NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam Belas

"Kenapa harus digugurkan?" tanya Dokter Vania dengan tatapan menyelidik.

Fanny tampak menarik napas dalam. Dia tak mungkin mengatakan jika pria yang telah menghamilinya, menginginkan hal itu.

Sebenarnya selain karena Tio yang tak mau bertanggung jawab, Fanny sendiri juga belum siap dengan kehamilannya. Dia masih ingin bebas dan masih ingin menikmati masa mudanya.

"Aku belum siap memiliki anak," jawab Fanny.

"Usia kamu sekarang sudah cukup untuk menjadi seorang ibu. Siap tak siap seharusnya kamu siap. Jika kamu tak ingin hamil, kenapa melakukan hubungan tanpa pengaman? Sekarang saya tanya, apa kamu sudah menikah?" tanya Dokter Vania lagi.

"Apa aku harus menjawabnya?" Fanny balik bertanya.

"Tentu saja. Aku ingin tahu, apakah yang menjadi alasan utama kamu menginginkan abor'si!" seru Vania.

Saat Fanny ingin menjawab, terdengar suara ketukan di pintu. Gadis itu lalu mempersilakan masuk. Saat pintu terbuka, tampak Dipta yang berdiri di baliknya.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Dipta dengan sopan.

"Masuk saja, ada apa?" Vania balik bertanya.

Dipta berjalan mendekati meja kerja Vania. Saat pria itu semakin mendekat, Fanny menatap dengan mulut terbuka. Sepertinya dia kagum akan ketampanan wajah Dipta.

"Aku harus kembali ke kantor sebentar. Mengambil berkas yang harus aku tanda tangani. Khanza sudah di kamarnya. Aku titip ya," ucap Dipta.

"Tenang, aku akan mengawasinya lebih ketat. Kamu pergilah. Hati-hati!" ujar Vania.

Fanny yang mendengar nama Khanza di sebut menjadi terkejut. Namun, dia mencoba menepisnya. "Pasti hanya nama saja yang sama. Setahuku, Khanza tak memiliki saudara atau teman. Apa lagi seorang dokter dan pengusaha muda seperti mereka," gumam Fanny dalam hatinya.

"Terima kasih," balas Dipta. Dia selalu mengucapkan terima kasih setiap Vania melakukan sesuatu untuk Khanza, seolah-olah Khanza adalah istri atau keluarganya. Hal ini kadang membuat Vania iri. Dipta tak pernah mengucapkan itu saat ada orang membantunya.

"Sudah sering aku katakan, kamu tak perlu mengucapkan terima kasih, karena aku melakukan bukan untukmu. Aku Ikhlas menolongnya," ucap Vania.

"Tetap saja aku mengucapkan terima kasih," balas Dipta dengan tersenyum.

"Kapan ya aku dapat pasangan soft spoken dan tampan?" tanya Fanny dengan suara cukup keras sehingga Dipta dan Vania serempak memandang ke arah wanita itu.

Dipta lalu tersenyum dan setelah itu kembali pamit dengan Vania. "Aku pamit sekarang. Kamu mau pesan apa, nanti aku bawakan," ujar Dipta lagi.

"Martabak spesial saja. Pergilah. Aku masih ada pasien!" usir Vania. Sepertinya sang dokter kurang suka melihat Fanny menatap Dipta tanpa kedip.

Dipta lalu berjalan meninggalkan ruangan. Setelah pria itu menutup pintunya, Vania kembali fokus dengan Fanny. Padahal wanita itu masih terus memandang ke arah pintu seolah ingin menembusnya.

"Hhhmmm ... apa saya boleh tau alasan utama kamu ingin menggugurkan kandunganmu?" Pertanyaan Vania membuat Fanny terkejut dan sadar dari lamunannya.

"Apa perlu aku utarakan alasannya?" Lagi-lagi Fanny menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi.

"Tentu saja saya perlu tahu alasannya. Jika itu memang harus dilakukan karena takutnya akan mempengaruhi kesehatan kamu, akan saya lakukan dengan catatan, kamu membawa surat rujukan dari dokter yang sedang menangani penyakitmu!" seru Vania.

"Alasannya karena cowok ku yang tak bisa menerima anak ini. Dia dan juga aku masih ingin bebas. Kami juga belum siap berkomitmen menikah," jawab Fanny.

Tampak Vania menarik napas dalam. Ini bukan pertama kali dia didatangi seorang wanita muda yang ingin membuang bayi dalam kandungan mereka. Rata-rata usia muda.

"Jika kamu belum siap menikah, seharusnya jangan berhubungan badan. Padahal usia kamu tidak anak-anak lagi. Sudah tau baik dan buruknya berhubungan itu."

"Aku akan siap menikah jika pacarku seperti kekasih Dokter tadi, soft spoken. Sedangkan pacarku, seperti singa. Pemarah dan tampangnya juga kayak pulu-pulu!"

Mendengar ucapan Fanny, membuat Vania sedikit tersenyum. Siapa pun wanita yang melihatnya pasti jatuh cinta. Dia tampan dan lembut dalam ukuran pria.

"Maaf, Fanny. Aku gak bisa bantu. Seharusnya kamu terima dengan rasa syukur. Banyak pasangan yang menginginkan anak. Banyak di luar sana wanita yang mati-matian berusaha keras untuk bisa hamil. Kenapa kamu yang justru di beri keajaiban dengan adanya bayi dalam kandungan justru ingin membuangnya?" tanya Vania.

"Sekarang aku tanya, apakah Dokter mau membantu atau hanya ingin memberikan nasehat saja?" Lagi-lagi Fanny memberikan pertanyaan saat Vania bertanya.

"Aku tak akan lakukan itu jika tidak ada alasan medis. Kecuali kehadiran bayi dalam kandungan mu itu mengancam nyawa, baru saya akan membantu," jawab Vania.

Fanny langsung berdiri dari duduknya. Dia sepertinya sedang menahan amarah. Dia memandangi Vania tanpa kedip.

"Kenapa tak bilang dari tadi kalau Dokter tak mau membantu. Sekarang katakan berapa bayaran atas kunjungan ku ini!"

"Kamu tak perlu membayar, saya tak melakukan apa pun."

"Terima kasih. Lain kali kalau tak mau bantu, katakan dari awal. Buang-buang waktu saja. Dokter hanya mau menasehati saja'kan?" tanya Fanny.

"Saya harus menasehati seseorang yang dirasakan ingin melakukan kesalahan agar mereka tak jatuh ke lubang yang salah," ucap Vania.

"Terima kasih, aku tak butuh nasehat. Yang aku butuhkan tindakan!"

Setelah mengucapkan itu, Fanny berjalan meninggalkan ruangan itu. Vania menatap kepergian wanita itu dengan geleng-geleng kepala.

"Miris banget, dia melakukan dengan sadar dan tetap tak menginginkan anak itu. Apa lagi Khanza, dia hamil karena kejahatan seseorang," gumam Vania.

1
Valen Angelina
bucin emg buta si.. ahhaba
Yuliana Tunru
gitu yuh klo sdh buta krn cinta semua jd musuh lupa gmn vania menampubg khanza dan bantu hingga melahirkan apa semua cm pura2 baik terlalu egois kamu dipta tp nikmati z saat semua orang terdekatmu oergi dr hidup mu
dyah EkaPratiwi
kog pengen nampol Dipta ya
ken darsihk
Alhamdulillah Khanza dan Mika dalam keadaan sehat dan selamat
Semoga kalean selalu dalam lindungan Alloh SWT dan selalu di jaga oleh mama Reni 🤗🤗😍😍
Ickhaa PartTwo
Lanjutt
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..khanza kembali ktmu sm orangbyg baik..mungkin khanza dulunya. memang orang baik jd sekarang memetik buah dr kebaikan dia dulu....smg vania jg visa di pertemuan sm orang baru danbaik sm vania tdk menyakiti dia..lanjuut mam
Ida Nur Hidayati
Alhamdulillah Kganza bertemu dengan orang baik
Sugiharti Rusli
kalo memang bu Siti pengurus yaysan panti anak terlantar, Khanza berarti di orang yang tepat dan mana tahu mereka bisa saling bersinergi mengurus panti tersebut
Sugiharti Rusli
apalagi dia bawa bayi malam" dan pasti sangat rawan kejahatan juga sih
Sugiharti Rusli
baguslah si Khanza menemukan orang baik pas dia butuh penginapan di luar kota yah itu,,,
Sugiharti Rusli
kalo saja kamu tahu Dipta yang menyebab kan Khanza keluar dari rumah Vania yah karena kedatangan mama kamu, yang dilalah tidak dilihat sama si bibinya
Sugiharti Rusli
entah ke mana kira" tujuan Khanza sekarang yah, apalagi dia pergi menjelang malam kan dari rumah Vania
Sugiharti Rusli
memang ga mungkin sih si Khanza ke tempat yang pasti dengan mudah diketemukan oleh Vania maupun Dipta
Teh Euis Tea
alhamdulilah khanza dpt pertolongan lg dari orang baik, semoga bu siti tulus nolongnya
Apriyanti
semoga ibu Siti tulus dan baik menolong Kanza,, lanjut thor 🙏
Felycia R. Fernandez
Sekali lagi Khanza mendapatkan pertolongan dari orang asing...
tapi kali ini dia berada di tempat yang tepat.
tanpa ada konflik dalam hubungan orang...
semoga kamu betah ya Khanza...
hadapi rintangan dengan senyuman...
Enny Suhartini
lanjut
dyah EkaPratiwi
dipta kog jahat ya sama vania
Ninik
ptp masak rumah dokter g ada cctv dan g ada satpam apalagi dirumah itu ada buka praktek jg aneh
Tasmiyati Yati
lanjut ma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!