"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24-Penyakit Xiao Ming
Beberapa tahun terakhir Xiao Ming mengalami penyakit yang aneh, ia sering hilang kontrol atas dirinya sendiri. Ia sering tiba-tiba mengamuk tak terkontrol, itulah yang membuatnya selalu menyendiri dan menghindari banyak orang.
Ia juga memiliki stamina yang lemah, mudah lelah , hingga susah untuknya untuk melakukan aktivitas ringan sekalipun apa lagi sampai bermain pedang ataupun berperang. Tabib istana sudah mencoba mengobatinya namun semua sia-sia, penyakit itu tetap tidak bisa di sembuhkan.
Untuk menghindari hal yang tak di inginkan, saat akan kambuh, Xiao Ming meminta Jin Ling untuk mengikatnya, hal itu terjadi beberapa saat, saat ia sudah tenang dan sadar Jin Ling akan melepasnya. Jin Ling pun tak berani mendekat, karena Xiao Ming bisa saja melukainya seperti ia melukai Luo Yi.
Saat Xiao Ming sudah kembali sadar, ia mengangkat tubuh Luo Yi dan di bawanya kembali ke kamar. Di baringkannya perlahan tubuh Luo Yi, ia menatapnya dalam. Dengan lembut, Xiao Ming menyibak rambut di leher Luo Yi, menyingkapkan luka bekas gigitan yang menganga.
Xiao Ming mengepal kuat, tatapanya di penuhi dengan kesedihan. "Kenapa kamu tidak mau mendengar perkataanku... aku memintamu jangan pernah mendekati ruangan itu, tapi kamu tidak mau dengar! "
Luo Yi mengerjap, matanya perlahan terbuka. Ia memegangi lehernya yang terasa nyeri, tatapannya bertemu dengan tatapan Xiao Ming yang penuh amarah.
"Tidak bisakah kamu mengikuti perkataanku? aku kan sudah bilang jagan pernah mendekati tempat itu! " Mata Xiao Ming menyalah penuh amarah.
"Dasar tak punya hati!" seru Luo Yi, suaranya sedikit meninggi, walaupun ia masih menahan rasa sakit. "Aku terluka, tapi kau malah membentakku!"
Kening Xiao Ming mengerut, ia tak habis pikir wanita di hadapannya itu tidak punya rasa takut sama sekali.
Luo Yi langsung menarik tangan Xiao Ming, ia memeriksa denyut nadinya tanpa memperdulikan rasa sakit di lehernya.
"Apa yang kamu lakukan? "
Xiao Ming berusaha menarik tangannya.
"Diam! " Bentak Luo Yi, ia melotot.
Ia memeriksanya dengan teliti, "Nadinya lemah banget, sepertinya aku tau apa penyebabnya. " Ungkap Luo Yi matanya berbinar.
Xiao Ming mengerutkan kening, ragu-ragu. "Apa yang kau ketahui? Jangan berlagak seperti tabib," katanya, suaranya masih dipenuhi ketidakpercayaan.
Luo Yi memutar matanya. "Jangan meremehkan aku! Percayalah, aku bahkan bisa menyembuhkan lukaku sendiri."
Xiao Ming terdiam, menatap Luo Yi lekat-lekat. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Luo Yi kali ini kepercayaan diri yang kuat terpancar darinya.
"Bagaimana jika aku bisa menyembuhkanmu?" tanya Luo Yi, senyum tipis bermain di bibirnya. "Apa yang akan kau berikan sebagai imbalannya?"
Xiao Ming tertegun sejenak, lalu menjawab, "Jika kau bisa, aku akan memberikan apa saja."
Senyum Luo Yi melebar sedikit. "Tenang, Pangeran. Aku tak akan meminta hal yang sulit. Aku hanya butuh kau untuk melindungiku... dan berpihak padaku."
Permintaan Luo Yi begitu sederhana, namun begitu dalam maknanya. Xiao Ming tercengang, namun akhirnya mengangguk setuju. Ekspresi wajahnya berubah, dari keraguan menjadi penerimaan.
Sebelum Luo Yi lanjut memeriksa Xiao Ming, Xiao Ming memintanya untuk diam dan mendongak. Dengan hati-hati ia mengoleskan salep pada luka Luo Yi, Luo Yi meringis kesakitan menahan rasa sakit di lehernya.
"Lain kali, jika melihat aku mengamuk... lebih baik jangan mendekat. Aku tidak bisa menjamin keselamatanmu. " Ujar Xiao Ming, suaranya sedikit berat.
Luo Yi hanya mengangguk pelan.
.
.
Mentari pagi menyinari teras kamar, menerangi Luo Yi yang tengah bergelut dengan tumpukan buku medis. Wajahnya serius, alisnya bertaut. Sementara jemarinya menelusuri halaman demi halaman.
Dalam dunia kedokteran modern, dari ciri-ciri penyakit yang di deritanya, Luo Yi dapat menyimpulkan bahwa Xiao Ming menderita Anemia. Khususnya Animea difisiensi besi, yaitu menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, hingga mengurangi kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen ke jaringan dan organ.
Itulah yang menyebabkan Xiao Ming lemah, kelelahan dan bahkan sesak nafas. Namun yang membuat Luo Yi bingung adalah mengapa Xiao Ming bisa mengamuk seperti semalam.
Di ketuk-ketuk keningnya, tatapannya kosong.
Hui memperhatikan gelagat Luo Yi, menghampiri dengan hati-hati.
"Nona...ada apa? "
Luo Yi menggeleng pelan. " Enggak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu... "
Tiba-tiba, Xiao Ming dan Jin Ling muncul, berdiri di belakang Luo Yi. Xiao Ming berdehem pelan menarik perhatian Luo Yi.
Spontan uo Yi berbalik, dengan gerakan cepat ia meraih tangan Xiao Ming. Xiao Ming terkejut hampir terjatuh, ia melotot sambil duduk terhuyung di samping Luo Yi.
Jin Ling segera menarik tangan Hui, ia mengajak Hui untuk menjauh. Mereka berdua mengawasi dari kejauhan.
Sementara Luo Yi masih memegang erat tangan Xiao Ming memeriksa denyut nadinya dengan seksama.
Luo Yi menyipitkan mata, ia menepuk punggung tangan Xiao Ming. "Mulai hari ini kau harus patuh, makan apa yang ku siapkan, hindari apa yang ku larang." Katanya, sambil tersenyum penuh percaya diri.
Xiao Ming menarik tangannya kasar, alisnya berkerut, tangannya terlipat di dada.
"Mengapa aku harus menuruti semua ucapanmu. Bagaimana jika kamu, meracuniku? "
Luo Yi terkekeh. "Mustahil, aku ini seorang dokter... bukan pembunuh. Demi kebaikanmu, pangeran, kamu karus menurut. "
"Hui, jin Ling... "
Luo Yi melambai pada mereka berdua.
Hui dan Jin Ling segera menghampiri, "Pergilah ke dapur istana, minta mereka untuk membuat makanan untuk pangeran. " Kata Luo Yi sambil memberikan selembar kertas. "Ini... minta mereka untuk memasaknya. "
Hui dan Jin Ling bergegas pergi melaksanakan perintah Luo Yi.
Luo Yi kembali menatap Xiao Ming, tatapannya lembut namun tajam. "Bolehkah aku, bertanya? "
Xiao Ming mengangguk, matanya redup.
"Sejak kapan... kamu mengalami hal seperti semalam. Tidak mungkin hal itu datang tiba-tiba kan? "
Xiao Ming tertegun, seolah mengingat kembali masa lalunya yang pahit. "Entahlah, seingatku... aku mulai kehilangan kendali saat masuk remaja, saat aku merasa tertekan seketika dadaku terasa sesak, kepalaku pusing, rasanya aku ingin mengamuk jika melihat seseorang. "
Luo Yi menatapnya sayu. "Apa penyebannya? Apa ada kejadian yang membuatmu trauma? "
Xiao Ming bangkit, ia berjalan ke tepi teras menatap hamparan bunga yang seakan tak mampu menahan luka di hatinya.
"Ini semua terjadi setelah ibuku meninggal, aku sangat membenci mereka! merekalah penyebab kematian ibuku... aku hanya belum punya bukti akan hal itu. "
Xiao Ming mengepal kuat, kepalan tangannya menghantam tiang keras, suaranya menggema.
Melihat Xiao Ming yang hampir kehilangan kendali, Luo Yi segera berlari menghampiri . Ia menggenggam tangan Xiao Ming, memeluknya erat. Kehangatan tubuh Luo Yi menenangkan amarah yang membara di dada Xiao Ming. Luo Yi merasakan sakit hati yang sama, memahami penderitaan yang di alami pemuda itu.
Bukannya menolak, Xiao Ming membalas pelukan Luo Yi. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Luo Yi, merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan semenjak kepergian ibunya.
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘