Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia siapa?
Neira terus memeluk pinggang Gevan, bahkan dia tidak sadar jika pelukannya begitu kuat membuat Gevan batuk.
"Nei."
Neira tetap diam dengan tatapan kosong.
"Neira."
Tidak ada respon membuat Gevan menepikan motornya.
"Eh kak, sudah sampai ya." Ucap Neira tersadar membuat Gevan menoleh.
"Lo kenapa sih?"
"Lah, ini masih di jalan kak kenapa berhenti."
Gevan menghela napasnya.
"Tangan Lo, kenceng banget peluknya gue engap."
"Eh maaf Maaf" Ucap Neira melepas tangannya membuat Gevan bernafas lega.
"Lo kenapa sih"
"Gapapa Kok Kak, kita pulang aja."
Gevan menatap wajah Neira yang terdiam.
Gevan menggeleng dan kembali melajukan mobilnya, hingga Neira sadar jika motor bukan melewati jalanan ke rumahnya.
"Kak, ini bukan jalan pulang. Kita mau kemana?"
Gevan tidak menjawab, dia terus melajukan-nya menuju sebuah Cafe.
"Turun." Titah Gevan membuat Neira turun.
Sebuah Cafe yang ramai, terlihat juga beberapa motor sport terparkir di sana.
"Kita ngapain ke sini Kak."
"Ketemu temen gue."
"Lah harusnya Kakak anterin Nei pulang dulu."
"Cuma bentar. Ayo." Ajak Gevan menarik tangan Neira masuk.
Suasana Cafe ramai, Neira baru pertama datang ke tempat ini mungkin nanti dia akan mengajak kedua sahabatnya.
"Nah tuh Gevan."
Semua menoleh saat melihat Gevan datang.
"Eh tapi bareng siapa dia?"
"Oh dedek Neira" Ucap Panji saat melihat Gevan datang bersama Neira.
"Hai Kak." Ucapnya tersenyum.
"Duduk" Ucap Gevan menarik kursi untuk Neira dan dia duduk di sampingnya.
Bukan hanya Panji, Alvar dan juga Romi namun Neira melihat dua perempuan di sana dan menatapnya.
"Dia siapa Ge?" Ucap seorang perempuan cantik yang sedari tadi menatap Neira.
"Neira, dia adiknya Gevan." Jawab Alvar karena pasti Gevan tidak akan menjawab.
"Adik? Bukannya Gevan,-
"Lo mau pesan apa?" Ucap Gevan menatap Neira yang duduk di sampingnya.
"Es krim boleh ya Kak."
Gevan menautkan kedua alisnya, namun dia tetap memesankan Es krim untuk Neira juga makanan.
"Tunggu bentar." Ucap Gevan mengusap pucuk ribut Neira membuat mereka melotot.
Namun berbeda dengan Alvar, Panji juga Romi yang tau bagaimana Gevan.
Dia perempuan itu bahkan tidak menyangka dengan sikap lembut Gevan. Padahal yang mereka tau jika Gevan laki-laki dingin dan kaku.
"Oya Ge, gue udah pesen in Lo Cappucino."
Neira mendongak.
Perempuan cantik itu terus berusaha mengajak ngobrol Gevan, tapi kenapa Gevan hanya diam tanpa menjawabnya padahal perempuan itu cantik loh.
"Permisi pesanannya Kak."
Gevan mengangguk dan menggeser Nasi goreng, teh hangat juga Es krim ke depan Neira.
"Makan Nasi dulu, baru Es Krim." Potong Gevan saat Neira akan meraih Mangkuk Es krim.
"Iya" Pasrah Neira.
"Kita langsung deh, ini rencana OSPEK kita selama seminggu dan di akhir acara seperti biasa kita akan mengadakan Camping. Cuma gue masih belum nemuin tempat yang cocok. Gak mungkin kita terus di Bogor kan." Ucap Panji menjelaskan.
Semua terlihat saling bicara serius,
Neira sesekali menatapnya, dia pun melirik Gevan dan baru tau jika Kakak tirinya itu Seorang BEM kampus Ganesha
Tanpa Neira sadari Jika dia sudah habis makan satu porsi Nasi goreng dan juga Es krim.
Gevan menoleh, terlihat wajah bosan Neira di sana.
"Kenapa?"
"Bosan Kak, mana Hp gue low bet."
"Nih."
Neira tersenyum dan langsung menerimanya.
"Sandi"
Gevan dengan sangat terang-terangan memperlihatkan sandi di layar ponselnya membuat salah satu perempuan di depannya meremas ujung Almamater yang dia pakai.
Dia adalah Rose, salah satu mahasiswi yang aktif di Kampus.
Sebenarnya Rose hanya ingin bisa dekat dengan Gevan, membuatnya ikut aktif dalam kegiatan kampus mengingat Gevan adalah ketua BEM di sana.
Sudah lama Rose mengagumi Gevan, dia sengaja untuk bisa selalu dekat dengannya.
Banyak yang sudah tau soal itu, namun Gevan sendiri tampak acuh dan biasa.
Dia bahkan tidak pernah merespon Rose terkecuali urusan kampus.
Dan sekarang, Rose melihat Gevan begitu dekat dan juga perhatian terhadap seorang gadis kecil. Gadis SMA. walaupun Gadis itu hanya adik tirinya namun tetap saja Rose bisa melihat perhatian Gevan yang berbeda dengannya.
Waktu terus berjalan hingga tanpa sadar sudah menjelang Magrib.
"Jadi semua sudah fix, kita pilih Bandung untuk Camping Minggu depan." Ucap Gevan
"Mungkin Lusa kita survei ke sana, Al Lo sama gue yang ke sana."
"Siap."
Gevan melirik Neira yang masih asik bermain game di ponselnya.
"Yuk balik."
"Eh sudah selesai ya Ka."
Gevan mengangguk.
Neira tanpa sadar memasukkan ponsel Gevan ke dalam tasnya. Namun Gevan sendiri membiarkannya dan mereka berjalan keluar.
"Tunggu Al." Cegah Rose saat Alvar akan keluar.
"Kenapa"
"Lo bilang gadis itu adiknya Gevan, setau gue Gevan anak Tunggal."
"Adik tiri Gevan."
"Maksudnya Papanya Gevan nikah lagi?"
Alvar mengangguk.
"Tapi gue Liat perhatian Gevan beda, tatapan matanya juga beda."
Alvar menghela napasnya.
"Kan Neira adiknya Ros."
Rose terdiam.
Namun dia tau jika itu bukan perhatian biasa.
"Gue balik."
"Kayaknya dia bakal jadi saingan Lo deh Ros, gue juga lihat gimana tatapan mata Gevan.."
Rose mengangguk.
"Udah lah kita balik."
Mereka keluar dan menuju mobilnya, Gevan masih berada di sana bersama Neira.
"Ge," Panggil Rose membuat Gevan menoleh.
"Kenapa"
"Em, besok Lo bisa gak jemput gue ke kampus soalnya mobil gue mau gue servis."
"Gue harus antar Neira sekolah."
"Gue tunggu deh, setelah Lo anter adik Lo."
"Mobil Meli juga rusak?"
"Engga Ge" Jawab Meli membuat Rose menatapnya kesal.
"Udah." Ucap Gevan menoleh saat Neira sudah memakai jaket miliknya.
Neira naik ke atas motor,
"Duluan Kak." Ucap Neira tersenyum dengan Gevan melajukan motornya.
"Kenapa Lo liatin gue gitu Ros."
"Lo bego banget sih, tadi tuh gue sengaja biar bisa bareng Gevan"
"Eh sorry-sorry gue gak tau."
"Ah Lo sih." Kesal Rose berjalan menuju mobilnya.
"Sorry Rose, gue gak tau."
Kali ini Gevan tidak melajukan motornya dengan cepat tinggi karena memang jalanan kota yang padat.
Mungkin karena jam pulang kantor juga.
"Kak"
"Hm"
"Kakak cewek Tadi itu pacarnya kak Gevan ya."
"Siapa?"
"Salah satu Kakak cewek yang tadi."
"Maksud Lo."
"Ih yang minta Kakak jemput."
"Rose?"
"Eum."
"Pacar kakak, atau kalian lag Deket ya."
"Bukan."
"Dia cantik ya kak, tinggi putih."
Gevan tidak menjawab, dia hanya kembali laju karena lampu sudah hijau.
"Kakak gak suka sama Kaka Rose, padahal dia kaya suka deh sama Kaka."
Gevan membiarkan Neira terus berasumsi sendiri hingga motor masuk ke halaman rumah.
"Kak Gevan."
"Apa"
"Nei tuh bicara panjang Loh, malah diem aja."
Pletak.!
"aduh sakit Kak" Rintih Neira saat Gevan malah menyentil keningnya.
"Belajar yang bener."
"Ih, kesal Neira.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA