Widuri memilih kabur dari rumah, pergi jauh dari keluarga kakeknya yang tiba tiba menjodohkannya dengan sesosok pria yang bahkan tidak dia kenal.
Akibat perbuatannya itu sang kakek murka, tidak hanya menarik uang sakunya yang fantastis, sang kakek juga memblokir kartu kredit, mobil bahkan kartu kartu sakti penunjang hidup dan modal foya foya yang selama ini Widuri nikmati.
Akankah Widuri menyerah ataukah bersikeras pada pendiriannya yang justru membuatnya semakin terjerumus masalah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaa_Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.19
Widuri berjalan memasuki sebuah cafe yang berada tak jauh posisinya dari Rumah sakit dimana Handoko dirawat. Gadis itu sudah sepakat untuk mengikuti saran Daniel untuk bertemu Reno.
Terlihat Daniel tengah duduk bersama seorang pria yang dipastikan itu adalah Reno. Mereka berdua terlihat sangat akrab, pandangan keduanya juga terlihat berbeda satu sama lain, Reno terlihat perhatian apalagi saat ini Daniel terluka dibagian pelipis dan juga ujung bibir yang sobek karena ulah Marcel tadi pagi.
"Sakit?"
Daniel mengangguk pelan, memegangi bibirnya yang ditutup plester luka.
"Bukankah aku sudah bilang segera telefon aku kalau ada apa-apa?"
Daniel menggelengkan kepala, "Aku tidak ingin kau terluka, jadi biarkan saja. Aku toh tidak apa-apa,"
Widuri menghela nafas melihat keduanya yang saling interaksi dengan sangat ambigu tapi terlihat aneh, kaku hanya untuk menutupi masalah orientasi sek sual saja.
"Hm... Hm...!" Widuri berdehem dua kali saat menyambangi meja mereka.
Terlihat Daniel menoleh begitu juga Reno. Sangat disayangkan kedua pria tampan berotot itu memiliki hubungan terlarang.
"Widi... Kau sudah datang?" sapa Daniel sambil meringis tentu saja.
Urusan dengan Marcel makin rumit sebelumnya, pria itu memukul Daniel tepat diwajah rupawannya hingga terluka. Ferdy yang memisahkan mereka berdua tak luput dari pukulan. Beruntunglah karena Daniel tidak bisa melawan, ia tersungkur tak berdaya hingga ke lantai dan hampir babak belur. Daniel memang sangat lembut.
"Apa kabar pengantin yang kabur ini?" sindir Reno terkekeh dan langsung mendapat sorotan tajam dari Daniel.
Widuri pun menatapnya dengan delikan, ujung matanya tajam menatap sosok Reno yang baru dia lihat sekarang ini dengan jelas.
Hidungnya mancung bak perosotan dengan rahang yang tegas, tubuhnya atletis juga dada bidang, wajahnya sangat bersih juga putih dengan kedua manik tajam mempesona. Sangat disayangkan mahluk ciptaan tuhan yang sempurna ini memiliki kelainan.
Tanpa dipersilahkan Widuri langsung menarik kursi dan bergabung bersama.
"To the point saja, aku tidak mau menikah denganmu!"
Daniel terbeliak dengan meringis, "Bukankah kita sudah sepakat, Widi?"
"Aku berubah fikiran, Daniel. Aku rasa aku tidak mau melakukannya karena alasan pribadi!"
Reno terkekeh lagi, padahal pria itu sangat tampan apalagi saat tersenyum dan Widuri sempat terpesona walau sesaat melihat pria setampan Reno.
Pria yang fotonya Widuri lihat dikamar Daniel tiga hari sebelum pernikahan, chat mesra mereka berdua di ponsel Daniel saat sang ia meminjam ponselnya tanpa sengaja. Walaupun awalnya ragu, tapi info yang ia dapatkan dari teman membuatkan yakin jika Reno yang ia lihat di foto adalah Reno yang akan menikahinya.
"Wid," keluh Daniel dengan tatapan nanar.
Widuri tidak ingin menoleh Daniel karena ia takut kembali berubah fikiran saat menatap wajahnya yang selalu mengiba. Membuatnya selalu tidak tega.
"Sudahlah, tidak perlu banyak basa-basi lagi. Ya walaupun apa yang aku lakukan sangat fatal dan tidak memikirkan kakek, tapi aku lebih tidak ingin mengambil resiko dengan pernikahan ini!" tukas Widuri yang lantas kembali bangkit, cukup bicara pada inti saja.
"Apa kau takut aku tidak bisa menidurimu?" ujar Reno, ucapannya membuat langkah Widuri berhenti.
Widuri menolehkan kepala mendelik, sementara Daniel memukul lengan Reno yang justru sengaja mengintervensi sepupunya.
"Dilihat dari tatapanmu aku rasa aku benar, tenang saja, aku juga bisa melakukannya bahkan aku bisa membuatmu hamil," kata Reno lagi.
"Apa yang kau bicarakan? Kita kemari bukan untuk bicarakan hal itu bukan. Kita sudah sepakat tadi!?" sela Daniel sedikit emosi.
Widuri kembali duduk, tatapannya tak sedikitpun berubah. "Kalau iya memangnya kenapa. Kalian bisa berhubungan dengan baik tanpa melibatkan aku bukan?"
Reno bersikap dingin, kata-katanya penuh hujam an bak sembilu.
"Padahal kau tahu sendiri kalau keluarga kitalah yang menginginkan hal ini agar bisnis mereka semakin besar dan bebas hambatan. Kita tidak perlu bercinta kalau kau tidak mau, itu sangat mudah! Kalaupun kau menginginkannya, katakan kapan saja padaku. Aku bisa melakukannya bahkan hal yang tidak bisa kau bayangkan sebelumnya!" ujar Reno dengan melirik Daniel penuh perasaan.
Widuri tentu saja faham lirikan mata itu, dia berdecak kesal jadinya. "Bertiga begitu. Kau, aku dan Daniel?" katanya tanpa ingin melihat Daniel.
Daniel terbeliak kaget, sementara Reno menjentikan jarinya dengan enteng karena tebakan Widuri benar. "Tepat sekali! Bukankah itu menyenangkan?"
Membayangkannya saja membuat Widuri mual, seketika gadis itu ingin muntah. manik coklatnya membola sempurna dengan emosi yang semakin ingin meledak. Apa dia tidak bisa menghargai seorang wanita dengan bicara seperti itu.
"Kita hanya akan menikah, kau bisa melakukan apa yang kau mau begitu juga denganku? Luar biasa bukan?"
Widuri kembali bergidik, ia tidak bisa mencernanya dengan baik meskipun yang ada dibayangannya kini ada Daniel.
"Terima kasih, tapi aku tetap tidak akan melakukannya. Aku bisa gila hanya karena memikirkannya, awalnya aku berfikir dua kali setelah bicara dengan Daniel. Tapi mendadak aku urungkan karena alasan pribadi. Aku tidak ingin terlibat dalam perasaan kalian yang aneh."
Reno terbahak sangat kencang, sampai-sampai para waiters menoleh ke arah meja mereka. Beruntung cafe itu tidak terlalu ramai, entah bagaimana jadinya jika cafe sangat ramai, bisa dibayangkan semalu apa mereka karena pembicaraan yang sangat personal dan in tim itu.
"Padahal ide itu sungguh luar biasa, warisan perusahaan yang akan jatuh ditanganmu dan juga warisan perusahaanku. Kita akan hidup senang sampai tujuh turunan." kata Reno. "Atau kau sedang menunggu pangeran berkuda putih yang akan memberikan cinta dan kasihnya padamu?"
"Tentu saja!" Jawab Widuri penuh keyakinan.
"Sadarlah, jangan terlalu naif. Dunia ini sudah tua, sudah tidak ada lagi namanya cinta yang sesungguhnya. Yang ada itu cinta terlarang, pernikahan diatas kertas dan itu sangat populer di dunia bisnis, saling menguntungkan tanpa melibatkan perasaan."
"Tidak, aku percaya hal itu masih ada, aku percaya suatu hari nanti aku bisa menemukan seseorang yang tepat yang bisa aku jadikan suami! Sebagaimana aku percaya kalau romeo minum racun setelah mendapati Juliet mati!"
"Sudah tidak zaman lagi cinderela atau putri salju, apalagi romeo dan juliet yang mati bersama, itu bodoh sekali. Mati sia-sia dan tidak bisa menikmati hidup yang menyenangkan ini. Hal seperti itu hanya ada di dongeng dan cerita fiksi." seloroh Reno terbahak-bahak dan tak henti memprovokasi. "Kau bodoh atau apa, itu hanya dongeng anak kecil!"
"Terserah apa yang kau katakan! Aku tidak akan peduli pemikiranmu! Yang pasti aku akan menikah hanya dengan pria yang aku mau dan aku cintai, titik!"
"Kalau begitu ayo bertaruh!" ajak Reno, "Aku akan berikan sahamku di perusahaan milik kakekmu jika kau berhasil menemukan pria seperti yang baru saja kau katakan!"