Ayleen dengan penasaran.

"Aku yakin dia pasti sedang berbuat sesuatu!" Ayleen sejak tadi menduga-duga.

"Baiklah tuan Alam saya mewakili teman-teman yang lain untuk langsung menandatangani dana pemasukannya," ucap salah seseorang rekan bisnis Alam berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

"Baiklah kalau begitu! saya sudah menyiapkan semua dokumen yang diperlukan. Kita akan melakukan penandatanganan sekarang," sahut Alam.

"Biar saya ambil sebentar!" ucap Alam.

"Tuan biar saya saja," sahut Dellon mengambil alih.

"Kamu temani mereka saja. Biar saya yang mengambil dokumen itu," ucap Alam.

"Baik kalau begitu," sahut Dellon dengan menunduk.

"Saya permisi sebentar!" ucap Alam yang langsung pergi

Ayleen yang masih mengawasi Alam yang melihat kepergian Alam.

"Mau kemana dia?" tanya Ayleen penasaran.

Ayleen yang tidak ingin kehilangan jejak Alam langsung mengikuti Alam.

"Ayleen!" tiba-tiba ada yang memanggil Ayleen, membuat Ayleen menoleh.

"Pak Indra," sahut Ayleen dengan mata yang masih melihat Alam.

"Kamu mau ke mana?" tanya Indra.

"Kamu meninggalkan pekerjaan yang saya suruh kepada kamu?" tanya Indra.

"Nggak kok Pak, saya hanya mau ke ujung mau melihat yang lain," jawab Ayleen memberikan alasan dengan wajah cemas.

"Kamu tidak perlu ke mana-mana dan hanya kerjakan saja di bagian yang kamu kerjakan!" tegas Indra.

"Issss apa-apa sih nih manager," batin Ayleen dengan kesal.

"Kenapa kamu masih berdiri di sana, ayo cepat kamu kerjakan, nanti Saya minta hasil pekerjaan kamu!" tegas Indra dengan mata melotot.

"Iya Pak," sahut Ayleen dengan mengangguk yang terlihat lemas dan tidak bersemangat.

"Bagaimana ini? aku tidak bisa mengawasi dia dan bagaimana jika terjadi sesuatu pada dia," batin Ayleen yang sudah tidak melihat kemana Alam pergi.

Ayleen memang tidak bisa pergi karena tiba-tiba dihentikan sang Manager. Jadi Ayleen hanya cemas dengan penuh rasa khawatir yang takut terjadi sesuatu pada Alam.

*********

Sudah hampir 30 menit Ayleen yang kembali melanjutkan pekerjaan itu. Namun, tiba-tiba Ayleen tidak melihat di mana Alam sama sekali, sementara rekan bisnis Alam sudah memasuki tempat istirahat dengan mereka yang mengobrol-ngobrol di meja bulat.

"Kenapa dia tidak kembali juga? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu pada dia?" Ayleen terus bertanya-tanya yang semakin mencemaskan Alam.

Ayleen melihat ke arah Indra yang sedang menelpon yang sibuk sendiri. Ayleen menggunakan kesempatan itu untuk perlahan meninggalkan pekerjaannya yang sejak tadi dia dan karyawan yang lain memang diawasi sangat ketat oleh Indra.

Ayleen berhasil mengambil kesempatan yang sudah keluar dari lapangan menuju resort.

Ayleen berkeliling di resort untuk mencari keberadaan pria yang sejak tadi membuat Ayleen cemas.

Ayleen yang berjalan di koridor-koridor, melewati banyak kamar-kamar dengan kepala berkeliling yang mencari-cari keberadaan Alam yang sudah begitu lama iya cari dan belum bertemu sama sekali.

"Di mana dia!" batin Ayleen dengan penuh gelisah.

Langkah Ayleen terhenti ketika melihat Mona menuruni anak tangga. Ayleen yang langsung berbalik badan dengan bersembunyi di balik tembok. Jujur Dia sangat trauma bertatapan langsung dengan Mona yang takut kejadian yang waktu itu terjadi lagi.

Mona terlihat sangat buru-buru yang berjalan melewati Ayleen dan tidak menyadari keberadaan Ayleen.

"Huhhh..... untung saja Dia tidak melihatku," batin Ayleen yang benar-benar merasa lega dengan menghela nafas.

"Dari mana wanita itu. Kenapa dia sangat tergesa-gesa?" batin Ayleen dengan penuh tanya. Tanpa berpikir panjang, Ayleen langsung melanjutkan langkah kakinya menuju tangga yang baru saja dilewati Mona. Entahlah mau kemana Ayleen.

Ayleen sudah menaiki lantai 3 yang melewati koridor koridor dengan kamar-kamar yang sangat rapat-rapat. Semakin jauh Ayleen berjalan semakin sepi tempat itu dan semakin tidak ada orang sama sekali.

Tiba-tiba Ayleen melihat ada asap yang terlihat dari ujung. Hal itu membuat Ayleen kaget dengan semakin panik.

"Ya ampun kebakaran!" pekik Ayleen wajah kaget menutup mulut menggunakan kedua tangannya.

"Tolong!"

"Kebakaran!" teriak Ayleen yang berlari meninggalkan tempat itu.

Namun belum jauh dari sana tiba-tiba Ayleen menghentikan langkah kakinya dengan wajah tampak berpikir yang terlihat schok.

"Alam!" lirih Ayleen yang tiba-tiba kepikiran dengan Alam. Ayleen yang kembali membalikkan tubuh dan berlari mendekati asal dari api tersebut.

Asap yang semakin tebal saat Ayleen berdiri di depan salah satu ruangan yang bisa dipastikan asap itu berasal dari dalam.

Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk.

Ayleen menutup hidung dengan terbatuk-batuk yang berusaha untuk menghindari asap agar tidak terhirup.

"Apa ada orang ada di dalam?" tanya Ayleen yang memukul-mukul pintu dengan kuat.

Prang.

Terdengar suara benda jatuh dari dalam ruangan tersebut yang membuat Ayleen kaget.

"Ada orang ... jangan-jangan!" Ayleen yang semakin terkejut terus memukul-mukul pintu tersebut semakin kuat.

"Apa ada orang!" teriak Ayleen. Ayleen yang berusaha untuk membuka pintu tersebut dengan menggunakan seluruh tenaga yang ia miliki.

Bruk

Akhirnya pintu itu terbuka yang memang terjadi pusat kebakaran dengan asap yang memenuhi ruangan itu.

Ayleen mengipas-ngipas hidungnya untuk menghindari asap. Mata Ayleen yang berusaha untuk mencari-cari seseorang yang dia yakin jika ada seseorang di dalam ruangan itu.

Sampai Ayleen ada melihat ada sebuah kaki yang membuat dia terkejut dengan rasa yang semakin panik.

"Alam..." lirih Ayleen dengan wajah terkejut yang langsung berlari untuk memastikan apa yang dia lihat.

Dugaan Ayleen benar, Ayleen yang melihat alam sudah tergeletak dan tidak sadarkan diri.

"Alam!" pekik Ayleen dengan wajah terkejut yang langsung terduduk dengan kedua lutut menyentuh lantai.

"Alam bangun!"

"Alam!" Ayleen usaha membangunkan pria yang tidak sadarkan diri itu dengan menepuk-nepuk pipi Alam.

Ayleen juga memiringkan kepala dengan meletakkan telinga di dada Alam untuk memastikan apakah pria itu masih bernyawa apa tidak.

"Alam bangunlah!"

"Alam aku mohon!" teriak Ayleen yang berusaha untuk menyadarkan Alam.

"Alam!" teriak Ayleen dengan bersusah payah.

Padahal kobaran api di dalam ruangan itu semakin besar. Ayleen bahkan tidak peduli sama sekali dengan dirinya yang bisa saja terpanggang bersama Alam. Dia hanya berusaha untuk menyadarkan Alam. Orang-orang juga tidak ada yang menolong Ayleen.

Bersambung.