Dikhianati dan ditinggalkan membuat Alisya tak menghentikan tekadnya untuk tetap menjadi seorang Bodyguard, meski profesi itulah yang menyebabkannya putus dari sang kekasih. Di saat yang sama takdir mempertemukan Alisya dengan seorang klien bernama Virza. Namun, Siapa sangka bila kedatangan Alisya ke perusahaan Virza memiliki maksud dan tujuan tertentu hingga membuat Alisya terjebak pernikahan kontrak dengan Virza.
Akankah nyawa Alisa tertolong di saat jatuh ke dalam tebing dengan kedalaman 30 meter?
Apakah Virza dan Alisya akan tetap bersama ketika mantan kekasih masa lalu mereka membuat rencana untuk memisahkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Wasiat
Perempuan itu membukakan pintu mobilnya untuk Virza sontak saja dia berlarian mengitari mobil guna bersiap berangkat menuju ke ujung kota seperti apa yang disebutkan Virza tadi.
"Aku bukan anak kecil lagi, Tan," umpat Virza sedikit kesal karena melihat Alisya yang akan membukakan pintu mobil untuknya.
Virza berjalan lebih dulu sambil merapikan jas dan kacamata kesayangannya itu, tangan kekar pria itu sontak saja mengenggam tangan Alisya. "Ayo ikut aku dan tetaplah di dekatku," ucapnya pelan sambil melirik Alisya dengan sangat dalam.
Setiba di proyek, dua orang itu disambut hangat oleh seorang pria berjas begitu rapi dengan mengenakan sebuah helm pekerja. "Selamat siang, Pak Virza. Mari ikut saya," ucapnya sambil membimbing Virza dan menjelaskan masalah proyek yang sedikit ada kendala.
Bukannya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Virza dan satu pria disampingnya namun Alisya kini sibuk menatap wajah tampan Virza. Baru kali ini dia benar-benar terpesona dengan pria muda yang umurnya sangat jauh darinya. "Sungguh tampan sekali!"
Namun, tiba-tiba saja tatapannya teralihkan ketika menangkap sosok seorang pria yang ada berada di dekat pohon. Alisya mengerutkan dahinya, wajah pria itu nampak tidak asing dan dari gaya berpakaiannya itu sungguh membuat Alisya mulai teringat sesuatu hal.
Perempuan manik mata berwana coklat itu tersentak ketika genggaman tangannya terlepas dan langsung menoleh ke arah Virza.
"Ada apa?" tanya Virza ketika melihat Alisya nampak begitu terkejut.
"Apakah kau masih ingin berada di dalam genggamanku?" timpal Virza lagi ketika melihat Alisya tak menanggapi pertanyaannya.
"Bukan... itu! Hanya saja..." Alisya tak melanjutkan kalimatnya ketika melihat Virza hendak pergi.
Sontak saja Alisya berlari sambil menarik tangan Virza, "Kau mau ke mana? Aku ikut."
Virza tersenyum aneh, "Apakah Tante serius?" tanya Virza sambil mengenggam tangan Alisya lebih erat.
"Iya, aku tak--"Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Virza langsung memotong ucapan lawan bicaranya. "Ayo, ikut aku," ajaknya sembari menaikkan sebelah alisnya dan terus mengenggam tangan Alisya dan sampai di depan sebuah pintu Alisya terbelalak kaget dan sedikit tertegun. Ya, pria itu berdiri di depan toilet hingga membuat Alisya harus mengurungkan niatnya untuk mengikuti pria brondong itu.
Memandangi sebuah pemandangan di atas bukti sungguh membuat Alisya tersenyum tipis, melihat itu Virza nampak sedikit bahagia. Tak disangka bila tersenyum Alisya begitu manis. "Tetapi kenapa dia harus menjadi wanita matre," gumamnya menarik napas panjang.
"Apakah kau sudah menandatangani surat yang ku berikan tadi?"
"Surat? Surat yang mana?" tanya Alisya bingung.
"Sebenarnya apa alasanmu menikah denganku padahal aku ingin sekali Tante dan aku berteman baik." Virza menatap dalam ke arah Alisya. Sejujurnya baru bersama Alisya inilah, Virza bisa bersikap ramah dan asyik, seolah perempuan itu bisa meleburkan sifat dinginnya itu. Tak banyak orang yang bisa sedekat itu dengannya.
Dengan sigap gadis itu menelan salivanya dengan kasar, "Bukankah bagimu aku adalah wanita matre, maka kau bisa menilaiku seperti itu kok namun sebagai pria kau harus bertanggung jawab karena telah merampas keperawananku."
"Tidak, aku yakin bukan itu! Tante bukanlah wanita yang matre, katakan saja dengan jujur maka aku akan membicarakan hal ini pada mamaku."
Virza tahu betul bahwa mereka berdua sama-sama sedang patah hati karena ditinggalkan orang yang dicintai dan itu sangat sulit untuk menjalin hubungan baru.
"Aku tahu itu! Bukankah kau sudah membuat surat kontrak dan aku rasa dengan itu aku bisa sedikit lega karena kau telah mempertanggung jawabkan perbuatanmu."
Virza menatap begitu lekat ke arah Alisya, entah kenapa dia merasa ada sesuatu hal yang disembunyikan darinya. Jika memang Alisya gadis matre namun kenapa dia tidak tertarik dengan paman Mona tadi. Hal itu sangat membingungkan, sepertinya Virza harus mencari tahu lebih dalam lagi seperti apa Alisya ini dan masa lalunya.
Tak lama ponsel Virza berdering, satu panggilan masuk dari Vidya. Pria itu langsung menerima panggilan tersebut.
"Hallo, ada apa, Ma?"
["Za, sebaiknya kau balik ke rumah sekarang dan jangan lupa ajak Alisya."]
"Apa ada sesuatu yang penting, Ma?"
["Tentu saja, mama ingin membahas pernikahan kalian."]
"Bisakah mama membatalkan pernikahan kami? Aku dan Alisya itu hanya ingin menjadi teman baik dan tidak lebih dari itu."
["Tidak, Za. Ada sesuatu hal yang memaksa mama harus menikahkanmu dengan Alisya, jika kau ingin tahu maka segeralah pulang sekarang."]
Telepon langsung ditutup membuat Virza semakin kesal, tetapi sebagai anak semata wayang dia tak bisa melakukan apa pun mengingat sang ibu memiliki penyakit hingga dia harus menurut keinginan perempuan tua itu.
Sepanjang jalan menuju ke rumah Vidya di kawasan rumah elit, Virza hanya diam membuat Alisya yang bisa menebak itu pun sontak menghela napas beratnya karena dia tahu, Virza bukanlah pria yang mudah untuk dipaksa apalagi untuk menikah. Sebenarnya pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral tak ada yang bisa mempermainkannya namun Alisya juga ingin tahu alasan dibalik Vidya menikahkan mereka itu untuk apa?
Mereka disambut hangat oleh pak Roy dan mengatakan bahwa Vidya sudah menunggu kedatangan mereka di ruang keluarga. "Akhirnya kalian berdua datang juga," ucapnya tersenyum ramah.
"Apakah kalian berdua sudah mengambil keputusan?" timpalnya lagi sambil mempersilahkan Alisya dan Virza duduk.
Dua orang itu saling menatap satu sama lain, tetapi sebelum ke sini Virza sudah meminta Alisya untuk merahasiakan soal surat kontrak mereka. "Aku belum bisa mengambil keputusan, Ma. Bagaimana bisa aku menikah secepat ini?" protes Virza ketus.
"Kenapa tidak bisa? Kau harus mengikuti keinginan Mama karena jika tidak.."
"Jika tidak kenapa, Ma? Aku juga ingin tahu kenapa secara mendadak Mama memuat berita heboh tentang pernikahanku?"
"Bukankah kau tahu umur mama sudah tidak muda lagi dan juga umurmu yabg sudah masuk 28 tahun sudah pantas untuk menikah."
"Tetapi tidak sekarang, Ma."
"Tidak, Za. Pernikahan harus dilakukan satu minggu lagi dan mama sudah menyiapkan pernikahan kalian berdua. Mau tidak mau kalian harus segera menikah, titik."
"Tapi, Ma..."
Virza berusaha keras untuk menolak karena dia yakin sekali bahwa ada sesuatu hal dibalik rencana pernikahannya ini. "Mama tidak bisa memaksaku begitu saja, belum cukup Mama menghancurkan hubunganku dengan Mona waktu itu dan aku tidak terima ini."
"Harusnya kau bersyukur karena aku menghancurkan hubungan kalian! Kau lihat Mona malah menikah dengan sahabatmu sendiri, apakah pantas perempuan seperti itu dipertahankan dan menjadi menantuku," ketus Vidya sedikit kesal hingga menghentikan langkahnya.
Perempuan paruh baya itu menyodorkan selembar surat untuk Virza, "Sebaiknya kau baca ini agar kau tahu alasan mama menyuruhmu untuk menikah itu karena apa?"
Alisya bungkam dan tak ingin ikut campur urusan keluarga kaya itu namun melihat Vidya menyodorkan selembaran surat membuat gadis itu sangat penasaran sekali apa isinya.
"Apa?? Jadi..."
Virza tak berkutik lagi dan hanya terduduk menatapi selembar surat itu, menghela napas beratnya seraya berusaha meregangkan jemari tangannya dengan pelan. Pria tampan itu bangun dan melirik Alisya, "Jika itu keinginan papa akan aku lakukan dan aku berjanji akan menjadikan perusahaan R Group menjadi perusahaan ternama dan nomor satu di negara ini."
Mendengar itu Alisya langsung membulatkan matanya dengan sempurna, ia tidak menyangka bila Virza akan begitu cepat menyetujui sebuah pernikahan yang memiliki tujuan tersembunyi itu.
"Tan, em.. Sya. Hari ini kita akan melakukan fitting baju seperti yang mama perintahkan, ayo bersiaplah," ajaknya sambil melirik Alisya sambil menarik tangan gadis itu.
Makasih kk udah mau baca novelku dan salam kenal kk...
jika Author buat novel kedua, ditunggu like dan komentny yakkk...
Doakan Author lancar lahirannya, salam kenal buat pembaca semuanya🙏🙏😘😘😘🥰🥰
Salam kenal ya kk🙏😘