NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ektrasi Gigi

Truk! truk! truk!

Tak lama diantaranya pintu ruangan praktek Akmal pun ada yang mengetuk. dengan perlahan supaya tidak menimbulkan kecurigaan yang dokter gigi pun mempersilahkan pasiennya untuk masuk.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka masuklah seorang wanita yang sangat cantik dengan wajah yang natural, membuat jantung Akmal mulai terasa berdegup dengan kencang, hatinya berdebar tak karuan, takut tidak bisa melayani orang yang sudah mengganggu tidur lelapnya untuk beberapa hari terakhir.

"Selamat pagi Pak dokter." Sapa wanita itu dengan tersenyum ramah.

"Selamat pagi juga Bu Shakila Putri, Silakan duduk!" jawab Akmal dengan meregangkan jangan mempersilahkan pasiennya untuk duduk terlebih dahulu di kursi yang berada di depan mejanya.

"Terima kasih, bagaimana tentang ekstraksi gigi bungsu saya?" Shakila mulai bertanya tentang penanganan penyakitnya.

Sebelum menjawab pertanyaan gadis cantik yang memiliki rambut sangat lurus, Akmal mengambil hasil foto x-ray kemudian menyimpannya di whiteboard kecil yang berada di belakang kursi untuk menjelaskan hasil rontgen kemarin.

"Kalau dibiarkan tumbuh ini akan sangat berbahaya karena Gigi bungsu yang Bu Sakila miliki akan mengusir gigi asal, sehingga akan menimbulkan rasa ngilu yang tak tertahankan ketika dibiarkan. jadi secepatnya kita harus mencabut gigi yang tidak diinginkan ini, apakah ibu Shakila Putri sudah siap?"

"Saya sudah siap dari kemarin, Gigi bungsu saya sudah tumbuh sekian lama, Namun Saya merasa sedikit takut dokter."

"Takut kenapa Bu Shakila?"

"Takut ekstraksi Gigi saya terasa nyeri, seperti yang sudah dokter jelaskan."

"Tidak, itu tidak akan sakit. Soalnya kita akan menggunakan Bius total."

"Kok bius total dokter? menurut sepengetahuan saya kalau mencabut gigi kita akan menggunakan bius lokal, hanya menggunakan bius di area yang akan dicabut."

"Seharusnya memang seperti itu, namun ketika anestesi lokalnya sudah hilang nanti Bu Shakila akan merasakan kesakitan. Saya tidak mau menyakiti seorang pasien kalau ada yang lebih aman Kenapa kita harus menggunakan yang beresiko."

"Kira-kira berapa lama saya akan tertidur?" tanya Shakila yang terlihat wajahnya dipenuhi keraguan, mungkin takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa dirinya.

"Tidak lama Paling hanya minimal 90 menit, maksimalnya sampai 2 jam."

Mendengar jawaban seperti itu, Shakila terlihat terdiam kembali seperti merasa enggan kalau dirinya dicabut gigi dengan anestesi total, karena dia tidak akan tahu apa yang akan dilakukan Akmal Sanjaya ketika dia tidak ingat dengan keadaan sekitar.

"Kalau ibu Shakila belum siap, kita bisa melakukannya lain waktu. Sampai ibu benar-benar siap."

"Tidak tidak Pak Dokter, saya sudah siap karena sudah lama gigi bungsu saya terasa mengganggu aktivitas."

"Ya sudah kalau Ibu sudah siap, Tunggu sebentar!"

Akmal pun menekan telepon yang berada di meja kerjanya, kemudian menyuruh seseorang untuk masuk. tak lama diantaranya orang yang diminta pun datang kemudian dipersilahkan duduk di kursi yang berada di samping Shakila.

"Perkenalkan ini dokter Marni, dia adalah dokter spesialis anestesi di klinik kita. Bu Dokter Tolong lakukan periksa dan lakukan tindakan anestesi umum untuk ibu Shakila, karena hari ini dia akan melakukan pencabutan gigi." Pinta Akmal Sanjaya kepada orang yang baru datang.

"Baik Pak!" jawab dokter Marni sambil membalikkan tubuh menatap ke arah Shakila.

"Apakah hari ini Bu Sakila sudah sarapan?:

"Hari ini saya belum sempat sarapan karena tadi saya bangun kesiangan. kebetulan suami saya tidak sedang berada di rumah sehingga saya tidak menemaninya makan Sarapan bersama. Memangnya kenapa bu dokter?" Jawab Shakila balik bertanya.

"Kalau seperti itu kita bisa melakukan anestesi sekarang, soalnya sebelum melakukan pembiusan pasien harus berpuasa terlebih dahulu, agar nantinya ketika anestesi sudah bereaksi pasien tidak kesulitan bernapas karena ada makanan di dalam perutnya." jawab dokter Marni menjelaskan.

Shakila pun menggelengkan kepala menegaskan bahwa hari itu dia belum melakukan pengisian perut, karena sejak dari tadi bangun dia langsung berangkat menuju ke klinik Akmal Sanjaya, untuk segera membuang penyakit yang berada di dalam dirinya.

Akhirnya Shakila pun diminta untuk segera menuju meja operasi, sedangkan Akmal Sanjaya dan Dr Marni Mereka terlihat menyiapkan alat-alat medis yang akan digunakan untuk mencabut gigi Shakila.

Ketika berada jauh dengan pasiennya Marni pun mendekati Akmal, soalnya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting dan tidak ingin diketahui oleh orang lain.

"Apa tidak sebaiknya kita menggunakan bius lokal saja Pak?" tanya Marni di tengah-tengah persiapan.

"Tidak, saya tidak menginginkan kalau pasien yang satu ini merasakan rasa sakit. Saya ingin kalau pencabutan gigi bungsunya terasa nyaman dan tidak menimbulkan bekas luka."

"Tapi anestesi total bisa memiliki efek samping yang lebih berat?"

"Kamu tidak usah banyak bertanya! Kamu jalankan saja tugasmu sesuai prosedur."

Mendengar Akmal Sanjaya yang tiba-tiba kata-katanya berubah membuat Marni tidak berbicara lagi, dia terus menyiapkan alat medis dan obat-obatan yang akan digunakan untuk membius Shakila. Setelah semuanya dirasa cukup Marni dan Akmal pun mendekati ranjang pasien yang di mana Shakila sudah berbaring.

Di dalam ruangan operasi yang steril, aroma desinfektan ringan menyambut siapapun yang memasukinya. Cahaya operasi yang terang memancar dari lampu-langit-langit yang dapat diarahkan, menyoroti meja operasi yang siap digunakan. Semua kebutuhan medis tersusun rapi di atas meja, bersih dan disterilkan. Dokter Akmal Sanjaya dan dokter Marni berdiri di sisi meja operasi, memeriksa catatan pasien dengan penuh perhatian. Mereka membicarakan langkah-langkah prosedur pencabutan gigi yang akan dilakukan, memastikan bahwa setiap detail terperinci sebelum memulai.

Shakila yang terbaring di meja operasi memandang dengan campuran antara ketegangan dan kepercayaan kepada tim medis. Mereka diberikan pakaian pelindung dan terlihat bersiap mental untuk prosedur yang akan datang. Sebelum memulai, dokter Akmal kembali menjelaskan prosedur kepada pasien dengan penuh empati, membantu meredakan kekhawatiran yang mungkin Shakila rasakan. Suara lembut dan terapeutiknya memberikan suasana yang menenangkan di ruangan tersebut.

Dengan hati-hati, dokter Marni memberikan anestesi umum pada Shakila memastikan bahwa mereka bebas dari rasa sakit selama pencabutan gigi. Seiring dengan itu, peralatan hisap bekerja untuk menjaga kebersihan di area operasi. Prosedur dimulai dengan hati-hati, dan suasana di ruangan operasi terisi dengan suara pelan dari instrumen medis yang digunakan. Meskipun terdengar teknis, namun Akmal dan dokter Marni selalu berkomunikasi dengan cermat, memastikan bahwa pasien tetap merasa nyaman dan terinformasi.

Shakila yang sudah disuntikkan bius umum perlahan matanya mulai tertutup, dia mulai tidak sadar dengan keadaan sekitar. melihat kejadian itu dengan segera dokter Marni pun membuka alat bantu pernapasan kemudian menatap ke arah Akmal yang sejak dari tadi terus memandang wajah pasiennya.

"Dia sudah tidur, Pak Dokter bisa memulai mengoperasinya sekarang." ujar dokter Marini menjelaskan kondisi pasien yang sedang mereka tangani.

"Terima kasih! kalau begitu bu dokter boleh keluar untuk ngopi sebentar. Biarkan saya bekerja dengan tenang." jawab Akmal Sanjaya meminta Marni untuk meninggalkannya sendirian.

Dalam hatinya Marni merasa heran kenapa Akmal Sanjaya meminta seperti itu, karena biasanya Akmal akan meminta untuk menemaninya sampai proses pencabutan gigi selesai. berbeda dengan kala itu dia diminta untuk beristirahat, namun untuk mengungkapkan Marni tidak memiliki keberanian, karena melihat perubahan wajah sikap Akmal yang tadi membuatnya tidak berani banyak bertanya. hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan operasi.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Nil Caryo
saya juga pernah digituin thor
Nil Caryo
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Nil Caryo
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Nil Caryo
Anjayyyy akhirnyoo
Nil Caryo
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Nil Caryo
Thorrr saling mendukung yukk
Nil Caryo
gwe suka penggambaran suasana lu
Nil Caryo
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!