3 tahun lamanya, Felicia bekerja sebagai sekretaris dari pimpinan perusahaan tempatnya bekerja. Selama lebih dari 2½ tahun juga dirinya menyimpan perasaan untuk direkturnya.
Felicia tidak memiliki niat untuk menyatakan perasaannya sama sekali, dia hanya berniat menyimpan perasaan itu untuk dirinya sendiri sambil terus mengagumi sang atasan. Sampai kartu undangan yang diberikan sang direktur membuatnya memilih menghapus perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kaka santika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
"Ya, apa yang kamu katakan memang tidak salah. Tapi, tidak semua orang akan menghargai kamu walaupun kamu menghargai orang lain bukan. Jadi, untuk apa semua yang kamu lakukan ini." Ucap Felix.
"Itu bukan masalah mau orang lain menghargai saya atau tidak. Karena tanggapan orang lain tidak akan menyakiti saya." Ucap Felicia.
"Yang terpenting untuk saya, saya tidak membuat orang lain sedih hanya karena pekerjaan yang orang lain kerjakan terlihat dan di anggap remeh padahal bukan berarti semua orang dapat melakukan hal yang sama bukan." Ucap Felicia.
Akhirnya sekali lagi Felix kalah berdebat dengan wanita di sampingnya saat ini. Dan Felix hanya dapat menganggukkan kepalanya.
Setelah itu mereka tidak lagi membahas topik random itu lagi.
Dan mulai mempersiapkan diri, apalagi sudah ada beberapa orang yang sudah sampai juga.
Sesekali mereka ikut berbasa-basi dengan orang-orang yang menghadiri rapat ini.
"Maaf, saya datang terlambat." Ucap seseorang yang masuk ke ruangan dengan terburu-buru. Dia adalah pemilik perusahaan Santoso.
"Tidak masalah, lagi pula kau hanya telat beberapa menit saja." Ucap salah satu orang di situ dan diangguki oleh beberapa orang lainnya.
Akhirnya rapat pun dimulai dari sekretaris dari pimpinan perusahaan Santoso yang memulai presentasinya. Mereka semua terus menyimak dan memberi tanggapan untuk hal yang tidak mereka sukai dan mereka sukai itu.
Sampai tidak terasa 2 jam berlalu begitu saja. Yang untungnya rapat kali ini bisa dikatakan cukup lancar.
"Semoga rencana itu terealisasikan dengan baik." Ucap Felix sambil berjabat tangan dengan Abima Santoso setelah itu mereka mengobrol dengan beberapa orang, begitu pun Felicia yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa orang juga saat ini.
"Terima kasih, kalau begitu kami akan pergi terlebih dahulu." Ucap Felix setelah beberapa saat yang lalu Felicia kembali ke arahnya.
Felicia pun mengangguk kepada orang-orang yang tadi mengobrol dengan atasannya itu.
Lalu,
"Kami permisi duluan, pak." Ucap Felicia lalu mereka berdua pun mulai menjauh.
"Hari ini terasa sangat melelahkan sekali bukan." Ucap Felix tiba-tiba.
Mendengar itu Felicia mengangguk.
"Ya, hari ini terasa lebih berat dan melelahkan sekali." Ucap Felicia sambil melamun sesaat sampai dirinya tersadar kembali dan akhirnya kembali menyalakan mobil yang dia kendarai.
Dia tanpa sadar mengatakan tentang situasinya saat ini.
"Bukankah kamu terlalu berlebihan untuk mengatakan hari ini sebagai hari terberat untukmu. Padahal pekerjaan mu tidak banyak berbeda dengan sebelum-sebelumnya." Ucap Felix yang sudah kembali memegang berkas ditangannya.
"Ini hanya kata-kata semata saja kok, pak." Balad Felicia.
"Hm, begitukah. Kalau begitu tidak masalah, tapi kuharap kamu tidak mengatakan hal lainnya. Kau membuatku berpikir kau akan keluar dari pekerjaanmu saat ini." Ucap Felix.
Mendengar itu Felicia terdiam, agak kaget sebenarnya karena setelah mendapat kartu undangan dadakan tadi pagi setelah sampai ke ruangannya sendiri Felicia sempat memikirkan itu.
Tapi, saat ini dia hanya mengangguk kan kepalanya saja. Tidak berniat membalas kalimat yang dilontarkan Felix tadi.
"Pak. Apa kita langsung menuju ke tampat janjian selanjutnya pak?" Tanya Felicia
"Atau kita kembali ke kantor terlebih dahulu saat ini, pak?" Tanya Felicia sekali lagi.
"Ke tempat pertemuan itu dulu." Kata Felix.
Felicia akhirnya mengangguk dsn mulai mengendarai mobil itu ke tenpat pertemuan itu dilakukan.
"Pak, kita sudah sampai." Ucap Felicia.
Mereka berdua berjalan menuju meja yang sudah mereka pesan saat ini, Felicia terlebih dahulu memesan apa yang dirinya inginkan agar tenaganya kembali pulih.
Sambil menunggu pesananya Felicia menelfon orang-orang yang jadwal temunya diundur itu.
"Baik pak, terima kasih atas pengertiannya." Ucap Felicia. Setelah itu sambungan telfon itu pun dimatikan oleh Felicia.
Dia kemudian kembali menelfon seseorang lagi. Tali sepertinya kali ini Felicia gagal membujuk orang yang sedang ditelfonnya itu
"Baik pak, saya paham. Baik, maaf sudah mengganggu waktu anda." Ucap Felicia.
Setelah telfon mati pelayan di tempat itu meletakkan makanan-makanan Felicia.
Felicia pun langsung memakan makanan itu sampai dirinya tanpa sadar menoleh ke samping tempat atasannya duduk saat ini.
"Bapak mau makan?" Tanya Felicia saat Felix terus saja memperhatikan dirinya saat sedang makan.
Jadi, tanpa sadar dia menawarkan makananya ke atasannya itu.
"Tidak, Habiskan lah sendiri." Ucap Felicia.
Mendengar itu Felicia kembali melanjutkan makan siangnya, Felicia tetap fokus ke makanannya sampai piringnya benar-benar kosong saat itu.
Saat meja mereka sedang dibersihkan direksi yang datang ke sini untuk mencapai kesepakatan bersama terlihat berjalan ke arahnya.
"Selamat siang pak Felix." Sapa dua orang itu, setelah itu mereka berdua mengangguk sopan ke arah Felicia.
Felicia pun membalasnya dengan senyum dan menganggukkan kepalanya.
Mereka bertiga mulai memesan makanan untuk mereka makan. Felicia tidak ikut makan lagi karena dirinya sudah makan. Bahkan piring dan peralatan makannya yang lain baru saja di bawa pergi oleh pekerja di restoran ini setelah tadi di minta membersihkan meja mereka terlebih dahulu.
Sepanjang percakapan mereka, Felicia merasa sangat tidak nyaman dengan seseorang yang duduk di sebrangnya yang terus memperhatikannya dengan tatapan yang membuat risih.
Tapi, karena tidak ingin mengacau akhirnya Felicia diam saja dan mencoba fokus ke percakapan mereka sesekali dia mencatat pokok pentingnya.
Sampai akhirnya percakapan itu semakin alot dan ya.
Seperti yang dilihat hasil dari percakapan itu akhirnya tidak menemukan apa yang diingin kedua belah pihak dan berakhir dengan tangan kosong.
"Kalau begini terus mungkin kerja sama yang kita bicarakan tidak dapat dilanjutkan lagi." Ucap Felix.
"Tapi, pak. Apa tidak bisa dipertimbangkan sekali lagi?" Tanya lawan bicara itu.
"Seperti yabg anda tahu, percakapan ini tidak membuahkan hasil sama sekali dan lagi." Tiba-tiba Felix menoleh ke orang di samping lawan bicaranya itu.
Si lawan bicara langsung menoleh kearah bawahannya yang terlihat bingung.
"Ada apa, pak?" Tanya Juan lawan bicara Felix dari tadi karena bingung Felix tidak melanjutkan kalimatnya.
Felix yang mendengar itu kembali menoleh ke Juan.
"Tolong ajari bawahan anda, untuk tidak memandang orang dengan tatapan menjijikan itu." Ucap Felix.
Felicia diam saja. Tidak kaget lagi karena selama ini Felix memang sangat menjaga karyawan-karyawannya.
"Apa maksud anda?" Tanya pria yang dari tadi memang Felicia dengan tatapan m3sumnya itu.
"Pikirkan saja sendiri." Ucap Felix.
Juan yang melihat bawahannya terbawa emosi langsung meminta maaf kepada Felix dia juga menyuruh pria di sampingnya untuk meminta maaf karena tindakkan tidak sopannya itu.
Akhirnya, dengan tidak ikhlas pria itu meminta maaf.
Akhirnya Felix dan Felicia pergi terlebih dahulu setelah bersalaman dengan Juan.
~Bersambung
berasa datar... tp dr awal sebenernya udah bagus penasaran kelanjutan nya gmn.
ayo dong Author nya yg semangat bikin ceritanya
5 like buat kamu. aku bacanya nyicil ya
bru gbung nih,slm knl y....
lnjut dong,pnsran sm ksah mreka....
mga ga ada prpsahan ,trs sng mntan ga blik lg buat bkin ulah....
idenya boleh juga.
recommended