Mencintai Perjodohan

dengan ragu-ragu syam mengetuk pintu Rumah mertuanya.

Tok..tok..tok..

" assalamualaikum.. " ucap syam penuh takzim.

" waalaikumsalam.." suara sahutan dari dalam rumah.

keluar seorang Asisten rumah tangga yang membuka pintu.

" pak hartawan nya ada mba? " ucap syam.

" oh Tuan syam yah..waduh sudah lama sekali baru berkunjung mari masuk saya pangilkan Tuan hartawan. " jelas nya. setelah menyuruh syam masuk.

syam meminum teh yang di sediakan oleh ART. beberapa menit kemudian hartawan menyapa nya dengan Ramah dan menengok seperti merasa kebingungan.

" Ya allah nak syam..dari sana jam berapa nak? " ucap pak hartawan merangkul syam dan syam mencium punggung tangan hartawan dengan khidmat.

" dimana Istri mu.apa dia tidak mau menengok orang tuanya. " ucap hartawan dengan nada sedikit renyah.

namun syam malah merasa heran dengan ucapan yang baru saja mertuanya lontarkan.

" pah..bukanya Rania pulang ke sini? " Tanya syam dengan heran.

" maksud nak syam bagai mana? " hartawan balik bertanya.

" maaf pah.aku datang kesini untuk menemui Rania. sudah satu bulan ia pergi meninggalkan saya dan kalau bapa tidak percaya ini waktu Rania pergi ia menulis surat ini masih saya simpan suratnya." jelas syam.

hartawan yang penasaran langsung mengambil surat dari Tangan syam dan membacanya. seketika ekspresi muka nya berubah pucat.

" ini bukan Tulisan Rania syam..." ucap nya.

hartawan dan syam saling menatap heran.

" maaf nak syam. sebenarnya apa yang terjadi? sebab waktu usaha mu mengalami penurunan terus terang ayah mengunjungi kalian, ayah menawarkan bantuan untuk mu' tapi Rania menolak nya, Rania bersih keras ingin tetap bersama mu dan sekarang saya bingung mengapa Rania bisa menulis surat seperti ini saya rasa ada Yang tidak beres "

" maksud bapak? "

" syam apa kamu sudah tahu tentang masalalu Rania? "

" iyah pah aku sudah Tahu tentang Dimas. "

" sepertinya semua ini ulahnya' kita akan mencari keberadaan Rania sekarang juga saya takut Dimas melakukan hal yang tidak saya inginkan karena Obsesinya! "

setelah masalah di pertimbangkan akhirnya menemui titik Terang hartawan langsung menyuruh mencari keberadaan Dimas dan ia langsung pamit pada istrinya untuk pergi bersama syam.

ibu Rania menangis karna tidak tahu ternya selam ini Rania telah menghilang.

( kemarin sebelumnya )

sementara akal dimas sungguh licik..

Saat ia mengintai rumah Dimas ia melihat ternyata rania sedang ada disana.

sebelum hujan ia sebenarnya ingin langsung membawa Rania pergi namun Terlihat seorang ibu sedang melindunginya.

alhasil Dimas menemukan rencana baru setelah mengikuti Rania sampai ke sebuah pemukiman

" rupanya kamu disini Sayang....hahaha." ucap dimas pada dirinya sendiri.

akal licik nya mulai berencana kali ini ia tidak melibatkan herman karna ia tahu kini ia bisa merencanakan dan menyusun rencananya.

               ****

ke esokan paginya Dimas mengunjungi Rumah tersebut. terlihat seorang laki-laki sedang menanam cabai di halaman rumah nya.

" permisi pak.." ucap Dimas.

" iyah nak ada apa? " ucap sang bapak sambil menoleh.

" Apa benar dirumah bapak ada yang namanya Rania? " dimas tersenyum simpul.

" iyah benar nak, kalo boleh Tahu anak ini ada perlu apa dengan Rania? "

" saya Suaminya pak.." ucap Dimas.

" ya allah jadi kamu nak syam..suami Rania, alhamdulillah nak' Rania kemarin mencari mu bersama ibu Tapi kamu Tidak ada, Rania sampai sekarang nangis terus nak syam.

dan ada kejadian yang mungkin bikin nak syam kaget. anak yang ada di kandungan Rania keguguran nak " ucap pak abas dengan sedih.

" Ya allah pak, saya telah lalai menjaga istri saya Tapi saya bersyukur istri saya bisa bertemu dengan keluarga sebaik bapak.

dan sekarang apa saya boleh bertemu istri saya Rania? "

" oh iyah nak sebentar saya panggil kan. ibu untuk membawa Rania ke sini." bapak abas langsung memasuki Rumah nya.

" haha dasar bodoh...ternyat semudah ini aku bisa mendapatkan mu kembali dan aku tidak perlu bersusah payah untuk menghilangkan darah daging syam hahaha.. " gumam Dimas ia merasa puasa dengan aksi nya.

Didalam bapak melihat Rania yang sedang murung di temani oleh istrinya.

" nak jangan sedih lagi lihat siapa yang datang..suami mu telah menjemput mu.." ucap pak abas membuka Tirai kamar Rania.

Rania menoleh merasa tidak percaya sedih sekali Gus terharu." benarkah pak? "

" benar nak ayo kita kedepan sekarang. " ajak pak abas.

bu limah memeluk Rania dengan haru karna Ternyata suami nya menemuinya.

" alhamdulillah nak' ayo ibu antar jugak kedepan. " bu limah sangat antusias.

Rania merasa bahagia saat tahu ternyata suaminya bisa tahu keberadaannya.

Rania sampai di balai ruang utama terlihat seorang pria dengan jas army serta celana jens menunggunya berbalik Arah memunggungi nya. menatap nanar ke arah sekitar.

" syam..." pekik Rania..

ia menoleh namun betapa Terkejutnya ternyata Dimas, belum sempat Rania meronta dimas langsung berlari kecil memeluk Rania dan membisikan sesuatu.

" Kalau kamu tidak mau lagi ikut dengan ku nyawa suami mu, ada pada ku. " lirih dimas Tepat di telinga Rania.

Rania yang kikuk. hanya bisa mematung dan meneteskan Air matanya, pak abas dan bu limah hanya tersenyum, karna pikir mereka Rania menangis karna tangisan bahagia bisa bertemu dengan Suaminya kembali.

" bapak bu. saya Dan Rania pamit yah takutnya nanti hujan lagi soalnya suasana Disini juga sudah mulai mendung." ucap Dimas.

" iyah nak..kalian hati-hati yah di jalan. nak syam Tolong jaga Rania dengan baik yah karna ibu dan bapak sudah mengganggap Rania anak kami sendiri." ucap bu limah.

" iyah bu insyaallah' saya akan Terus menjaga istri saya." ucap Dimas.

" ayo sayang, kamu masuk dulu ke mobil." sambungnya.

Rania Terus menunduk pilu salah bertindak saja ia takut nyawa syam terancam karna dimas sungguhlah licik, kali ini Rania hanya bisa mengikuti alur main Dimas.

Rania menuju mobil terlebih dahulu setelah berpamitan pada kedua orang Tua. angkatnya

Terlihat Dimas memberikan amplop coklat pada kedua pasutri.

" bapak ibu..tolong terima pemberian Dari saya yah, meskipun Tidak sebanding mungkin dengan apa yang bapak dan ibu lakukan." ucap Dimas nadanya sok lemas.

" ya allah Tidak usah nak. kami ikhlas menolong Rania. "

" Saya mohon Terima pak bu saya mohon yah.."

" yah sudah nak. Terimakasih banyak nak." ucap bu limah.

dan dimas langsung berjalan menuju mobil nya. Didalam mobil Terlihat Rania sedang membisu. " puas kamu? mau se jauh apa pun! kamu pergi kamu tidak akan bisa pergi dari ku, hahaha.. " pekik dimas dengan licik.

" Apa mau kamu sebenarnya? " Rania menatap tajam ke arah dimas.

" Tidak ada selain aku bisa memilik mu se utuhnya sayang.. " dimas tertawa sangar.

" Apa kamu sudah gila! " Rania semakin kesal dengan Obsesi dimas.

" iyah aku gila karna kamu yang buat aku jadi begini Ran..kamu yang buat aku jadi seperti ini. " nada dimas meninggi ia memukul setir.

dan langsung mengendarai dengan kecepatan tinggi. Rania berteriak ketakutan tiada hirauan dari Dimas, mobil melaju entah kemana Arah tujuannya...

bersambung...