Menjadi Mempelai Pengganti

"Lepaskan istriku!" Axel berteriak, sehingga membuat para tamu undangan itu pun menatap ke arahnya.

Sedangkan Kayla dan Devano juga merasa sangat terkejut, sehingga Kayla menjauh dari mantan kekasihnya itu.

"Berani sekali kau mendekati istriku! Kau tahu kan Kayla ini adalah istriku dan kau hanyalah masa lalunya. Seharusnya kau tidak perlu lagi mengganggu Kayla," tuding Axel.

"Tuan Axel, sepertinya kau salah paham. Aku sama sekali tidak mendekati Kayla, kita berdua hanya tidak sengaja bertemu di sini," terang Devano.

"Jangan banyak alasan, kau pikir aku buta tidak bisa melihat semuanya," ucap Axel dengan tatapan tajam.

Akan tetapi Devano hanya menanggapinya dengan santai, menurutnya tidak ada gunanya melawan emosi dengan emosi pula.

"Axel, benar kata Devano, aku dan Devano hanya tidak sengaja bertemu di sini. Seharusnya kamu tidak perlu marah-marah seperti ini, malu karena saat ini kita menjadi pusat perhatian," ucap Kayla.

"Dan kamulah yang menyebabkan itu semua Kayla. Sekarang kita pergi dari sini," ucap Axel yang langsung saja menarik tangan istrinya.

Ia tak peduli jika Devano dan juga para tamu undangan beserta pemilik acara melihat perlakuannya. Menurut mereka Axel sangat kasar menarik tangan istrinya secara paksa hanya karena merasa cemburu.

Axel membawa Kayla hingga kini mereka berdua pun sudah berada di luar lokasi acara tersebut.

"Lepaskan aku Axel!" Ucap Kayla sembari menghentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Axel.

"Sekarang kamu masuk ke dalam mobil, kita selesaikan masalah ini di apartemen," ucap Axel.

Karena tak mau membuat Axel semakin murka, Kayla pun segera saja menurutinya dengan masuk ke dalam mobil.

****

Axel melaju dengan kecepatan tinggi, seperti biasa saat ia sedang emosi. Bahkan ia sama sekali tidak melihat jalanan yang di saat itu sepi ataupun ramai, yang terpenting menurutnya mereka harus segera sampai di apartemen. Kayla merasa terkejut dan jantungnya terasa hendak copot di saat Axel secara mendadak mengerem mobilnya itu tepat di parkiran apartemen.

Kini keduanya tampak terburu-buru masuk ke dalam apartemen tersebut dan lagi-lagi Axel menarik tangan Kayla secara paksa sehingga membuat wanita itu merasa kesakitan.

"Lepaskan aku Axel, aku bisa jalan sendiri," pinta Kayla.

Akan tetapi Axel seakan menulikan telinganya, ia tak peduli dengan rintihan dari istrinya itu. Ia malah merasa sangat puas dengan menyakiti istrinya itu untuk membalas dendamnya.

"Sepertinya kau harus segera aku beri hukuman supaya tidak lagi berani menggoda pria lain seperti tadi," ucap Axel saat mereka sudah tiba di kamar Kayla.

"Menggoda apa maksudmu Axel? Aku sama sekali tidak mengerti dengan ucapanmu itu Axel," ucap Kayla kebingungan.

"Jangan berpura-pura bodoh Kayla. Sepertinya kau memang menantangku, padahal aku sudah berkali-kali memperingatkanmu untuk tidak bermacam-macam denganku," ucap Axel sembari menghempaskan tubuh Kayla di atas kasur.

Lalu Axel memegang kedua tangan Kayla dengan sangat kuat. Kayla memberontak, akan tetapi tenaganya sama sekali tidak bisa melawan tenaga Axel.

"Axel apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Kayla yang tampak khawatir melihat posisi mereka yang begitu intim, bahkan jantungnya juga terasa berdetak lebih kencang saat ini.

"Mau memberimu hukuman, agar kau tahu bahwa aku tidak pernah main-main akan menyakitimu atau memberikanmu hukuman jika kau sudah membuat kesalahan," jawab Axel tersenyum smirk.

Deg …

Axel baru menyadari jika jantungnya saat ini pun berdetak lebih kencang, sama halnya dengan apa yang dirasakan oleh Kayla. Bahkan di saat itu pula ia tidak sengaja menatap wajah Kayla yang begitu cantik dengan mungil merah merona dan membuatnya ingin menyantap bibir milik istrinya itu.

Tanpa berbasa-basi lagi segera saja Axel mencumbu bibir milik sang istri dengan sangat lembut, sehingga membuat Kayla pun perlahan membalas dan menikmatinya. Akan tetapi tiba-tiba saja ciuman itu berubah menjadi kasar, setelah Axel menyadari jika saat ini ia ingin memberikan hukuman terhadap apa yang telah dilakukan oleh istrinya itu. Sebenarnya Axel sendiri tidak tahu kenapa ia marah melihat Kayla berdekatan dengan mantan pacarnya. Apakah itu karena rasa cemburu atau karena malu jika orang lain melihat istrinya malah menggoda pria lain.

"Uhm …." Kayla menggelengkan kepalanya, mencoba melepaskan ciuman yang yang membuatnya kesulitan untuk bernafas.

Akan tetapi bukan melepaskannya, Axel malah tampak semakin bergairah dan beringas dengan menggigit bibir sang istri hingga istrinya itu pun merintih kesakitan.

Kayla menitikkan air matanya, ia tampak pasrah saat suaminya itu kini mulai menciumi leher jenjang miliknya. Axel merasa sangat senang karena Kayla sudah tak lagi memberontak dan membantahnya, ia dibuat mabuk kepayang mencium wangi khas leher sang istri hingga tanpa sadar ia telah melepaskan pakaiannya sendiri dan kini hendak melepaskan pakaian milik istrinya itu.

"Stop Axel! Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Kayla.

"Diam! Jangan coba menghalangiku. Kau itu istriku, bukankah sudah sewajarnya kau melayaniku," ucap Axel.

"Tapi tidak seperti ini caranya Axel," hardik Kayla.

Axel tidak peduli, ia pun segera saja merobek baju Kayla sehingga terlihat dua gundukan yang menyembul keluar, membuat Axel sebagai laki-laki normal merasa terpana dan tidak sabar untuk mencicipinya.

"Aku mohon jangan lakukan itu Axel," pinta Kayla sembari menutup kedua bukit kembar miliknya itu.

Lagi-lagi Axel pun tak peduli, segera saja ia menyingkirkan tangan Kayla dari sana dan menyesap puti** berwarna kemerahan itu layaknya bayi besar yang sedang menyusui. Tak hanya itu saja, ia juga menggigitnya serta meremas sebelahnya dengan sangat kasar yang membuat Kayla merasa kesakitan.

Axel terlihat seperti kesetanan menjamahi tubuh istrinya dengan penuh gairah bercampur emosi. Ia tak sadar jika kelakuannya itu telah menyakiti sang istri, baik lahir maupun batin. Setelah ia puas melakukan pemanasan, segera saja ia pun melakukan penyatuan dengan milik sang istri.

"Akh …!" Teriak Kayla kesakitan di saat Axel memaksa merobek pemilikannya.

Meskipun Axel tahu itu terasa sangat sulit, tetapi ia tetap memaksa dengan menghentakkannya dua kali hingga juniornya itu pun berhasil menembus goa sempit milik sang istri.

"Ahg …."

Suara ******* pun terdengar dari mulut Axel saat merasakan sensasi yang luar biasa, ia juga terlihat begitu menikmatinya. Berbeda halnya dengan Kayla yang di saat itu terlihat menangis tanpa henti tetapi tak membuat suaminya itu merasa iba dengan banyaknya air mata yang sudah keluar membasahi pipinya.

Setelah ia melakukan pelepasan dan merasa puas, segera saja Axel memunguti pakaiannya sendiri dan memakainya, lalu keluar dari kamar Kayla.

Sedangkan di saat itu Kayla pun menangis sejadi-jadinya, ia tak menyangka jika akan melepaskan malam pertama bersama suaminya dengan cara seperti itu. Jika mereka melakukannya atas dasar cinta dan Axel pun melakukannya dengan penuh kelembutan, sudah pasti Kayla akan menjadi wanita yang paling berbahagia malam ini.

Bersambung …