Anakku Yang Memilih Mu

" mas...??"

" iya mas... kan tadi pagi kamu sendiri yang manggil saya mas bahkan di depan Clara, lagian ngga lucu Nay masa manggil calon suami dengan sebutan bapak, kayak kamu manggil bapak kamu aja .."

" kan memang bapak udah bapak bapak??" Naya tersenyum setelah mengucapkan itu, sedang Aya yang mendengar mamah barunya yang menggoda papanya hanya tertawa cekikikan sedangkan Arya hanya tersenyum sungguh iya sangat suka saat Naya tersenyum.

Butuh waktu dua jam perjalanan dari rumah Arya ke rumah Naya karena memang jalanan yang lumayan macet. Naya Arya dan Aya sampai di depan rumah Naya, rumah Naya hanya rumah dua lantai biasa seperti pada umumnya rumah rumah di kompleks perumahan.

ayah dan ibu Naya sudah berada di teras rumah seolah menunggu anaknya yang sudah lama pergi jauh dan kini baru kembali.

" sayang..." Bu Hera merentangkan tangannya agar Naya memeluknya dan tentu saja di sambut baik Naya yang juga merindukan ibunya walau baru semalam tidak bertemu.

" nin...ngga mau peluk Aya.." Aya menyilangkan tangan di dadanya seperti orang yang sedang marah.

" mau dong.. nin juga kangen sama Aya .."

" nin doang yang mau di peluk engki ngga nih... ya udah lah engki peluk mama naya aja "

tapi belum juga pa Dimas memeluk anaknya Aya sudah menghampiri dan memeluk engki barunya.

Arya tersenyum bahagia melihat ayah ibu Naya yang terlihat menyayangi Aya dan menerima dirinya dan Aya tentunya.

" ayo silahkan masuk pak Arya.." pak Dimas mempersilahkan Arya masuk sedangkan Aya masih berada dalam gendongan nya.

" sayang turun yu.. engki nya nanti cape gendong Aya..." ucap Naya mengajak Aya turun, Aya pun turun dari Gendongan engki Dimas dan berjalan beriringan dengan Naya. semuanya berkumpul di ruang keluarga agar terasa lebih akrab, Bu Hera pun menghidangkan makanan dan minuman di meja ruang keluarga.

" pak Dimas... Bu Hera... maaf sebelumnya jika saya datang kesini mendadak di tambah sekalinya saya datang kesini saya langsung melamar putri bapak seperti rencana kita di rumah sakit kemarin malam. tapi maaf sekali tadinya saya berencana menikahi Naya satu Minggu lagi, tapi sepertinya rencana itu harus di percepat "

" di percepat ??" tapi kenapa?? apa terjadi sesuatu??? " pak Dimas menatap curiga pada rekan bisnisnya

" pak...kok ngomongnya gitu..?? Naya bisa jaga diri.. ngga mungkin melakukan hal yang salah.." Naya berusaha meyakinkan bapak nya.

" bapak percaya sama Naya tapi bapak ngga yakin sama...." pa Dimas tidak melanjutkan ucapannya yang mungkin akan menyinggung pak Arya.

" insyaallah saya masih bisa menjaga Marwah Naya pak, tapi jika saya tinggal satu rumah dengan Naya tanpa ikatan itu malah akan membuat citra Naya menjadi buruk. maka dari itu saya ingin menikahi Naya besok untuk semua berkas nanti saya suruh asisten saya yang mengurusnya jadi siang besok kita bisa melangsungkan pernikahan di KUA dulu dan untuk resepsi bisa di bicarakan setelah nya..."

pak Dimas dan Bu Hera hanya diam mendengarkan penjelasan calon menantunya.

" baik kalau begitu.. tapi untuk malam ini biarkan Naya tidur di sini.. " Arya hanya mengiyakan.

" pah.. Aya juga bobo di sini ya sama mama..."

" iya boleh . .. " bukan Arya yang menjawab tapi Naya yang langsung membolehkan.

" oh iya saya lupa... jangan panggil saya bapak... rasanya kurang pas masa mertua manggil menantu dengan sebutan bapak.." pak Dimas hanya tertawa membenarkan apa yang di ucapkan calon menantunya itu.

" baik kalo begitu saya pamit.. " ucap Arya pada pak Dimas dan Bu Hera.

" sayang.. " Aya dan Naya kompak menoleh pada Arya, Arya yang melihat Naya merespon panggilan sayangnya pun hanya mengedipkan matanya pada Naya, Naya yang sadar dirinya merespon panggilan sayang Arya hanya menunduk malu dengan pipi yang merona.

" Aya sayang.. papah pulang dulu ok jangan nakal ya.." Aya hanya mengangguk.

Arya berjalan keluar rumah di ikuti Naya yang mengantar nya keluar.

" nay mas pulang dulu... mas titip Aya.. kalo ada apa apa hubungi mas ok, oh iya mas baru ingat mas belum punya nomor handphone mu.." Arya menyodorkan handphone nya agar Naya bisa memasukkan nomor handphone nya.

Naya memasukan nomor handphone nya tanpa mendebat Arya lebih dulu, lalu menyerahkan nya lagi pada Arya. Arya menerima handphone nya dan mencoba menghubungi nomor yang nay tulis.

" Naya manis 😘😘 ??? " nama yang tertera saat Arya menghubungi nomor Naya.

" kenapa ?? nay memang manis kan.." ucap nay sambil mengedipkan mata nya sama seperti yang Arya lakukan di dalam sana.

Arya melangkah mendekat ke arah Naya mengikis jarak diantara mereka..sedang nay seolah diam terpaku, Arya yang melihat nay tak berusaha menghindar yakin jika nay gadis baik baik bahkan terlihat jika nay sangat gugup saat dirinya mendekat.

cup.. Arya mengecup kening Naya sedang Naya hanya bisa memejamkan matanya.

" nay.. " Naya membuka matanya dengan rona di pipi yang terlihat jelas.

" mas pulang .. siapkan dirimu nay besok kita akan nikah, mas harap kamu ngga berubah pikiran..." Naya hanya mengangguk.

Arya pun memasuki mobilnya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah Naya menuju ke rumahnya. sampai di rumah Arya menelpon asisten nya untuk mengurus berkas pernikahan nya dengan Naya baru setelah itu Arya pun tertidur.

tak terasa hari sudah beranjak siang dimana kini Arya sedang menuju rumah Naya untuk menjemput Naya dan anaknya agar bisa sama sama sampai di kantor urusan agama tentu saja di temani asisten nya di kantor, ya asisten Arya bernama Raka.

" assalamualaikum.. "

" waalaikum sallam... papah .. om Raka.."

deg..

Naya menghentikan langkahnya saat hendak menghampiri Arya bahkan matanya melebar sempurna kala melihat orang yang ada di samping Arya, orang yang tadi di panggil om Raka sama aya adalah orang yang selama ini iya tunggu.

" Raka ..??"

" anaya..?? Raka reflek memanggil Naya dengan panggilan spesial nya, Arya yang mendengar panggilan yang berbeda dari Raka bisa menebak jika Naya dan Raka pernah ada sesuatu.

" ehmmm " Arya menyadarkan dua orang yang masih kaget dengan pertemuan tidak terduga mereka.

" Raka kenalkan ini Kanaya calon istri saya yang sebentar lagi akan jadi istri saya.

" Naya sayang... ini Raka asisten mas di kantor.." Arya seolah ingin menjelaskan pada Raka status nya dengan Naya.

Naya dan Raka hanya bersalaman seperti orang yang baru kenal karena memang sudah lama sekali mereka tidak bertemu. terakhir mereka bertemu saat Raka ikut ayah sambungnya ayah haki.

" sayang Aya mana mas kangen... " Arya melangkah masuk ke dalam rumah Naya sembari merangkul pinggang Naya, entah apa tujuannya tapi Arya hanya ingin tidak ada yang merusak kebahagiaannya terutama kebahagiaan Aya.

✍️✍️✍️kira kira ada hubungan apa Naya sama Raka... dan apakah pernikahan Naya dan Arya tetap terlaksana..???

pantengin terus ya ceritanya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi UP nya.

buat yang masih setia baca cerita receh R-kha jaga kesehatan kalian ya... lagi musim penghujan semangat... salam sehat selalu ..

jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi

love you moreeeee 😍😍🌹