Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 LANJUTKAN DRAMA KEKASIH PURA PURA
Dara mulai sadar saat hari sudah menjelang malam, Satu hal yang membuat Dara tertegun saat ini adalah..
"Tuan William.. Hei~" ucap lirih Dara mencoba membangunkan William yang tertidur di sisi ranjangnya.
"...." tidak ada sahutan dari William yang tampaknya tengah larut dalam tidur.
"Sejak kapan dia tertidur.. William..." gumam Dara di dalam hati.
Netra Dara tertuju pada bekas luka lebam di wajah William yang tertidur menghadap nya.
Dia terluka karena aku, maafkan aku William..
Dara mengusap pelan sekali bekas lebam di wajah Willliam. Si pemilik wajah rupawan itu hanya merespon menggeliat pelan.
"Tuan William, bangunlah !" suara Dara sedikit keras dan sukses membuat William terbangun.
"Dara.. Syukurlah kamu sudah sadar. Apa ada yang kamu butuhkan ?" ucapan William yang refleks tiba tiba membuat Dara sedikit terkekeh.
Wajah panik khas bangun tidur William cukup lucu~
"Aku baik baik saja , justru kamu yang membutuhkan bantuan.." kata Dara sambil tersenyum menggelengkan kepalanya sekali.
Kini kedua orang itu duduk di sebuah sofa panjang yang terletak di dekat ranjang.
"Awsshh~" rintih William kala Dara mengoleskan salep menggunakan cotton buds di wajahnya.
"Tahan ya, sedikit lagi.." Dara fokus mengobati, sedangkan posisi keduanya saat ini cukup membuat William gelisah.
Ini terlalu intim~
Bagaimana tidak gelisah jika saat ini posisi William berbaring di atas pangkuan Dara. Berbaringlah disini sebentar, agar aku Lebih mudah mengobati mu. Pinta Dara sambil menepuk bantal kecil di pangkuannya beberapa saat yang lalu.
Kini William bisa merasakan hembusan nafas Dara yang bagai berirama mengikat jiwanya.
Bahkan hembusan nafasnya saja bisa membuat jiwaku melayang~
William tidak banyak bergerak, dia terus menatap lekat ke arah wanita yang dia sukai.
"Sudah selesai." singkat kata Dara sambil menjauhkan alat yang dia pakai tadi.
Namun William tidak menyahut, justru semakin lekat menatap wajahnya. Dara yang merasa terus di lihat pun merasakan semu hangat di wajahnya.
Rasa malu sekaligus canggung mereka berdua rasakan. Semakin lama, William semakin memberanikan diri untuk meraih tengkuk leher Dara dan,
Cup~
Sebuah kecupan yang begitu dalam membuat Dara mematung. Dirinya saja tidak sempat menghindar, semua terjadi begitu cepat dan kini sulit melepaskan diri.
Cup~
Satu kecupan kembali di curi oleh William, seakan sengaja William meminta respon serupa dari Dara.
Apa aku harus membalas ciuman William ??!!! Astaga harusnya aku tidak menawarkan bantuan jika endingnya justru aku yang dirugikan begini~
Situasi intim yang sulit di kendalikan, William kembali mencuri satu ciuman berharap Dara akan membalas namun,
Belum juga mendapatkan balasan dari Dara tiba tiba..
"APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN !!"
Suara teriakan lantang dari arah daun pintu sontak membuat Dara refleks mendorong tubuh William sampai terjatuh di lantai.
Gedebugh~
"Astaga, mampus aku~" batin Dara panik lalu berdiri merapikan penampilan.
"Ibu mengejutkan saja.." kata William enteng kini berdiri di samping Dara ikut merapikan penampilan nya.
"Apa yang sudah anak nakal ini lakukan padamu nak ? Apa dia memaksamu melakukan sesuatu ? Katakan pada ibu , biar ibu hukum dia !" ucap Senna yang menarik Dara ke arahnya.
"Eh itu~ sebenarnya kami tadi cuma~ ehmm~" Dara bingung menjawabnya.
"Kami hanya sedikit bercumbu, layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Apa itu salah ? Bukan kah ibu sendiri yang mengatakan ingin segera menimang cucu ?" perkataan William membuat Dara membelalakkan mata tak percaya, "Bisa bisanya dia mengucapkan hal sefrontal itu di hadapan ibu !!"
"Benar, ibu memang ingin segera menimang cucu. Tapi tidak begini Willy !! Nikahi dulu Dara baru buatkan ibumu ini cucu sebanyak mungkin , dasar anak nakal !!" Senna melangkah maju lalu memukul William dengan tas mewah nya.
Sedikit pertengkaran tak berarti membuat suasana rumah besar menjadi lebih hidup.
Kini Senna dan Dara tengah bersiap untuk pergi ke mall, sengaja Senna ingin membelikan hadiah selamat datang di keluarga Gulvend.
"Pokoknya kamu tidak boleh menolak pemberian ibu, Aku sangat tidak suka penolakan, oke ?" ucap Senna penuh Penekanan meski senyumnya manis terukir.
"Tapi bu~ Dara tidak membutuhkan apa apa sekarang. Bukankah nanti hanya pemborosan ? Bagaimana kalau uangnya di simpan saja ?" kata Dara pelan.
"Ikuti saja apa keinginan ibuku , sayang. Beli apa yang ingin kamu beli. Uang keluarga Gulvend tidak akan pernah habis jika untuk menyenangkan calon istriku." ucap William sambil mengedipkan mata.
Entah apa maksudnya, apakah William ingin Mengatakan, Mari lanjutkan drama kekasih pura pura.
"HhMm baiklah.." Dara menghela nafasnya singkat lalu menuruti keinginan sang ibu.
Sementara Senna dan Dara pergi berbelanja, William menghubungi dokter Glee untuk menanyakan sesuatu.
Dalam percakapan telpon seluler,
William ingin mendengar penjelasan dokter Glee tentang hasil lab atas sisa cairan teh yang di temukan di dalam saku Dara.
"Hasilnya sudah ada, sudah dipastikan jika cairan tersebut mengandung sejenis racun dosis ringan dari salah satu tumbuhan terlarang. Jika boleh tahu, siapa yang mengkonsumsi racun tersebut tuan ?"
"Hhmm.. Jika setiap hari seseorang mengkonsumsi cairan racun tersebut, berapa lama sisa waktu sampai dia meninggal ?"
"Jika korban mengkonsumsi terus menerus dengan dosis yang sama setiap hari, maka efek yang dihasilkan bisa bertahun tahun kemudian tuan. Karena pelaku sengaja memberikan racun dosis rendah secara rutin. Ada kemungkinan pelaku ingin melenyapkan korban dengan cara yang halus, korban bisa didiagnosa mengalami kerusakan organ dalam tubuh untuk menutupi reaksi racun. Saranku sebagai seorang dokter, sebaiknya cegah atau hentikan pemberian cairan tersebut sekarang juga atau nyawa korban jadi taruhan dalam satu dekade yang akan datang."
"Baik, aku mengerti. Sekarang Tolong temukan obat untuk penawar racun tersebut. Aku akan beri imbalan yang setimpal tapi ingat, lakukan ini tanpa seorang pun yang tahu. Kasus ini adalah rahasia antara kita saja, mengerti !"
"Baik tuan William, mengerti."
Percakapan seluler antara William dan dokter Glee selesai dengan kesepakatan rahasia diantara mereka.
Sementara itu di tempat lain..
Di dalam sebuah apartemen mewah yang terletak di tengah kota, tampak sepasang kekasih tengah bercinta mesra memadu nikmatnya percintaan panas diatas ranjang berukuran king .
"Ahhh iya seperti itu, harder baby ahh~" Racau suara wanita yang menginginkan percintaan yang lebih brutal nan liar.
"Mommy ahh~ ini sangat nikmat mom~ ahh~" racau lawan main tak kalah e ro tis.
Mereka melakukan adegan ala do gy sejak setengah jam yang lalu dan belum ada tanda tanda akan selesai.
"Setelah ini kita harus bicara bebs, ughh yeahh~" suara wanita yang tidak lain adalah Megan semakin meracau lebih.
"Yes mom, hang on~" pria yang merupakan berondong simpanan Megan menghentak semakin kuat dan dalam.
Benar benar membuat keduanya dimabuk kepayang atas nafsu terlarang.
Pria itu adalah simpanan baru Megan, ya pria yang setahun lebih tua dari putri tiri nya itu mampu memuaskan kebutuhan ranjang yang tidak Megan perolehan dari Walter sang suami.
Setelah itu..