" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.
Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?
Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?
Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSI 32: Kemurkaan Khalid
Suara tamparan menggema di dalam kamar hotel. Bukan hanya sekali dua kali tapi berkali-kali. Khalid dengan wajahnya yang merah padam tidak bisa menahan tangannya untuk terus melakukannya. Meskipun usianya sudah 60 an tapi mantan pesilat itu tentu masih kuat. Sedangkan Arika, dia hanya bisa tergugu menangis. Tidak ada daya untuk menahan sang suami karena ia tahu putranya pantas mendapatkan hal itu bahkan lebih.
" Ini ... Ini alasan mengapa Abah waktu itu melarang keras kamu pergi! Ini alasan Abah meminta kamu untuk tetap berada di dekat kami! Apa yang sudah kamu lakukan Sailendra!!! Bagaimana bisa kau berbuat hal nista seperti itu, perbuatan yang jelas dilarang oleh agama! Apa masih kurang caraku mendidik mu dulu hah! Ya Allah, kesalahan apa yang sudah ku perbuat sehingga anakku berjalan di jalan yang salah!"
Khalid murka dan Sai hanya bisa tertunduk. Kedua ujung bibirnya berdarah dan bahkan pipinya sudah membiru akibat tamparan dan pukulan yang diberikan oleh sang ayah. Ya bagaimanapun wajar saja jika ayahnya murka. Orang tua mana yang tidak marah dengan perlakuan buruk yang dilakukan oleh anaknya. Sai jadi membayangkan bagaimana jika Tuan dan Nyonya Brajamusti tahu kalau putrinya adalah korban dari dirinya. Pasti kemarahan mereka lebih-lebih dari sang Abah.
" Bah, duduk dulu. Sai silakan jelaskan. Siapa wanita itu dan bagaimana kejadian itu terjadi."
" Maaf Ummi, Sai sungguh minta maaf."
" Minta maaf lah kepada Allah, Sailendra!" sahut Khalid cepat, rasanya ia ingin sekali menghajar putranya itu hingga tidak berdaya. Tapi akal sehatnya masih tersisa walau sedikit. Dia pun juga harus mendengarkan semua penjelasan dari sang putra.
" Wanita itu, wanita itu adalah pasien yang Sai operasi malam tadi. Dia punya penyakit katup jantung. Semua itu disebabkan karena trauma yang ia alami, konsumsi obat depresan dan tingkat stres yang tinggi juga sebagai pemicunya. Dan trauma itu adalah hasil dari kejadian 8 tahun yang lalu, dan mungkin saja dia melahirkan seorang anak."
" Apa?"
Khalid dan Arika terperangah mendengar penjelasan Sai. Mereka ingin segera menyahut tapi oleh Sai ditahan karena Sai kembali menjelaskan apa yang terjadi 8 tahun silam. Tentang dirinya yang dibuat mabuk dan dijebak. Bisa dikatakan Sai dan Hyejin sama-sama korban atas ulah seseorang. Keduanya korban dari perilaku yang suka meremehkan orang lain dan menganggap nasib orang lain sebagai bahan bercandaan.
" Apapun itu kamu salah Sai, kamu tahu yang namanya alkohol itu dilarang dalam agama kita. Tapi kamu tetap menenggaknya atas dasar ajakan teman. ,aku kamu dijebak atau apapun kamu tetap salah. Dan anak gadi itu .... haaah .... Ya Allah, apa yang harus aku lakukan. Bagaimana aku mengatakan ini kepada kedua orang tuanya. Bagaimana sakitnya dia dan jika benar dia sudah punya anak, bagaiman kehidupannya selama bertahun-tahun ini. Astagfirullah hal Adzim ... "
Khalid tergugu bahkan air matanya semakin deras mengalir. Sai pun, ia tahu dirinya salah dan mungkin kesalahannya akan sulit termaafkan. Namun saat ini yang ada di kepalanya adalah bagaimana cara untuk bertemu dengan wanita beserta keluarganya. Sebagai orang tua jelas kHalid merasa harus bertanggung jawab dengan kesalahan yang diperbuat putranya.
" Jadi apakah nanti malam kita akan tetapi kesana A?" tanya Arika kepada sang suami.
" Jelas istriku, kita tetap harus menemui Abilla dan keluarganya. Kita juga punya kewajiban untuk meminta maaf. Haah, entah ini yang namanya untung atau apa. Yang pasti semuanya sepertinya sudah diatur oleh Allah. Kau tidak bisa membayangkan bagaimana jika Sai sudah menikah. Haah..."
Khalid tampak frustasi, rencana akan tinggal sehari di Jakarta sepertinya akan berlangsung lebih lama dari rencana. Ia pun menghubungi kediaman yang di Bandung untuk memberi tahu mengenai keberadaannya di Jakarta yang mungkin akan lebih lama dari dugaannya.
Sai merasa amat bersalah melihat kedua orangtuanya. Ia hanya mampu menunduk. Tapi tiba-tiba ia teringat akan pesan yang dikirimkan melalui akun media sosial. Sai kemudian membuka profil pengirim pesan. Disana tidak ada foto orang, yang tampak hanya foto-foto bangunan dan pemandangan. Dan, ada juga beberapa alat musik yang dimainkan. Hanya saja wajah tidak pernah diperlihatkan sekalipun dalam foto tersebut.
" Pemain musik? Siapa? Apakah Hyejin, atau mungkin ... ."
Tak tak tak
Sai membalas pesan itu. Ia menanyakan siapa orang tersebut dan apakah bisa bertemu. Ya, Sai ingin segera bertemu dengan orang yang mungkin saja sudah tahu dengan apa yang terjadi 8 tahun lalu. Mungkin sebelum menemui Hyejin secara resmi, Sai ingin menemui orang yang mengirimnya pesan. Karena Sai yakin bahwa orang itu jelas bukan Hyejin.
TBC
cerita ini sangat bagus bagus banget menurut ku. dan mengenai haneul yang dewasa padahal usia nya masih kecil itu di real juga ada jadi g heran kalau haneul punya pikiran sedewasa itu.
semangat berkarya kk othor 💪💪💪.
sangat2 bijak sekali.
sukses slalu k