semoga suka ya novel yang aku tulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arvilia Agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab
Brak!
Suara terdengar dari kamar. Irwan langsung berlari ke dalam kamar dan melihat Alia membuang semua barang barang yang ada di sekitarnya.
"Alia kamu apa apaan?" teriak Irwan.
"Gara gara kamu, anak aku meninggal!"
Kamu harus tanggung jawab atas semuanya karena kamu udah membuat aku dan anaku menderita. Kamu seharusnya sadar atas sikapmu yang sudah menelantarkan kami.
"Maksud kamu apa? aku serba salah, apa yang aku lakukan di matamu selalu salah"
"Ya, karena kamu selalu tidak peduli, tidak perhatian sama anak dan istri. Kamu mas selalu sibuk dengan hp, teman-temanmu, termasuk teman wanita mu."
Irwan Yang tak mau mendengarkan omongan Alia, lalu dia pergi keluar meninggalkan rumah entah kemana dia pergi nya. Pas di jalan Irwan ketemu temannya.
"Hey Irwan mau kemana?" tanya Iman, bawa tas segala seperti mau minggat aja. Hehehe...becanda
"Ga, aku mau ke rumah Ibuku."
"kamu ada masalah keluarga ya?" Tanya Iman yang sedikit penasaran, karena tidak biasanya Irwan pergi keluar dengan membawa tas dan wajah sedih.
"Tidak aku lagi sedikit kelelahan saja" kata Irwan dengan wajah sedikit pucat dan tersipu-sipu.
"Mending kita ngobrol yu, sambil ngopi!" lanjut Iman.
kemudian Irwan pergi bersama Iman ke kedai kopi. Dalam beberapa jam Irwan kembali pulang tidak jadi pergi ke rumah ibunya. Mungkin Iman menasihati Irwan untuk kembali ke rumah, dan sesampai dirumah Irwan terdiam. Lalu kemudian Alia bertanya
"Dari mana mas?" Tanya Alia
"Dari rumah teman, dia menjawab dengan wajah lemas.
"Udah makan belum?" tanya Alia kembali, walau hatinya masih merasa kesal.
"Sudah, jawab Irwan
Irwan yang langsung menghempaskan badannya ke kasur, kemudian Alia menghampiri nya sambil berkata,
"Kalau begini terus mas? lebih baik aku pergi saja, karena percuma aku bertahan tapi tak pernah di hargai dan di perhatikan, di pedulikan kau selalu sibuk dengan hp mu, sehingga kau tak pernah mendengar kan curhatan ku, keluh kesah ku. Dengan teman-teman mu kau bisa berbicara Berjam-jam tapi denganku kau selalu marah bahkan seperti udah ga mau komunikasi"
"Ada apa dengan mu mas?"
sehingga tak ada waktu buat aku dan anak-anakmu. Kamu tidak pernah menghargai ku, dan tak pernah merasa bersyukur punya istri seperti aku." lanjut Alia
Irwan terus terdiam membisu tak sekata pun dia jawab. Sedangkan Alia terus-terusan berbicara mencurahkan kekesalan dalam hati kepada suaminya.
"Apa kamu punya selingkuhan mas? Sehingga kamu memperlakukan aku seperti ini seolah-olah kamu cuek, bodo amat dengan kami." ucap Alia kembali
Irwan yang tadinya diam dia bangun dan menjawab.
"Kenapa kau selalu berpikiran seperti itu Alia? Aku sayang kamu dan anak-anak sampai kapan pun aku tidak mau berpisah dengan kalian."
"Terus kenapa kamu bersikap seperti ini terus sama aku mas?" dengan nada yang kesal dan terus menangis sedih. Karena Alia mengetahui isi chatan Irwan dengan teman wanita nya, yang begitu perhatian dan peduli membuat Alia iri.
"Aku sudah ga tahan mas dengan sikap mu yang selalu perhatian sama teman-temanmu dan teman wanitamu, aku iri mas, aku juga butuh perhatian darimu." lirih Alia yang masih menangis tersedu-sedu.
"Siapa yang selingkuh istriku? Aku tidak selingkuh dengan wanita manapun. Irwan bersi keras meyakinkan Alia, agar dia percaya
namun Alia sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata suaminya lagi"