NovelToon NovelToon
Nada Yang Indah

Nada Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Slice of Life
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Evhy Ayu

Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.

Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.

Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.

Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

**

"Nada, cepat turun kamu sekarang!" teriakan Nadia begitu menggema. Nada yang sedang memakai seragam langsung keluar dari kamar.

"Kenapa Mah?" tanya Nada.

"Turun anak sialan!" jawab Nadia dengan sarkas.

Nada mengerutkan keningnya,dan turun ke lantai bawah untuk menemui Nadia.

Tiba-tiba dengan secepat kilat, Nadia menampar Nada berulang kali. Napas Nada tersendat dia langsung menatap Nadia meminta penjelasan apa yang sedang terjadi.

"Kenapa Mama tampar Nada?"

"Apa yang kamu lakukan pada Naomi? Kenapa kamu buat dia seperti ini?"

Nadia memperlihatkan tangan Naomi kepada Nada, bekas gigitan dan terlihat memerah.

"Itu salah Naomi sendiri, dia yang mulai."

"Malah nyalahin Naomi, dari awal juga kamu yang mulai. Kamu enggak suka kalau Naomi berprestasi, iya kan?!"

Nada mengerutkan keningnya. "Nada juga berprestasi, Mah. Mamah enggak pernah liat usaha Nada!"

Nadia tertawa. "Melukis? Dapet apa kamu dari melukis, hah?!"

Nada mengepalkan lengannya, matanya memerah dan berkaca-kaca. Untuk saat ini dia belum bisa memberikan kesuksesan dari melukis, tapi suatu saat nanti Nada akan mendapatkannya dan akan dia berikan kepada kedua orang tuanya.

"Sekarang kamu minta maaf sama Naomi!"

Nada menggeleng. "Nada enggak salah."

Nadia menarik lengan Nada secara kasar dan terjatuhlah gadis itu di lantai, berhadapan dengan Naomi.

Nada menenggak ke atas dan terlihat Naomi tersenyum meremehkan. Tarikan napas berulang kali Nada hembuskan, rasa sesak, sakit terasa kembali.

"Cepetan minta maaf sama Naomi!" Nadia mendekatkan wajahnya ke wajah Nada dengan tatapan mengerikan. "Jangan buat aku marah lebih lagi, Nada. Kamu tahu akibatnya!" Suaranya penuh dengan ancaman yang lebih dalam, seperti suara gemuruh yang mengguncang, mengingatkan Nada akan kekuatan Nadia yang tak kenal ampun.

Nada merasa hatinya semakin berat. Setiap kata yang keluar dari mulut Nadia seperti palu yang menghantam pikirannya. Dia tahu ini bukan sekadar tentang permintaan maaf, tapi tentang penghinaan, ketidakadilan, dan perasaan bahwa dia selalu menjadi yang salah di mata ibunya. Tanpa sadar, air mata mulai mengalir, tetapi Nada berusaha menahan isakan.

"Kalau kamu enggak minta maaf sekarang juga, kamu tahu apa yang akan terjadi!" Nadia berkata sambil menarik rambut Nada dengan kasar, membuatnya terhuyung ke depan.

Naomi hanya berdiri di sana, tersenyum sinis melihat penderitaan Nada. "Kamu akan selalu kalah, Nada," kata Naomi dengan nada mengejek. "Aku lebih pintar, lebih cantik, lebih segalanya dibandingkan kamu. " Naomi berbisik di telinga Nada dengan kalimat yang menyakitkan.

Nada merasa kepalanya berputar. Tubuhnya lemas, terjatuh di lantai dengan keras, namun Nadia masih berdiri di atasnya, menatap dengan penuh kebencian. "Ayo cepat minta maaf!" teriak Nadia, semakin dekat.

Nada menggigit bibirnya hingga terasa perih. "Aku enggak akan minta maaf," jawabnya dengan suara serak. "Aku enggak salah."

Tiba-tiba Nadia menginjak tangan Nada dengan sepatunya yang tajam, membuat Nada menjerit kesakitan. "Tolong, Mah… itu sakit…" Nada berusaha untuk mengangkat tangannya, tetapi Nadia malah menekan lebih kuat. "Kamu enggak akan bisa lari dari ini. Tidak ada tempat di dunia ini yang akan menyelamatkan kamu. Kamu akan selalu ada di bawah, Nada, kamu akan selalu jadi pecundang." Nadia menggeram melihat anaknya yang tidak berguna.

Naomi mengangkat bahu. "Lihat, Nada. Ibu kamu bahkan enggak peduli lagi. Kalau kamu enggak bisa menghormati aku, kamu cuma akan merasakan rasa sakit. Apa salahnya untuk meminta maaf."

Nada menatap mereka berdua, seolah terperangkap di antara duri yang menancap di kulit mulut Nada.

"Nada apa yang kamu lakukan?"

Nada, Nadiadan Naomi menoleh ke arah sumber suara, mereka terkejut dan terlihat Kenzo berdiri diambang pintu.

Kenzo menghampiri Nada, dan membantu Nada untuk berdiri. Naomi dan Nadia sudah panas dingin dengan kedatangan Kenzo.

"Ken, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," ucap Naomi.

"Iya Nak Kenzo, ini hanya salah paham," jawab Nadia, membela ucapan Naomi.

Nada menatap Kenzo dengan teduh sambil tersenyum, kali ini tatapan Nada seakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Tiba-tiba matanya gelap, Nada jatuh pingsan dipelukan Kenzo. Kenzo langsung sigap membawa Nada keluar dari rumah Jhonson tanpa mengatakan apapun.

"Mah, gimana ini? Naomi enggak mau sampai Kenso malah benci sama Naomi."

"Enggak akan, kamu tenang aja."

**

Kenzo membawa Nada ke rumah sakit terdekat, dengan menggunakan mobil Kenzo yang sengaja dia bawa untuk menjemput Nada.

"Dok, tolong periksa."

"Baik, kami akan memeriksanya."

Kenzo menunggu di luar ruangan, sambil mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Kiki.

"Lo di mana?" tanya Kiki di seberang sana.

"Gue lagi di rumah sakit," jawab Kenzo.

"Ngapain?"

"Nganter Nada."

"Nada?" tanya Kiki sambil mengerutkan kening.

"Lo ambil alih persiapan acara camping nanti, gue bakal telat datang ke sekolah."

"Oke-oke, Lo jangan khawatir."

Sambungan telpon pun dimatikan, Kenzo kembali fokus menunggu pemeriksaan Nada.

Sedangkan di sekolah, Kiki dan rekan osis lainnya berada di ruangan.

"Siapa Ki?" tanya Bagas.

"Kenzo, dia bakal telat datang."

"Tumben banget dia telat, kenapa emang?"

"Nganter Nada ke rumah sakit."

"Hah, Nada? Kenapa?"

Kiki mengangkat kedua bahunya tidak tahu apa yang terjadi dengan Nada dan Kenzo.

Di samping ada Naomi yang mendengarkan percakapan mereka, gadis itu panas dingin saat mendengar Kenzo berada di rumah sakit bersama Nada.

'Gue harus bisa ambil hati Kenzo,' batin Naomi.

**

"Mau minum?" tanya Kenzo.

Nada menggelengkan kepala. "Mau ke sekolah."

"Lo masih sakit."

"Cuma memar doang, kaga kenapa-kenapa."

Raut wajah Kenzo menunjukkan kekhawatiran yang lebih dalam. "Lo nggak mau periksa dulu? Jangan sampai lo malah jatuh sakit parah karena memaksakan diri," katanya lembut, suaranya penuh perhatian.

Nada menatapnya sebentar, mata mereka saling bertemu. Ada kehangatan di mata Kenzo yang jarang dia rasakan, sesuatu yang membuat hatinya sedikit lebih tenang, meskipun rasa sakit di tubuhnya masih terasa. "Gue bisa sendiri, kok," jawab Nada, meskipun ada sedikit keraguan dalam suaranya. "Lo udah ngelakuin banyak buat gue."

Kenzo tersenyum tipis, namun senyum itu membuat Nada merasa aneh, seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar perhatian. "Nggak masalah, gue nggak keberatan. Tapi, jangan terlalu keras sama diri lo sendiri, oke?" katanya pelan, seperti sedang memeluk Nada dengan kata-kata.

Nada merasa jantungnya berdegup lebih cepat, sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan. Selama ini, dia hanya melihat Kenzo sebagai pria dingin dan juga kasar. Namun siang ini ada rasa yang berbeda dengan Kenzo.

"Kenzo..." Nada mulai berkata, namun suaranya terhenti. Ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya yang tiba-tiba bergejolak. Kenzo yang melihat itu, menyentuh lembut punggung tangannya ke tangan Nada, memberinya ketenangan dalam diam.

"Lo nggak perlu bilang apa-apa," kata Kenzo, matanya lembut namun penuh makna. "Gue tahu lo nggak suka dikasihani. Tapi kalau lo butuh seseorang untuk ada di samping lo, gue akan selalu ada."

Nada menatap Kenzo dengan perasaan yang sulit dia ungkapkan. "Makasih," ujarnya pelan, merasa sesuatu dalam hatinya bergetar.

Kenzo tersenyum, senyum yang membuat dada Nada terasa lebih hangat. "Kapan pun lo butuh, gue ada di samping Lo, ingat kalimat yang gue ucap sama Lo?"

Nada menganggukkan kepala. "Lo tanggung jawab gue, Nada!"

Nada hanya bisa diam, bibirnya tersenyum tipis, meskipun hatinya penuh dengan perasaan yang belum bisa dia mengerti sepenuhnya. Tapi untuk saat ini, dia merasa cukup dengan kehadiran Kenzo yang tanpa syarat.

Kenzo menepuk pucuk kepala Nada sambil tersenyum, pria itu pamit ke ruangan administrasi untuk menyelesaikan pembayaran rumah sakit.

1
Evhy Ayu
wkwk serah dah serah...
melda
plagiarisme
melda
bener kata author sebelah plak ketiplak jiplak mirip banget isinya kaya MELODY, plagiarisme
Tama
MELODY
Najwa Wira
plagiarisme
Najwa Wira
sama percis kaya karya 'Melody' di sebelah
Najwa Wira
semakin di baca, semakin mirip alurnya sama yang di fz/Drowsy//Drowsy/ banyak banget yang plagiarisme
Evhy Ayu: Terima kasih Kak, silakan dibaca sampai ending ya. maaf banget saya bukan plagiat, kalau sama mungkin alurnya, dan saya tidak baca cerita Melodi. dan ini bukan karya saya yang pertama, ini karya saya yang ke 8 ^^
total 1 replies
DISTYA ANGGRA MELANI
Dasar si naomi gk nyadar diri dah dipungut kok seolah " dy berkuasa kaya anak kandung... Smg cepet kebongkar tu sifat jhat nya.. Biar nyesel no bpk ma ibu kandung nada.. Smngt trus berkarya
Evhy Ayu: enggak akan selamanya yang jahat itu selalu menang☺
DISTYA ANGGRA MELANI: Tp gak selamanya dy menang kan pasti nada yg menang.. Naomi itu ibarat kacang lupa kulit nya..
total 3 replies
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Evhy Ayu: Terima kasih Kak^^
total 1 replies
kayla
bagus ceritanya menarik 😍😍😍
Evhy Ayu: Makasih Kak❤❤
total 1 replies
zhouzhou_zz
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
Evhy Ayu: Masyallah, terima kasih. Oke siap ☺☺
total 1 replies
foxy_gamer156
Setiap kata-kata terasa seperti lukisan di pikiran.
Evhy Ayu: Terima kasih, komentarnya Kak. ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!