TAMAT 29 Desember.
Jangan tuntut aku untuk sempurna, karena tak ada satupun di dunia ini manusia yang bisa sempurna! Termasuk aku!
Mungkin aku gila, aku wanita tergila yang pernah ada. Di masa lalu, aku menyewa lelaki yang kucintai hanya untuk kesenangan sekerjap mata.
Dan jika kemarin aku bodoh, hari ini aku lebih bodoh lagi... Entah, kapan aku pintar dalam hal memilih pasangan hidup...
Aku, Flory Alexa Miller yang tengah dalam dilema besar. Sebuah hubungan yang aku paksakan utuh, rupanya tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB SEPULUH
Mengingat kembali lima tahun lalu. Liam ingin perjuangkan Flory, dan disaat yang sama Alex Miller memberi ancaman untuk tidak lagi mendekati putrinya.
Bagaikan terjatuh tertimpa tangga pula, Liam terjerembab ke dalam ruangan yang pintunya sulit diterjang. Billy si pemilik kepribadian ganda menjadi bergantung padanya.
Billy yang semula hanya berpura-pura lumpuh, sekarang menjadi benar-benar lumpuh hanya demi mendapatkan dirinya, cintanya serta kasih sayangnya.
Billy sempat menjatuhkan diri hingga kakinya mengalami cidera serius. Harusnya Billy tak perlu lakukan itu.
Jujur meski merasa dibohongi, Liam senang mengetahui Billy bisa berjalan lagi seperti semula, tapi nasi sudah menjadi bubur, Billy rela lumpuh demi bisa bersamanya.
Sungguh, ini hal tersulit yang pernah seorang Liam Bagaskara lalui. Tiga bulan lagi Liam akan menikahi Billy, dan sialnya kenapa harus bertemu lagi dengan mantan istri?
Dia sudah bersusah payah untuk melupakan Flory dan segala cintanya. Berusaha keras untuk hanya mengenang cinta wanita yang mungkin sudah bahagia bersama suami barunya.
Namun... Kenyataan Elang berselingkuh membuat dirinya tak rela jika Flory terus jalani hubungan dengan lelaki itu.
Ponsel berdering, tentu segera dia raih dari saku celana dan bergegas angkat panggilan dari tunangannya: Billy.
📞 "Kamu di mana sih? Katanya dari Bogor langsung ke sini. Aku tunggu sampai malem, kamu nggak ada kabar sama sekali!"
"Aku datang besok!" kata Liam.
📞 "Beneran ya, kamu tuh udah jarang mau ngobrol sama aku. Apa lagi sejak acara pertunangan Zayn. Kamu jadi aneh."
"Aku bilang aku datang besok, berarti besok, sekarang aku harus menyetir lagi!" Liam ketus lalu mematikan panggilan Billy sepihak.
Liam pukul setir untuk buang kesah di dadanya, entah, sejak kemarin Flory menjadi ratu di singgasana pikiran kacaunya.
...➿➿➿➿...
Flory menarik selimut putrinya lalu menepuk-nepuk pantat gadis itu. Biasanya Elang, sekarang, dia sendiri yang lakukan itu.
"Om yang tadi ganteng, Mami nggak pacalan syama Om tadi kan?"
Maurin menatap wajah ibunya dengan raut penasaran khas anak kecil. Bertengkar dengan pria selain ayahnya, baru kali ini Maurin melihat ekspresi emosional ibunya.
"Pacaran?" Flory tertawa. "Tahu dari mana kamu sayang, tahu pacaran segala?" tanyanya gemas.
"Aunty Snow yang kasih tahu. Kalo ngoblol sama cowok belalti pacalan."
Maurin memang cukup dekat dengan Snowy, dan itu karena Flory sering titipkan putrinya pada adik sepupunya itu.
"Memangnya, kalo Mami pacaran sama Om yang tadi, Maurin sedih gitu?"
Flory mencoba mengetes Maurin dengan nada bercanda. Dan jawaban Maurin selalu sama, tidak boleh dekat jika bukan dengan Elang ayah tampannya saja.
"Mami..., kenapa kita pulang ke home Opa? Maulin kangen Papi." Akhirnya itu lagi yang Maurin tanyakan ketika jauh dari ayahnya.
"Papi masih banyak kerjaan Sayang. Kita sementara di sini dulu ya." Flory bicara selembut mungkin. "Maurin anak pinter kan, Maurin pasti bisa bobok sendiri."
"Ok, Maulin pintel." Walau tidak suka, Maurin tetap berusaha pejam tanpa elusan lembut Elang di sisinya.
"Bagus, sekarang bobok ya..." Flory kecupi pipi, kening lalu bibir mungil putrinya.
Setelah tahu Elang pergi bersama wanita lain, Flory tak ingin pulang ke rumah, Flory yakin jika di rumah, dia dan Elang akan berakhir bertengkar hebat kembali, dan Flory lelah terus merasakan hal menyesakkan ini.
Ucapan cinta Elang hanya ucapan, tak benar benar dibuktikan. Lagi dan lagi Elang mengulangi kesalahan yang sama.
Melihat Maurin terlelap, Flory beranjak bangun, kakinya terayun mendatangi nakas di mana ia menyimpan ponselnya.
Sedari berjam-jam lalu, dia mengabaikan panggilan dan chat dari Elang. Dan sekarang Flory keluar balkon untuk membalas satu pesan Elang.
...➿➿➿➿...
Sementara di rumah utama, tentu Elang kehilangan putri dan istrinya. Dia usahakan pulang ke rumah tidak terlalu malam agar Maurin masih bisa tidur bersamanya.
Nyatanya sampai rumah sepi, sedari sore Flory tak mau balas chat atau sekedar angkat teleponnya. Elang berdiri, duduk, rebahan, dan semua itu tak mampu buat dia tenang.
"Kalian di mana?" gumamnya.
Elang unjuk getaran yang entah, ini seperti rasa ketakutan. Pagi tadi Flory bilang akan menyerah, dan jangan sampai itu terjadi.
Ada banyak pertanyaan di otaknya, Flory tak pernah acuhkan dirinya. Jika pun Flory tahu dia bersama wanita, pasti Flory akan jemput dia dan pulang dengan suasana romantis.
Hari ini Flory tak melakukan itu, ini berarti Flory tidak tahu menahu soal pertemuannya dengan Chintya. Tapi, di mana Flory saat ini? Kenapa sulit sekali dihubungi?
📩 "Sorry Elang. Aku baru bisa balas." Ada pesan masuk, Elang segera membukanya.
Elang kirimkan panggilan telepon, dia tidak cukup tenang hanya dengan pesan. Dan kali ini Flory segera mengangkatnya.
"Kamu di mana Sayang?"
📞 "Aku kira kamu nggak pulang, Elang. Aku nginap di rumah, Daddy."
Elang lega, akhirnya istri tercintanya mau angkat telepon dan bicara dengan nada seperti biasanya. "Aku jemput ya?"
📞 "Tidak perlu."
"Aku tidak bisa tidur tanpa kalian," sambung Elang.
📞 "Kita ketemu minggu depan saja ya, tepat di hari anniversary kita."
"Kamu bercanda?" Elang segera menyergah ucapan lembut Flory yang terdengar tidak masuk nalar. Tidak bertemu sehari saja rindu apa lagi sampai seminggu.
📞 "Aku rasa kamu perlu sendiri dulu. Mungkin kamu bosan padaku, Elang."
"Maksudmu?"
📞 "Aku tahu kau berkencan dengan murid mu hari ini. Kau boleh puaskan dulu saja bersamanya, kita akan bertemu minggu depan saja." Flory mematikan sambungan teleponnya sepihak.
"Flo!" Elang mengusap wajah tampannya dengan kasar. "Kapan kau berhenti menguntit, suamimu, Flo!" kesalnya.
Dada Elang naik turun, tapi... Tunggu, kalau pun benar Flory melihatnya bersama Chintya hari ini, kenapa Flory tidak menyatroni dirinya.
Apa benar jika Flory mulai tak takut lagi pergi darinya? Atau... "Aku bisa jelaskan Flo... Itu tidak seperti yang kau kira," tulisnya dan dikirim ke nomor istrinya dengan detak yang tiba-tiba tak keruan di dadanya.
📩 "Aku percaya padamu. Kau mencintaiku dan mereka hanya jajan bagimu."
Elang memang anggap gadis gadis yang bersamanya hanya pelarian semata, tapi bukan berarti dia suka jika Flory memberi izin atas perselingkuhannya. Ini seperti hubungan yang aneh, tidak ada cemburu sama sekali.
"Pulang Sayang, besok aku jemput." Elang menggigit bibir bawahnya, dia lama menunggu balasan yang akhirnya sampai.
📩 "Aku akan pulang satu minggu lagi, Elang. Jangan coba-coba susul kami. Kau boleh pergi lagi dengan kekasih gelap mu. Puaskan dulu hobi barumu, koleksi lebih banyak lagi pacar pacar mu."
Elang yakin jika tidak dengan Flory, dia masih bisa dapatkan wanita lain. Tapi, hatinya sudah terpatri pada wanita itu, menerima Flory tidak lagi cemburu, ini membuatnya kelimpungan.
Ada panggilan masuk dari Chintya, gegas dia matikan, juga blokir nomor gadis itu. Gadis yang terang-terangan menggodanya walau tahu dia sudah memiliki istri dan satu anak.
c alex cuma peduli sm putri nya flory
😌😌😌
trs baca athalla,malah penasaran ini lanjutan dr mna niihh???/Hey/
akhirnya d cari deh tuh,nemu kisah bapaknya.loncat² aja padu paham/Grin/.
msh penasaran sma tokoh² yg bermunculan,akhirnya nyari lagi.sampe d pusatnya.tp ga runut bgt sih hehee paya kenal aja ama nama² yg tetiba muncul wkwkw.kirain bakal bosen baca kakek moyangnya athalla,trnyata ga jg ya.walau tau endingnya sma siapa ttp aja seru bacanya.kisahnya bagus².dan mnurutku drpd kisah snow yg trlalu lempeng,lbh seru flo dan glo deh.