NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Konflik etika / Balas Dendam
Popularitas:142.9k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta,tapi juga tanpa pilihan.
Nadira mengira hanya butuh waktu untuk membuat Dewa jatuh hati. Sampai ia sadar, pria itu tidak takut dicintai, Melainkan tidak bisa.
Dewa menyimpan sesuatu yang bahkan Nadira tak berani bayangkan. Sebuah masalalu yang tersusun rapi,namun perlahan menuntut untuk di temukan. Setiap tatapan dingin,setiap diam,setiap luka...Semuanya, menyimpan satu kebenaran yang bisa menghancurkan mereka berdua.
Dewa menyembunyikan masa lalu yang bahkan lebih menyakitkan daripada kebohongan.

Di antara rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang terlambat tumbuh, mereka harus memilih: bertahan dalam luka, atau melepaskan dalam kebenaran.

Namun, siapkah Nadira mengetahui setiap kebohongan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Terasa Salah.

Setelah pertemuan makan siang itu, aku kembali pulang ke rumah. Kudapati rumah yang selalu sunyi, selalu terasa dingin. Rumah besar seperti tidak berpenghuni.

Aku naik ke atas kasur dan berbaring disana, menatap kosong layar ponsel yang ada di tanganku. mengingat ingat kembali obrolan ringan antara aku dan Hans di meja kafe. Jendela kaca itu menjadi saksi bisu betapa aku lepas dari semua lelahku ketika tersenyum dan tertawa karena bercandanya.

Lalu, aku tertidur.

......................

Keesokan harinya aku kembali menjalani hari yang sunyi lagi. Semalam Dewa tidak pulang, aku tidak tau di berada di mana. Aku hendak menanyakannya kepada Om Daus tapi lagi lagi aku tidak ingin membuat Dewa berada dalam masalah jika aku mengadu.

Hari berjalan seperti biasanya, bangun,sarapan, cuci piring, lalu termenung tidak melakukan apa apa hingga langit berubah menjadi oranye.Tapi hari ini ada satu hal yang membuatku tersenyum. Kafe kecil yang di buat di halaman rumah sudah sepenuhnya selasai. Interior dan segala keperluannya sudah di susun rapi disana. Aku bahkan sempat duduk di sana untuk meminum teh yang aku buat sendiri. Mengambil beberapa foto lucu dan mempostingnya ke media sosial milikku. Dengan caption -Kafe kecil Nadira-

Aku lihat layar ponselku, beberapa notifikasi masuk, beberapa orang menyukainya dan memberikan komentar. Lalu lagi lagi, nama itu kembali berada di urutan pertama di room chat milikku.

Hans (Psikolog Konseling)

[hai, aku sudah lihat kafe baru mu.... Selamat untukmu yah...]

Nadira

[iya, terimakasih.]

Aku mematikan ponselku dan menarik selimut yang berada di ujung kakiku, kemudian notifikasi kembali masuk. Hans mengirimkan sebuah foto, karena penasaran aku langsung membukanya.

Hans (Psikolog Konseling)

[Jika suatu saat aku memposting ini, apakah boleh Nadira?]

Aku terdiam. Teringat saat itu, aku memberikan Hans cookies buatanku, ternyata dia menyimpan foto nya. Aku tersenyum, merasa sedikit di hargai dan di lihat.

Nadira

[iya, boleh.]

Hans (Psikolog Konseling)

[Apakah kamu belum mengantuk?]

Nadira

[Belum, Kenapa?]

Hans (Psikolog Konseling)

[Tidak ada, Hanya ingin bertanya, apakah aku boleh menelponmu?🤓]

Tidak ada balasan untuk beberapa saat, Aku menggigit bibirku, berpikir. Ragu.

[Boleh, Sebentar saja.]

Ponselku berbunyi, Menunjukkan ada sebuah panggilan masuk, tanpa ragu aku menjawab panggilan itu.

"Hai," Suara itu terdengar berat namun lembut, seperti biasa."Sedang apa?"

Aku berdiri dari dudukku, berjalan menuju pintu yang mengarah ke balkon kamar, aku tidak tau kenapa. Tapi berbicara dengan Hans melalui telepon akan lebih terasa tenang jika aku berdiri di luar. Memandangi taman yang gelap dan membiarkan angin malam menerpa tubuhku.

"Tidak ada, hanya menunggu Dewa." Jawabku jujur.

Hening menyusul. Hanya suara napas Hans yang sesekali terdengar samar di seberang. Lalu terdengar batuk kecil darinya, seperti ragu ingin melanjutkan.

“Apakah dia akan pulang?” tanyanya akhirnya, suara penuh kehati-hatian.

Aku menunduk, memandangi lantai balkon yang dingin di bawah kakiku. Pertanyaan itu selalu terasa menyakitkan, sebab jawabannya pun tak pernah pasti. Setiap kali aku memutuskan untuk menunggu, selalu ada bagian dari diriku yang terluka.

“Entahlah… mungkin iya… atau mungkin tidak.” jawabku pelan, mencoba tersenyum meski tidak ada yang bisa melihatnya.

Hans tak langsung menanggapi. Tapi keheningan darinya terasa seperti sebuah pengertian. Penghiburan diam-diam yang tidak memaksa apa pun dariku.

Aku menyandarkan tubuhku pada dinding, menatap langit yang kelam tanpa bintang. Malam ini terasa panjang. Dan hampa.

Lalu, suara Hans kembali terdengar, lebih lembut dari sebelumnya.

“Terima kasih sudah mengangkat teleponku malam ini.”

Aku mengerjapkan mata, lalu berkata jujur, “Aku yang seharusnya berterima kasih. Setidaknya malam ini… aku tidak merasa sendirian.”

Sejenak kami hanya diam, tapi tidak canggung. Diam yang terasa hangat. Diam yang tidak menghakimi.

Namun tetap saja, ada sesuatu dalam diriku yang mengusik ketenangan itu.

Sebuah kegelisahan yang datang tiba-tiba. Aku menggigit bibir bawahku.

“Hans…” panggilku pelan.

“Ya?”

“Menurutmu… apakah ini salah?” tanyaku akhirnya. Suaraku nyaris hilang di tengah hembusan angin.

Hans terdiam. Lalu menjawab dengan nada yang tidak menggurui, hanya mencoba memahami.

“Salah… jika kamu berharap lebih dariku, mungkin iya. Tapi kalau kamu hanya butuh seseorang untuk mendengarkan, maka tidak. Aku tidak keberatan menjadi itu untukmu.”

Aku menutup mata sejenak, membiarkan kalimatnya menyelinap ke dalam pikiranku.

Dan di saat yang bersamaan, hatiku pun kembali menekan luka yang tak sempat sembuh.

Karena di satu sisi aku merasa dilupakan,

tapi di sisi lain aku takut merasa diperhatikan oleh orang yang bukan suamiku.

1
Vina Tamaela
Kukira happy ending pdhl ceritanya buruk buang2 waktu aja ku baca novelmu yg tak berguna ini
puputte.: astagfirullah kak?😭😭😭
belum selesai novel nya yaallah, masih on going🙏🏻😭
total 1 replies
Vina Tamaela
Cih cerita taik buat hamil nadira trus bikin keguguran othor nya otak pembunuh cuihhh tak sudi like dan berikan penghargaan cerita asuuu
Vina Tamaela
Novelmu buruk perempuan nya perangai buruk mengorbankan janinnya demi egonya cerita taik
Vina Tamaela
Tapi di perempuan jg klo setia sedingin apapun suami dia tetap memilih mnjg jarak dngn lki2 lain
Vina Tamaela
Tapi di perempuan juga mau aja didekati lki2 sdh tau dewa prnh terluka mmg bnr kata dewa sdh bersuami
awesome moment
ternyata kesalahan tu menyakiti mrk smua
awesome moment
mmg hrs sabar bacanya
awesome moment
unboxing tanpa mata2
awesome moment
brusaha jalan bareng
awesome moment
smg lbh happy
awesome moment
smg jd lbh baik
awesome moment
smg fokus dgn pilihan
awesome moment
smg g ribet lg
awesome moment
dewa sdh memilih
awesome moment
smg dewa g oleng
awesome moment
org yg dewa percaya
awesome moment
mata2 melisa kompeten abis
awesome moment
🤭🤭🤭
awesome moment
komunikasi. pemberi hidup beri kemampuan utk bicara.
awesome moment
dewa hrs tau. bhw dia sdh melukai nadira. org yg tdk tersangkut masa lalu dewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!