NovelToon NovelToon
Terpikat Pesona Hot Duda

Terpikat Pesona Hot Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Hamil di luar nikah / Beda Usia
Popularitas:414.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rya Kurniawan

Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.

Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.

Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Bekerja

"Duh … apa-apaan sih Raisa, kenapa juga kau harus membayangkan hal itu. Ingat kau itu hanya bekerja dengan Tuan Diego, lagipula Tuan Diego juga sudah memiliki istri, mana mungkin dia juga takluk padaku," kata Raisa yang membuang pikirannya itu jauh-jauh. Lalu ia pun pergi ke taman untuk menunggu Denis sampai pulang sekolah.

*****

Saat baru saja pulang kerja dan tiba di rumah kontrakannya, Nada sangat terkejut karena melihat sosok wanita yang sangat tidak asing berada di depan rumahnya itu. Yang lebih mengejutkan lagi, wanita itu terlihat menatapnya tajam seakan ingin merekamnya.

"Mami? Ada apa Mami datang ke sini?" Tanya Nada.

"Tentu saja Mami ingin mencari keberadaan Raisa. Dimana dia? Kenapa setelah 1 hari dia bekerja dengan Mami dan melayani klien Mami, dia menghilang begitu saja?" Tanya Sheila.

"Mami, kalau masalah Raisa menghilang dari pekerjaannya itu aku tidak tahu. Tapi yang aku tahu Raisa sudah tidak bekerja di perusahaan tempatku bekerja, dia dipecat karena hari itu dia tidak masuk membuat senior kami marah dan langsung memecatnya. Yang aku tahu, saat ini Raisa sibuk di rumah sakit untuk menjaga Neneknya karena Neneknya itu baru saja selesai dioperasi Mami," terang Nada. "Memangnya Raisa tidak bekerja dengan baik atau dia mempunyai hutang dengan Mami?" Tanyanya yang merasa penasaran.

"Bukan seperti itu, bahkan Raisa telah menghasilkan banyak uang untuk Mami dan Mami datang ke sini juga mau memberikan bagianmu," tutur Sheila yang memberikan beberapa lembar uang merah kepada Nada.

Nada pun menerimanya dengan senang hati, "Terimakasih ya Mami. Lantas kenapa Mami mencari Raisa?" Nada mengulangi pertanyaannya.

"Kau ini bagaimana sih Nada, sudah Mami katakan baru hari pertama bekerja saja Raisa sudah menghasilkan uang yang begitu banyak. Apa kau tahu klien Mami yang bernama Tuan Diego itu adalah klien baru, tapi dia berani membayar Raisa dengan mahal sampai dia juga memberikan bonus kepada Mami. Itu artinya Raisa sudah melayaninya dengan sangat baik, tentu saja Mami tidak akan melepaskannya begitu saja. Lagipula Mami sudah membayarnya dan Mami yakin dia juga pasti mendapatkan tips yang besar dari Tuan Diego, maka itu Neneknya bisa langsung dioperasi. Raisa juga sudah terikat kontrak dengan Mami, jadi dia tidak bisa keluar begitu saja. Mami sudah mencoba menghubunginya tapi sama sekali tidak bisa, apa kamu memiliki nomor lain?" Tanya Sheila membuat Nada terdiam.

"Nada, kenapa kau diam? Apa kau menyembunyikan sesuatu dari Mami? Kau mau mencoba untuk membohongi Mami ya, apa kau lupa siapa yang menolongmu saat kau kesulitan uang waktu itu?" Tanya Sheila menatap curiga.

"Tidak sama sekali Mami. Jujur belakangan ini aku juga kehilangan jejak Raisa, aku tidak bisa menghubungi Raisa, Raisa juga sudah tidak tinggal di rumahnya yang lama, aku tidak tahu dimana sekarang keberadaan Raisa. Tapi waktu itu dia pernah mengatakan dimana Neneknya dirawat, mungkin Mami bisa ke sana," kata Nada yang langsung memberikan alamat rumah sakit tersebut.

"Terima kasih Sayang, kau memang Anak Mami yang paling berbakti. Gunakan uang itu sebaik mungkin, jika kekurangan uang kau bisa mencarikan Mami barang baru lagi," ucap Sheila yang mengerlingkan sebelah matanya, lalu ia pun pergi meninggalkan kediaman Nada.

Nada terduduk lemas di kursi depan teras rumahnya dengan perasaan yang begitu bersalah.

"Maafkan aku Nada," ucapnya.

*****

Tok … tok … tok …

"Tuan Muda Denis, jika kau tidak mau keluar sekarang maka aku akan mengatakan kepada Ayahmu apa yang kau lakukan di sekolah tadi. Aku yakin kau pasti akan dimarahi," teriak Raisa sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Denis.

Denis sengaja mengunci pintunya itu agar Raisa tidak bisa mendekatinya dan memaksanya untuk makan.

"Tuan Muda ayo dong, buka tidak pintunya. Kau harus makan dan aku harus pulang. Nenekku di rumah sakit sendirian, apa kau tidak kasihan terhadap Nenekku," kata Raisa yang terus aja mengetuk pintu dan membujuk Denis pantang menyerah.

Raisa memang sengaja bersikap akrab dengan Denis agar bocah kecil tersebut tidak merasa canggung padanya, itu adalah cara Raisa yang sudah ia pikirkan dengan matang-matang dan ia pastikan akan berhasil. Meskipun ia adalah pengasuh atau baby sister Denis, tetapi Raisa ingin jika ia dan Denis bisa selayaknya sebagai teman walaupun umur mereka berbeda jauh. Raisa juga sudah meminta izin kepada Siska dan tentu saja Siska tidak keberatan yang terpenting masih di batas kewajaran dan apapun yang dilakukan Raisa ia sudah mempercayakannya secara penuh tanpa ikut campur sama sekali.

"Oke, kalau kau tetap bersikeras tidak mau membuka pintu dan tidak mau makan, sekarang juga aku akan menghubungi Ayahmu Tuan," kata Raisa berpura-pura, hingga di saat itu pun Dennis membuka pintunya. Ia melipat kedua tangannya itu atas dada seraya menatap Raisa dengan tajam, sama sekali tak membuat Raisa bergidik malah terlihat menggemaskan.

"Hei anak kecil, kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau pikir itu menakutkan?" Goda Raisa sembari mencolek dagu Denis.

"Jangan menyentuhku! Sudah aku katakan aku tidak mau makan, jadi lebih baik sekarang kau pulang saja," usir Denis.

"Kau mengusirku? Aku tidak akan pulang sebelum kau makan dan jika kau tidak mau makan, maka aku akan menghubungi Ayahmu sekarang juga," ancam Raisa dengan ponsel yang sudah berada di tangannya.

"Kau bisanya hanya mengancam anak kecil. Ya sudah aku mau makan," ucap Denis ketus tetapi membuat Raisa merasa bahagia.

"Begitu dong, kalau kau menyadari bahwa kau adalah anak kecil, seharusnya kau itu menuruti apa kataku. Ya sudah kalau begitu kau mau makan sambil bermain, sambil menonton televisi atau kita makan di ruang makan?" Tanya Raisa, dimanapun tempatnya atau sambil melakukan aktivitas apapun itu tidak jadi masalah baginya, yang terpenting menurutnya Denis mau makan dan merasa nyaman.

"Sambil menonton," jawab Denis yang langsung saja berjalan menuju ke ruang televisi, tempat dimana biasanya ia bermain bersama Oma, ayah atau pengasuhnya dan diikuti oleh Raisa di belakangnya.

_____

Sambil menyuapi Denis makan, sesekali Raisa mengajaknya bercerita atau memberikan informasi tentang kartun yang sedang ditonton oleh Denis saat ini. Meskipun Denis terlihat sama sekali tidak menggubrisnya, tak mengapa bagi Raisa yang penting tuan mudanya itu mau makan sampai makanannya itu pun habis tak bersisa.

"Hore … akhirnya makanan ini habis juga. Kau begitu pintar Tuan muda. Apa kau tahu jika nasi ini tidak habis maka dia akan menangis, dia akan sangat sedih," ucap Raisa sembari menunjukkan ekspresi wajah sedihnya.

"Lalu apa sekarang dia bahagia karena aku sudah memakannya sampai habis?" Tanya Denis.

"Ya, tentu saja dia sangat bahagia karena kau telah memakannya. Dan besok kau harus makan lagi sampai habis," tutur Raisa.

"Kau begitu pintar," ucap Denis datar, sangat mirip sekali dengan sang ayah jika sedang berbicara.

"Kau juga pintar, ya sudah kalau begitu aku mau mengantar piring ini ke belakang dulu ya," kata Raisa lalu meninggalkan Denis.

Di saat itu pun tanpa Raisa sadari ternyata Siska diam-diam memperhatikan apa yang Raisa lakukan terhadap Denis. Ia merasa sangat senang karena baru hari pertama saja Raisa sudah berhasil membuat Denis mengikuti katanya, meskipun terkadang Denis selalu melawannya, tetapi Raisa terlihat berusaha sabar menghadapi cucunya itu. Siska merasa jika Diego benar-benar sudah mencari pengasuh yang tepat untuk Denis, tidak salah jika ia tadi sudah mengikuti apa permintaan Raisa dengan menyerahkan Denis seutuhnya kepada pengasuhnya itu.

"Nyonya sedang apa?"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang membuat Siska merasa cukup terkejut.

Bersambung …

1
Ridwan
Luar biasa
Yuni Rasyid
kaya tp bodoh. upah penyiasat bodoh di piara
Yuni Rasyid
kenapa selalu berganti nama pemeran nya. apa penulis tidak konsisten.. revisi lagi penulisan nya. banyak kata2 yg amburadul
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Naura Pulungan
aku suka pemeran y org china, aku ngefans banget sama org ni dia, eang2 ceople makasih thor🥰🥰🥰
Mala
wowwww
Tyaz Wahyu
benih benih cinta mulai terlihat
Tyaz Wahyu
love at first sight
Tyaz Wahyu
main bentak aja lou diego blm tau rasanya sih.jd bucin akut loe nantinya n ketagihan jg wuakkkkkkkk
Tyaz Wahyu
jodoh
Hastia Tia
lanjutkan
Yūmma Maeķa
🤣🤣 Ketemu lgi🤣🤣
Rya Kurniawan
Makasih kakak udah baca semoga suka. 🥰😘
susi 2020
😘😘
Novi Tri Widati: GRATISwqqqaaaaqaaaaaaa11qqqqqqwwqd
Novi Tri Widati: GRATISwqqqaaaaqaaaaaaa11qqqqqqwwqd
total 2 replies
susi 2020
🥰😍
susi 2020
🤓🤓😘
susi 2020
😍🥰
Ashraf Syafikah
aku mampir kak
Iin Nurchayati
ini kenapa kelakuan bejat Clarisa sll tertutup di mata mamasiska sih... heran tololll bangettt sdh tua kok g bs mikir
Iin Nurchayati
Mama Siska oon... malah merestui dng Clarisa pelacur yg lbh ulung, hebat banget cara fikir mama Siska ini y😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!