NovelToon NovelToon
Kawan Serumah

Kawan Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Karangkuna

Mereka bertemu dalam tujuan masing-masing. Seperti kata temannya dalam hubungan itu tidak ada perasaan yang dipertaruhkan hanya ada profesionalitas semata.

Bersama selama tujuh bulan sebagai pasangan suami-istri palsu adalah hal yang mudah pikir mereka. Tapi apakah benar takdir akan membiarkannya begitu saja?

"Maksudku. Kita tidak mudah akur bukan? kita sering bertengkar dan tidak cocok."

"Bernarkah? tapi aku merasa sebaliknya."

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Rindu Di Ujung Hati

Di sebuah lapangan Golf bernama Bumi Permata tampak aktifitas seperti biasanya yang mulai ramai kedatangan tamu-tamu mereka, tentu saja tempat itu bagian dari bisnis yang dikembangkan oleh keluarga Rastomo namun tidak secara langsung dikelola oleh Baswara.

Tampak di dalam lounge ada dua orang sahabat yang asik dengan sarapan paginya, sebetulnya hanya satu orang. Axel menikmati sosis panggangnya sembari dengan semangat menceritakan tentang gosip terbaru yang baru saja dia dengar, sementara di seberangnya ada Baswara yang kelihatan dengan jelas enggan mengetahuinya, sesekali dia memandangi pemandangan luar dari balkon.

"Jangan lupa besok pesta ulang tahun pacarku," ucap Axel mengingatkan temannya yang sangat sibuk itu sembari menyeruput teh hangatnya.

"Kau sudah bilang puluhan kali, berhentilah sebelum aku muak."

"Cih! Aku kan hanya mengingatkan. Oh iya ngomong-ngomong apa kalian masih bertengkar?".

Baswara bersender pada kursi seraya menumpukan kepalanya ditangan, "Begitulah."

"Chika menceritakan malam itu kau menerobos masuk ke rumah neneknya, itu tidak seperti dirimu Bas."

"Tidak usah berbelit-belit langsung saja ke intinya," ucap Baswara mulai muak.

"Apa kau menyukainya?". Baswara hanya terdiam tidak berniat untuk menjawab pertanyaan yang sebenarnya juga ia terkadang ragu dengan jawabannya itu.

"Tidak perlu dijawab, kurasa aku bisa menebaknya."

"Dasar sok tau!"

"Bas, kau hanya perlu jujur pada dirimu sendiri itu saranku, ayo main sebelum matahari semakin tinggi."

***

Kani mengangkat beberapa barang yang ada di mobil box luar untuk diangkut masuk ke dalam cafe milik sahabatnya, siang itu ia membantu Chika untuk mendekor persiapan acara nanti malam, sahabatnya itu berulang tahun dan akan mengadakan acara di cafe miliknya. Di tahun-tahun sebelumnya ia selalu mengadakan di rumah bersama kedua orang tuanya namun tahun ini berbeda karena mereka sedang ada urusan bisnis di luar negeri dan tidak bisa kembali dalam waktu dekat.

Setelah Kani yang dibantu dengan beberapa orang pegawai cafe Chika menghiasi tempat itu dengan warna merah muda favorit sahabatnya.

Ia mampir ke dapur yang terletak di belakang untuk melihat Chika yang sedang memanggang beberapa kue mangkok yang beberapa dari mereka sudah jadi dan dihiasi dengan krim dan butiran kepingan cokelat yang membuatnya lapar.

"Maaf ya aku tidak sempat membuat apapun untukmu, tapi tadi aku sudah memesan mie goreng untuk kita semua," ucap Chika dengan wajah lelahnya.

"Lihatlah dirimu. Mengurusi semua ini sendirian, apa ada yang perlu dibantu?".

"Ini adonan yang terakhir, sudah hampir siap."

"Harusnya pria itu kemari dan membantumu, astaga bahkan batang hidungnya pun tidak terlihat," ucap Kani sebal yang merujuk pada pacar sang teman.

"Seperti dia sedang bersama Baswara, ia bilang tadi tiba-tiba ada kenalan mereka yang mengajaknya bertemu untuk membahas sesuatu."

"Aku tidak heran. Kau tau mereka cocok berteman karena sama-sama brengsek." Chika hanya bisa tertawa mendengarnya, memang tidak salah pikirnya.

Kani memutuskan untuk bersiap-siap di rumah Chika yang terletak tidak jauh dari cafenya, ia malas pulang karena tidak punya cukup waktu. Malam itu ia mengunakan baju dengan model halter dress polos berwarna lilac panjangnya selutut dan rambut dicepol agak berantakan. Sesampainya di tempat acara Kani dan Chika mulai mengatur beberapa pesanan makanan yang baru sampai.

Tamu-tamu mulai berdatangan. Di ambang pintu Chika menyapa semua orang, sementara Kani berdiri diujung ruangan dekat meja makanan sedang berbicara dengan tema kuliahnya dulu yang sudah lama tidak ia lihat.

"Kani," ucap seseorang dari belakangnya yang ternyata Kevin.

"Kevin? Datang sendirian?" tanya Kani memperhatikan ke sekeling ruangan yang mulai penuh.

"Hmm, sebenarnya dengan seseorang di sana," ucapnya agak ragu sambil menoleh kearah seseorang yang berjalan menghampiri mereka.

"Hai Kani."

"Hany." Mereka berdua saling berpandangan dalam diam.

Kani buru-buru menguasai dirinya, "Silahkan dinikmati, aku sudah cicipi dan semuanya enak." Kani pun pamit permisi mengobrol kembali dengan temannya di belakang.

Tiba-tiba suara Chika terdengar sangat heboh ketika Axel datang dengan sebuah boneka beruang besar dan tentu hadiah lainnya namun yang jadi pusat perhatiannya pada pria yang baru saja masuk menyusul di belakangnya.

Kani selalu terpesona melihat pria itu, mungkin Baswara adalah orang paling tampan yang pernah dilihatnya, yang pasti tidak akan dia bandingkan dengan artis-artis favoritnya didrama yang sering ia tonton.

Pria itu mengenakan jas hitam dengan dalaman kaos hitam dan celana jeans biru tua tampak rapi namun juga kasual disaat bersamaan. Semua orang yang di ruangan itu khususnya para wanita menatapnya dengan kekaguman yang luar biasa, auranya sendiri sudah mendominasi apalagi ditambah dengan tampangnya merupakan perpaduan yang pas.

Kani sejujurnya merasa rendah diri akan hal itu, terkadang dia merasa tidak pantas bersanding dengan pria itu meskipun hanya sebatas kontrak kerjasama selama tujuh bulan, bisa dibilang dia tidak jelek tapi juga bukan yang mempunyai tampang sangat cantik, Chika sering bilang kalau wajahnya itu tidak membosankan untuk dilihat apalagi dengan lesung pipi yang ada di kiri kanan membuatnya terlihat menggemaskan dan manis.

"Maaf aku membawa Hany ke sini, dia memaksa ingin ikut meski tidak diundang," ucap Kevin tiba-tiba yang menyita perhatian Kani, sementara yang dibicarakan tampak semangat menghampiri pria tampan yang baru datang itu.

"Tidak apa. Lagipula ini bukan pestaku dan kurasa Chika tidak keberatan tentang itu, oh iya bagaimana Dudut?".

"Baik. Badannya sudah semakin besar, kapan-kapan mampirlah kurasa dia rindu padamu."

"Aku jadi semakin ingin bertemu dengannya," ucap Kani merindukan anak bulunya itu.

Tiba-tiba terdengar suara menyela pembicaraan mereka, "Bertemu siapa?" ucap Baswara yang ikut bergabung dengan dua orang itu.

Kani terkejut akan kehadiran pria itu dan lebih kaget lagi ketika tangan Baswara melingkar dengan erat di belakang pinggangnya.

"Bukan siapa-siapa," ucap Kani pelan hingga nyaris tak terdengar.

"Kevin," ucap pria di samping yang makin mengeratkan lengannya di pinggang Kani memberi tanda jelas kepemilikannya.

"Bas, apa kabar?" tanya Kevin sembari mengulurkan tangan berjabat dengan Baswara, pura-pura tidak terganggu dengan tindakan pria itu pada Kani.

"Bisa kubilang luar biasa baik." Baswara jelas sedang mengintimidasinya dengan tatapan tajam itu.

"Aku permisi sebentar, sepertinya Hany membutuhkanku." Baswara jengah mendengar nama itu, pikirnya untuk apa wanita itu hadir di acara ini.

Sementara Kevin sudah berlalu pergi, tinggalah mereka berdua berdiri di sudut jauh dari perhatian orang-orang, Kani masih terpaku sedang berusaha menenangkan hatinya yang berdebar karena kini ia rasa Baswara sedang mengerjainya.

Pria itu mendekatkan badan kearahnya sembari berbisik pelan ditelinganya, “Apa yang kau lakukan seharian?" ucap Baswara yang terlalu dekat dengan telinga Kani.

"Di sini membantu Chika menghiasi tempat ini."

"Jadi ini semua hasil karyamu?".

"Tidak aku sendiri, ada beberapa pegawainya yang membantu." Dengan jarak sedekat itu Kani bisa mencium wangi dari pria itu yang selalu ia sukai, wangi yang tidak menyengat dan lembut.

"Hasilnya bagus."

"Terima kasih." Mereka saling bertatapan serasa waktu berhenti hanya untuk mereka, Baswara menatap wanita itu dalam seperti ingin menumpahkan segala yang ia rasa padanya, segala hal yang berputar di benaknya tentang wanita itu kini hilang berganti dengan rasa rindu yang sudah berada di ujung hatinya.

 

1
Koirul Rahman
kalau kalian temukan karya ini cepetan deh mulai save di rak kalian... ini cerita paling bagus buat dibaca
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya ya /Smile/
total 1 replies
Norselie
Kak, Novel ini tidak dilanjutkah?
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya /Smile/ ditunggu next part-nya ya.
total 1 replies
Murniyati Mommy
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Karangkuna: terima kasih /Smile/ ditunggu part selanjutnya ya..
total 1 replies
tae Yeon
Seru banget! 🤩
Karangkuna: thanks uda baca, ditunggu next chapter ya /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!