Ini adalah kisah Nathan dan Jihan.
Kisah mereka berawal dari, Nathan yang tidak sengaja melihat Jihan berkeliaran di tepi jalan di malam hari sendirian, yang bertepatan dengan Nathan, dipaksa oleh orangtuanya untuk menikah. Tanpa berfikir panjang, Nathan langsung menculik Jihan dan memaksa gadis itu menikah dengan nya.
Hal yang paling gila yang pernah Jihan alami adalah, dimana Nathan berkata "setelah ini buatlah cucu yang banyak, untuk papa gue" shit...emang dunia selalu mempermainkan nya!!!
Akan kah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Semua ketiba-tibaan akan kalian, temukan di novel ini🫣🫣
Kepo ngak? cuss kepoin:)
Btw cerita ini, konflik nya ngak terlalu berat ya...
Jadi kalian bacanya juga bisa santai.
Sambil membaca kisah mereka, bolehlah dukung author juga....iya ngak?
Aku yakin kalian bacanya nanti sambil ngik-ngik hahahah
ngak guys...karena humor setiap orang berbeda kan?
Oke buat yang baca...i love you sekebon 😙🫶🫶🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minggu
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, mata Jihan perlahan terbuka. Jihan melihat ke sebelah nya, tempat dimana suaminya berada. Mata Nathan masih setia terpejam, seolah ia sangat nyaman di dunia mimpi nya. Jihan memilih untuk tidak membangun kan Nathan, ia mulai mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.
Jihan melangkahkan kakinya, menuju lantai bawah.
"sepi kali ya bi?" tanya Jihan setelah sampai di dapur.
"biasa nyonya karna hari minggu" ucap sang bibi yang bernama Lina itu.
"panggil non aja bi, aku masih muda" ucap Jihan sedikit tidak nyaman, saat Lina memanggil nya dengan embel-embel nyonya.
"Baik non" balas Lina
"bibi mau masak apa?" tanya Jihan melihat Lina sibuk dengan peralatan masak nya.
"ini...bibi mau bikin tumis kangkung, sama ikan goreng trus ayam kecap" jelas Lina
"emang orang kaya masih makan kangkung?" tanya Jihan
Lina sempat melebarkan matanya, sempat bingung dengan penuturan Nona muda nya itu.
"orang kaya, juga makan sayuran kok non" jelas Lina setelah nya.
"kenapa ngak makan mas aja?" tanya Jihan lagi
Lima mengangguk, sambil tersenyum kikuk saat ia tidak mampu menjawab pertanyaan Jihan lagi.
"Bi" panggil Jihan
"kenapa non?" tanya Lina
"Jihan bantuin ya" pinta Jihan mulai membantu Lina.
"ngak usah non, nanti den Nathan marah sama bibi" jelas Lina
"ngak bi, intinya Jihan mau bantu" pinta Jihan tidak mau dibantu.
Lina menghela nafas nya, ia tidak mungkin melawan Jihan. Dengan sedikit tidak rela dan tidak enak hati, Lina mempersilahkan Jihan membantu nya memasak. Lina sedikit kagum, saat melihat Jihan lihai dalam memasak. Mulai dari mengiris bawang, menggoreng dan menumis, wanita itu sangat jago bak seorang koki.
"Pinta banget non masak nya" ucap Lina disela-sela kegiatan mereka.
"udah bias bi..." balas Jihan
Lina mengangguk, ia tidak ingin lebih tau tentang Jihan. Ia tidak mau Jihan, marah jika ia bertanya lebih.
"ini sama bibi dan pak satpam" ucap Jihan
"sekalian sama bodyguard-bodyguard papa" jelas Jihan sambil memberikan beberapa mangkok berisi makanan yang ia masak tadi.
"ngak usah non, nanti bibi masakin untuk kita" ucap Lina
"ngak usah, sekalian silaturahmi heheh" ucap Jihan
Lina mengangguk dan membawa, makanan itu setelah ia beberapa mengucapkan terimakasih pada Jihan.
Jihan melihat kepergian Lina, wanita itu sudah mulai tua namun ia masih sangat kuat mengurus mansion milik Bagaskara. Memang bukan cuman Lina, ada juga beberapa maid lainnya yang bertugas di bidang mereka masing-masing. Kebetulan Lina tugasnya di bagian dapur, makanya Jihan bisa mengenali nya.
"eh..pa? udah bangun?" tanya Jihan saat melihat Geri keluar dari kamar nya.
"iya kenapa nak?" tanya Geri
"baru aja mau bangunin papa, mau ajak makan soalnya" ucap Jihan
"yaudah....kamu bangunin suami kamu gih, papa duluan ke ruang makan"
"nanti papa tungguin" ucap Geri
"baik pa" ucap Jihan mulai melangkahkan kakinya, menuju lantai atas dimana kamarnya berada.
Ceklek
Jihan membuka pintu itu, dan melihat Nathan yang masih terlelap.
"Than" panggil Jihan sambil menggoyang-goyangkan lengan Nathan.
"Nathan...bangun, papa udah nungguin tuh di bawah" jelas Jihan lagi.
Jihan kesal saat melihat Nathan seolah tidak terusik.
Jihan menurunkan wajahnya, hendak berteriak di telinga Nathan.
"N..."
Cup
Nathan dengan sangat tiba-tiba memiringkan wajahnya, hingga berhasil mencuri satu kecupan di bibir Jihan. Walau tidak lama, namun kecupan itu berhasil memberikan suara ....ah author tidak tau suara kecupan kayak gimana😭
"morning kiss" ucap Nathan dengan wajah, seolah tidak ada penyesalan disana.
"apaan sih lo? main cium-cium gitu?" tanya Jihan kesal .
"namanya juga suami istri" jelas Nathan
"ga jelas banget lo....bangun, papa udah nungguin tuh di bawah" Ucap Jihan, bukan nya gimana ...Jihan cuman menutupi rasa salting nya. Ingatkan pada Nathan bahwa Jihan wanita biasa, yang gampang salting jika diperlakukan dengan masih secara tiba-tiba, seperti tadi.
"masih pagi udah marah-marah" heran Nathan mulai duduk.
"cepetin ngak? kasihan papa udah di bawah Nathan!" ucap Jihan memaksa.
"iya...iya maksa banget lo" ucap Nathan mulai berdiri, dan masuk ke kamar mandi hanya sekedar membersihkan mukanya.
Jihan kini berada di meja makan, bersama suami serta mertuanya.
"ini bibi yang masak?" tanya Geri merasa masakan yang ia makan hari ini, sedikit berbeda dengan yang biasanya.
"bibi bantuin kok, tapi Jihan yang masak" jelas Jihan
"oh ya? kamu pintar ya masak nya?" ucap Geri tak menyangka jika Jihan pintar dalam masalah dapur.
"enak ya pa?" tanya Jihan sedikit antusias, melihat Geri menikmati masakan nya.
"banget" jawab Geri
"nambah deh pah kalau gitu" ucap Jihan menggoda.
"boleh nak" ucap Geri diiringi tawa kecil nya.
Jihan mulai menambahkan nasi dan lauk pada Geri.
"kalau gini terus, papa bisa nambah setiap kali makan" jelas Geri bahwa ia sangat suka masakan Jihan.
"Jihan janji sering masak deh, demi papa" ucap Jihan sambil tersenyum manis, hingga matanya sedikit menyipit.
Geri mengangguk, bahwa saran Jihan sangat mantap.
Nathan yang sedari tadi memperhatikan nya, disulut rasa kesal.
"gue juga mau nambah....tapi istri gue orang nya ngak pekaan" sindir Nathan sambil memasukkan makanan ke mulutnya, dengan gaya seolah di hentakkan.
"masa suami nya sendiri, ngak dilayani?" tanya Nathan kembali menyindir.
"astaga Than, istri kamu yang cantik ini mana tau kamu mau nambah" ucap Jihan dengan bahasa lembut, di depan mertuanya. Kalau di belakang, bah disepak itu jantung Nathan berani menyindir nya!!!.
"makan yang banyak ya suami....habis ini awas lo" Ucap Jihan pelan diakhir kalimat nya. Nathan menelan ludahnya, sembari Jihan menambahkan lauk dan nasi ke piring nya.
Jihan mengangguk sambil tersenyum kearah Geri, seolah berkata "kita buang saja anak papa ini? biar kita yang jadi?"
Geri tersenyum melihat sifat Nathan. Ia tidak menduga, Jihan yang Nathan culik itu mampu, mengubah sikap Nathan secara perlahan-lahan, bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Dulu Nathan lebih banyak diam dan bekerja, namun sekarang ia merasa Nathan mulai membuka sisi baru dari hidup nya. Geri senang melihat perubahan itu, ia merasa rumah nya yang dulu sangat sepi, mulai terasa rame saat kehadiran Jihan.
"papa kemana hari ini?" tanya Jihan di sela-sela makan nya.
"papa mau ke rumah tante kamu sayang, sekalian bahas tentang perusahaan sama om kamu juga" jelas Geri.
Bukan tanpa alasan ia memanggil sayang pada Jihan, ia hanya sudah menganggap Jihan sebagai putri nya sendiri. Tapi Jihan dan Nathan malah menyalah artikan itu.
Jihan mengangguk, dengan kepala mulai miring dan menatap Nathan. Mereka saling bertatapan, seolah pertempuran akan terjadi setelah ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading 🫶
siap-siap elang di pecat
sukses selalu 🥰