Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
KZ 33
"Aku belum mengatakan apa pun," kata Zenvia.
"Diammu adalah iya bagiku. Kau tak bisa mengubahnya. Case closed," sahut Kal seenaknya sendiri.
Lalu Zenvia tak menggubris Kal lagi dan memilih melihat ke arah jendela kaca dan melihat langit putih di sana.
Kal mengambil tangan Zenvia dan menautkan jari jemari mereka berdua. Zenvia menutup matanya dan membiarkan apa pun yang ingin dilakukan oleh Kal.
Karena sekali lagi, protesannya tak ada gunanya karena Kal sangat dominan dan tak mau dibantah sama sekali.
"Jangan lupa, besok kita tetap ke Gym dan kau tetao harus berlatih tinju," Kal yang kini menciumi tangan Zenvia.
"Hmm," sahut Zenvia tanpa melihat ke arah Kal karena dirinya sedang mengatur detak jantungnya yang berdetak tak karuan akibat kelakuan Kal itu.
Kal memain mainkan tangan Zenvia di atas tangannya yang besar.
Dan pria itu mengusap usapnya dengan lembut hingga akhirnya Zenvia menarik tangannya karena sudah tak tahan lagi.
Tubuhnya meremang karena hal itu. Belum lagi Kal juga mengecupi setiap jarinya.
Kal tersenyum miring ketika Zenvia menyembunyikan tangannya dengan bersedekap di dalam jaket yang dipakainya.
"Kapan aku boleh mencium bibirmu?" tanya Kal yang membuat wajah Zenvia memerah.
Baru kali ini ada pria yang merayunya se-frontal ini karena dulu para pria akan sungkan mendekati Zenvia yang notabene adalah gadis yang cool dan tak banyak bergaul.
"Kal, jaga ucapanmu," ucap Zenvia.
"Aku akan memberikan ciuman pertamamu dengan cara yang sangat mengesankan," sahut Kal yang seakan tak peduli dengan ucapan Zenvia.
"Aku benar benar ingin menangis dan memukulmu di saat yang bersamaan. Kau menyebalkan sekali. Aku akan mengadukan pada Aunty Lesca bahwa kau tak bersikap sopan padaku," ceramah Zenvia dan justru membuat Kal tertawa.
"Ya Tuhan ... Sangat menyenangkan menggodamu," ucap Kal.
'Dia menggodaku? Tadi dia hanya menggodaku?' batin Zenvia sedikit kesal.
"Kau mempermainkanku, Kal? Kau suka melihatku seperti ini?" sahut Zenvia.
Kal mendekatkan wajahnya dan kemudian menatap lekat netra cantik itu.
"Aku benar benar ingin menggigit bibirmu," bisik Kal dan membuat wajah Zenvia semakin memerah seperti tomat.
Zenvia menggigit bibirnya dan kemudian memalingkan wajahnya dari Kal.
Tapi Kal memengan pipinya dengan satu tangannya saja dan memaksanya untuk menatap ke arahnya.
"Mau mencobanya?" bisik Kal.
"No, thanks," sahut Zenvia dan melepaskan tangan Kal.
Kal hanya tersenyum saja dan kembali menyandar di kursinya. Matanya masih melihat ke arah Zenvia yang tak mau melihat ke arahnya karena wajahnya terlihat masih bersemu merah.
Dan itu justru membuatnya semakin cantik dan menggemaskan. Kal kembali mengambil tangan Zenvia dan menautkannya kembali dengan jari jemarinya.
"Aku hanya ingin memegang tanganmu," ucap Kal ketika Zenvia berusaha menarik tangannya.
Kal dan Clark memang berbeda. Tapi mereka memiliki satu kesamaan yaitu akan selalu menempel dan menyentuh orang yang disukainya.
Mereka sama sama pria dengan love langunge tipe physical touch, yang menunjukkan rasa sukanya dengan berdekatan dan bersentuhan secara fisik meskipun hanya sekedar berpegangan tangan.
Zenvia membiarkan hal itu selama masih dalam batas wajar.
*
*
Penerbangan panjang itu pun akhirnya berakhir dan Zenvia bisa bernafas lega karena hal itu.
Mengasuh Kal di dalam pesawat benar benar membuatnya pusing dan tak bisa menghindar sama sekali dari pria tengil itu.
"Kita akan tinggal di hotel selama di Kroasia," kata Kal di dalam mobil ketika dalam perjalanan menuju hotel.
"Hmm," jawab Zenvia.
"Aku memilih kamar dengan satu tempat tidur," kata Kal dan membuat Zenvia memandang heran ke arahnya.