Caca…
Mahasiswi baru di kampus pertanian yg mendadak jadi pusat perhatian cowo-cowo di kampusnya dari mulai teman seangkatan hingga para seniornya, gegara maen basketnya yg jago.
Namun karna hal itu juga beberapa senior cewe tidak menyukainya hingga ada yg berusaha mencelakainya. Kesialan Caca pun datang bertubi-tubi. Inginnya Caca pindah kampus.
Tapi dia juga masuk kampus itu karena eyang tercintanya sudah menjodohkan dia dengan seseorang yg juga berkuliah disana.
Kira-kira siapa yaa jodoh Caca? Akankah Caca mencintainya? Atau membatalkan perjodohannya?
Ikutin kisahnya yuk readers… Happy reading!💙
Updatenya hampir setiap hari lho…☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen
Barra melajukan mobilnya santai. Caca masih terdiam, membuat Barra bingung harus kemana.
Akhirnya Barra membuka suara..
“Kita kemana nih? Gw boleh ga jemput dulu Dafin ke kosan?”
“Heuh?…
Eng.. dianter ke apartemen Greenland aja deh, rumah eyang kejauhan. Tapi gw minta bang Barra rahasiain tempat ini dari siapapun yaa terutama orang-orang kampus. Gw ga mau ada yg tau lagi kalau gw tinggal disana selain bang Barra. Jd klo mau jemput Dafin, ntar abis anter gw aja yaa!” Tegas Caca panjang lebar dengan ekspresi dingin.
Barra cuma bisa menuruti apa yg Caca bilang. Saat ini dia tak berani berkutik. Sepertinya rasa bersalah mulai menjalar di hatinya tatkala melihat Caca menangis tadi.
“Ada bagusnya juga sih Dafin kaga jd diajak. Klo tau gw nurutin nih cewe bisa gawat! Abis gw ntar diledekin terus. Lagian cm ke greenland doang mah deketlah! Klo anter ke rumah eyangnya baru gw perlu Dafin, dia kan jago ngobrol sama cewe.” sahut Barra dalam hati.
Selang 15 menit sampailah mereka di parkiran apartemen. Caca masih terdiam kala Barra menatapnya. Caca berusaha mengatur nafasnya menekan kekesalannya pada Barra. Dia berusaha untuk tidak emosi dan ingin sekali menanggapi semua ini dengan cuek seperti biasa.
Tapi Caca tak bisa menganggap hal itu biasa. Baginya ini aib yg sangat memalukan. Bukan karena jatuhnya, tapi karena terpegangnya… Saat mengingat kejadian itu lagi dadanya kembali bergemuruh. Malu dan marah.. ingin berteriak sejadi-jadinya,, arrgghhhhh..!!!
Namun hanya bisa dalam hati saja…
Ditengah Caca berkutat dengan pikirannya, tiba-tiba pintu mobilnya diketuk seseorang yg membuatnya terhenyak kaget. Caca lalu menurunkan kaca mobilnya.
”Maap non.. demi menghindari hal-hal yg tidak diinginkan jika sudah selesai memarkirkan mobilnya silahkan keluar ato pergi dari parkiran ini.” Ternyata seorang satpam yg kini berbicara padanya.
“Maksud bapak apa ya?” tanya Caca dengan nada bicara sinis penuh tanda tanya.
“Ya.. akhir-akhir ini sering terjadi mobil yg sengaja parkir disini cuma untuk berbuat asusila di dalam mobil. Jadi klo non ga mau dicurigai mohon kerjasamanya untuk tidak berlama-lama di parkiran ini.” Lanjut Pak Satpam.
“What???” Caca membulatkan kedua matanya tak percaya kalo dirinya dianggap akan berbuat mesum dengan pria disebelahnya itu di dalam mobil. Barra yg mendengar hal itu pun mengulum senyumnya. Mau tertawa takut tambah dosa! Karena sekarang emosi Caca pasti sedang ada dipuncaknya.
Caca lantas menutup kaca jendelanya kembali dan secepatnya turun dari mobil. Barra pun lantas mengikutinya keluar dari mobil. Melihat itu pun Pak Satpam langsung pergi darisana.
“Gilaaa! Mimpi apa gw semalem, sampe hari ini semuanya berhubungan dengan hal yg tak senonoh bgini! Mana tangan dua-duanya diperban lagi. Ah, Siaaallll….!” omel Caca yg terdengar oleh Barra sambil mengerucutkan bibirnya yg mungil membuat Barra tertawa dalam hatinya karna gemas dengan tingkah Caca saat ini.
Caca tampak kesulitan mengambil tas dan kresek obat dari klinik tadi, karena tangan kanannya yg diperban dari telapak tangan hampir sampai sikut. Sedang tangan kiri pun masih ada bekas luka yg kemarin dan luka tambahan kecelakaan tadi.
“Plukk!”
Kresek pun terjatuh setelah Caca berhasil menggendongkan tasnya di bahu sebelah kiri. Barra yg melihat hal itu pun segera menghampirinya dan mengambil kresek itu.
“Biar gw anter sampe tempat lu yaa.. Skalian ada yg mau gw omongin juga.” Caca hanya kembali diam tanda mengiyakan. Dia masih malas banyak bicara dengan Barra. Mereka pun meninggalkan parkiran yg kini berjalan menuju apartemen Caca.
**
karena berantem juga butuh energi...
masih ingat aja si Caca, keras kalii si bara megangnya 🤭