Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..
kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.
mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.
Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyembuhkan hati versi Maria
“Jadi menurut lo?”
“Bikin yang biasa aja, sesuaikan sama spek yang ada di perusahaan om Rony. kalau perlu lo pake spek komputer yang ada di kantor om Rony aja..”
“Oke gue coba, kalau begitu setelah ini kita cari komputernya.. Gimana?”
“Ogah! Lo udah punya suami, sana pergi sama suami lo,”
“Lo tau kan dia sibuk” cebik Maria.
Clara menyodorkan suapan terakhirnya.
“Sekaramg minum. Dan ini vitamin buat lo”
“Nih liat, berapa file ini? Dan gue harus bikin slide nya, kalau sekarang gue pergi sama lo, terus kapan ini slide beres?” ucap Clara.
Maria kembali mencebik.
“Yaudah gue ajak Reno aja!”
“No! Enak aja, Reno bantuin gue lahh gila lo dikiria bikin slide sampe 15 file gini ga pusing apa!”
“Jahat banget sih lo Clarr!” Maria meraih dompetnya dan mengeluarkan ATM.
“Lo cek in mutasinya dan masukin ke pengeluaran gue bulan ini”
“Lo tuh yaa!!”
Clara meraih ATM tersebut, dan mengeceknya di handphone nya.
Maria kembali minum,
“LO GILA!” teriak Clara ketika melihat Mutasi rekening tersebut di handphonenya
Maria tertawa.
“Gini nih kalau lo ga pergi bareng gue! Boros kan?!! Gila lo ya hampir 1 M loh ini!!! Lo beli apa aja Maria?”
“Hihi kan lo yang bilang kalau punya suami tajir itu ya manfaatin. Gue cuma ngikutin saran lo aja blee” Maria menjulurkan lidahnya.
“Tapi tunggu…” Clara kembali melihat mutasi tersebut.
“Kalian berantem?” tembak Clara langsung.
Maria mematung sejenak.
“Engga lah! Ngaco..” sahut Maria
“Masa sih? Kok dia minta maaf?” ucap Clara penuh selidik
“Ya karena dia telat transfer”
“Oohh..”
“Lo tau gue mau makan dan saldo gue habis terus gue minta ke dia dan dia lamaaa banget makanya gue ngambek” Jelas Maria berkilah
“Lo ngabisin 800 juta loh Marr..” Clara memijat kepalanya yang mendadak pusing
“Gapapa Clara, kebanyakan gue beli barang yang bisa di jual lai kok. Atau di gadaikan kalau butuh uang cepat”
“Astagfirullah, mentang mentang sekali transfer mas Aldo bisa sampe 1M lo jadi seenaknya gini ya Mar!!”
“Bawel lo ah! Suami gue aja ga protes!”
“Ya enggak lah orang dia sayang banget sama lo!”
Maria terhenyak mendengarnya, begitu juga Simon yang sudah berpindah ke konekting door kamar mereka dan ruang kerja untuk mendengarkan semua percakapan Maria dan Clara.
“Tadi aja dia bilang lo ga enak badan, tapi mana? Lo sahat gini!! Itu cuma alasan lo aja kan? Karena lo lagi males ketemu orang banyak”
“Hehe, you know me so well.. Tapi sebenarnya karena barang barang dari Bali sampe hari ini. Kan ga enak kalau di rumah ga ada siapa siapa”
“Masuk akal..” ucap Clara,
“Yaudah gue pulang ya, ini slide haru sudah beres kan?”
“Heem.. inget ya Clar, jangan sampe ngaret..”
“Ya ya! Lo suruh Reno juga buat nyiapin Slide”
“Iyaa, sana kaluar, gue mau siap siap..”
“Mau kemana?”
“Nyari komputer lah!”
“Sama suami lo?” tanya Clara lagi
“ engga, dia sibuk Clara..”
“Aku ga sibuk kok, aku bisa anter istriku kemanapun dia mau” ucap Simon membuka pintu konekting door
“Tuhh lo dengerkan?” ucap Clara,
“Jangan ga enakan gitu sayang, kamu tau kan kalau kamu prioritas aku?” ucap Simon
Maria tersenyum kecut.
“Ah iya aku lupa, sekarang aku udah jadi prioritas kakak lagi” ucap Maria sedikit menyindir.
Simon menghela nafas.
“Clar, udah mau pulang kan?” ucap Simon mengusir secara halus
Clara mengangguk, apalagi mendengar nada sarkas Maria barusan, dia tau kalau Maria mungin sedang merajuk kepada suaminya itu.
Clara menutup pintu pelahan dan menuju keluar.
“Sayangg..” ucap Simon mencoba meraih Maria, namun lagi Maria menghindar.
“Aku akan minta papa Ron membawakan komputernya, kakak ga perlu repot repot anter aku” jelas Maria panjang
“Jangan seperti ini, ayo kita pergi bersama, kencan mungkin?”
“Kakak mungkin lupa kalau kakak pernah menjanjikan kencan kepada wanita lain juga” sahut Maria
“Aku ga pernah menjanjikan apa apa sama dia. Dia sendiri yang menyimpulkan seperti itu agar yang lain salah faham..”
“Maaf aku membiarkannya berspekuasi seperti itu..”
“ kabarin aku kalau papa Ron udah bawa komputernya,” Maria kembali ke kamarnya dan merebahkan diri hendak tidur siang.
Simon ikut merebahkan dirinya
“Aku kangen banget sama kamu Mar,,”
“Hm.. aku mau tidur kak, bisakah jangan mengajak aku mengobrol?” Maria menjawab sambil memejamkan matanya.
Lagi lagi Simon menghela nafasnya, sakit hati? Tentu saja. Namun dia tahu kalau Maria lebih sakit. Apalagi ternyata dia memang sering menyakiti Maria bahkan sejak mereka belum menikah.
****
“Sayang, makan dulu” ucap Sofia.
Maria membuka mulutnya sambil matanya tak lepas dari layar komputer didepannya.
Sudah 2 hari ini Maria benar benar hanya di depan komputer, dia berhenti hanya untuk menjalankan shalat 5 waktunya dan lanjut lagi.
“Berapa lama lagi sayang?” tanya Sofia lembut,
“Dikit lagi kok ma.. Cuma tinggal tiral and eror, cek bug dan finishing.. Mungkin nanti malam beres.”
“Malam atau subuh?” tanya Sofia lagi mari abahkan tak tidur sedikitpun 2 malam ini.
“Kasian suami kamu nak,” ucap Sofia.
“Ya ma, aku usahakan malam ini beres..”
“Setelah ini, kamu maafin dia kan sayang?” tanya Sofia lagi
“dan kalian akan Seperti sebelum sebelumnya?” ucapnya pelan
“Aku.. akan usahakan juga maa..”
Maria kembali makan dengan disuapi oleh Sofia.
“Aldo tadi hubingin mama, dia bilang aplikasi kamu yang kemarin sudah laku dan uangnya sudah dia tranfer bersih, jadi kamu ga perlu ngasih apapun ke dia” jelas Sofia.
“Oh baguslah.. Tolong minta Clara mengeluarkan zakatnya sebelum dia gunakan ya ma..”
“Ya sayang..”
“Tapi apakah uang itu..” tanya Sofia menggantung
“Inshaallah halal ma.. Mas Aldo ngejual ke instaansi hacker untuk mereka bobol kok, bukan untuk digunakan kejahatan..”
“Memangnya ada yang kayak gitu?”
“Hm… dan sejauh ini kalau aku yang bikin mereka belum bisa membobolnya, makanya pasti harganya mahal banget. Dan itu juga kesulitan aku kalau bikin sistem, karena terbiasa bikin sistem yang rumit, bahkan mama sama papa juga tau kan aku sampe bergadang berhari hari, jadi aku ga bisa bikin sitem sederhana..”
“Terus sekarang ini? Lagi bikin apa?” tanya Sofia, walaupun dia tidak mengerti apa yang di bicarakan Maria, namun karena bahasa yang MAria gunakan sangat sederhana,. Sofia sedikit banyak faham.
“Mama lihat dehh..”
Maria meraih gelasnya, lalu menekan enter setelah minum.
Layar langsung menunjukan sebuah sistem operasi yang bernuansa cerah.
Maria mulai meng klik beberapa icon dan munculah berbagai macam soal OSN matematika yang tadi dia masukan.
Sofia menatapnya tak percaya.
“Ini adalah sistem impian aku ma..” ucap Maria senang.
“Khusus matematika sayang?”
Maria mengangguk,
“Komputernya bisa meledak kalau aku masukin yang lain juga..”
Sofia tertawa
“Aku akan mulai buka bimbel Matematika dengan aplikasi ini Ma,,”
“Oh ya? Bagus dong..”
“Kak Mon udah tau?”
“Udah, dia udah setuju kok,”
“Apa itu ga akan bikin Maria sibuk?”
“Awalnya iya, tapi lama kelamaan engga kok.. “
“Bentar ya Ma..” Maria beranjak menuju kamarnya.
Disana ternyata ada suaminya yang sedang duduk di meja belajarnya.
“Sayang?” ucap Simon ketika melihat Maria tanpa kerudungnya membuka pintu.
Ramputnya di cepol asal dan masih menggunakan kacamata anti radiasi.
Terlihat sexy dimata Simon.
Simon menghampirinya dan langsung memelukdan mencium pipi Maria,
“Kenapa berpenampilan begini sih? “ ucapnya gemas.
Maria menggeliat,
“aku harus bawa laptop baru aku kak..” ucap Maria.
“Hmmm.. aku kengenn” ucap Simon manja, tapi lagi lagi Maria menggeliat,
“Maaf kak tapi aku bener bener buru buru”
Simon melepaskannya dengan tak rela.
“Inget janji kamu ya sayang!’ ucap Simon akhirnya
Maria tak menanggapinya lagi dan mulai menghubungkan laptop itu ke komputernya.
Dia lalu mengistal versi aplikasinya di laptop tersebut.
“Masih ada sedikit bug..” komentar Maria, matanya kembali fokus di layar komputer yang sudah gelap itu.
“Mama tinggal dulu ya sayang” Maria hanya mengangguk.
Sementara Simon diam diam mengintip dibalik pintu kamarnya.
Maria yang sama sekali tidak peduli dengan sekitar dan masih mengetikan banyak kode kode yang dia tak mengerti.
Deringan yang berasal dari laptop biru yang menyala itu membuat Maria menghentikan ketikannya,.
“Hmm.. kenapa mas?”
“Kode SOS, cepet!”
“Hm..” jawab Maria tenang,
Dia lalu melirik di laptop birunya dan menekan tombol enter pada icon yang bekedip itu.
“Lokasinya di lampung, jalan ahmad dahlan.” ucap Maria
“Oke, thanks.. Masih ngoding?” tanya Aldo
“Masih ada bug..”
“Jangan rumit rumit, kasihan yang akan jadi kambing hitamnya” nasehat Aldo
“Engga, aku pake komputer kantor papa Ron kok..”
“Yaa.. kalau ada apa apa jangan sungkan..”
“Jangan lupa transfer,”
“Aku heran kenapa kamu bisa secepat itu menemukan lokasinya? Padahal tadi aku sudah..”
“Makanya belajar!” sahut Maria cepat
Klik sambungan Maria putus sepihak
“Ganggu aja deh,” gerutunya lalu lanjut mengetikan angkat dan kode kode yang hanya dia yang mengerti.