Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah Junior kebal?
"Itu... Apakah uang yang Bella kasih buat bayar dia?" tanya Bella dengan hati yang perih. Membayangkan uang yang Ia hasilkan dengan keringat dan air mata, justru dihabiskan untuk bersenang-senang dengan pelacurnya.
"Tak usah ikut campur urusan orang tua, Bella. Kau tak berhak..."
"Dan apakah seorang ayah berhak merampas uang anaknya?" tanya Bella, membuat sang ayah mulai geram dan mengepalkan tangannya saat itu.
"Bella pergi... Selamat ebrsenang-senang dirumah ini hingga bosan. Nanti kalau Bella gajihan lagi, Bella akan kasih semua sama ayah. Bella berbakti, kan?" tanya Bella penuh sindiran. dan Ia segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari rumah itu, dengan harpaan Ia tak akan pernah kembali lagi. Tapi sayangnya tak mungkin. Karena sesakit apapun, rumah itu adalah milik sang ibu yang wasiatkan padaya untuk Ia jaga, bagaimanapun caranya.
Leo memainkan gamenya lagi sembari menunggu. Saat Ia menoleh, Ia melihat Bella tengah berjalan tergesa-gesa dengan tas ransel dibahunya. Ia segera berdiri untuk kembali menyalakan motor, namun berhenti saat menatap keanehan diwajah Bella saat iru.
"Hey, Bel... Kamu kenapa?" Leo langsung meraih wajah muram itu dan mengusap setitik airmata yang ada diujung mata Bella. Mungkin Ia ingin menangis saat itu, namun Ia tahan sekuat tenaga.
"Ayahmu? Kamu diapain lagi? Biar aku...."
"Udah Le, jangan. Dia ngga ngapa-ngapain aku kok, Le. Yuk, pulang ke kostmu. Abis itu ajak aku jalan ya? Kan kita free malam ini," pinta Bella.
Leo langsung mengangguk dan menyanggupi permintaan sahabatnya itu, lalu menyalakan kembali motor untuk pulang kekkostnya yang sederhana. Entah bagaimana nanti, cara mereka hidup berdua didalam kost sempit itu, yang penting untuk saat ini Bella tampak tenang dan aman dari sang ayah.
Tiba ditempat kost, Bella langsung meraih handuknya dan mandi. Ia amat bersemangat dengan janji Leo sore ini, Ia bahkan menyiapkan pakaian terbaik miliknya. Seingat Bella, terakhir Ia membeli pakaian adalah setahun yang lalu saat Ia mendapat bonus ganda pasca lembur tahun baru.
Dan untungnya pakaian itu masih muat ditubuhnya yang bertahan mungil hingga setahun berlalu. Leo masuk usai mencuci motornya diteras. Ia menatap kosong kamar kostnya itu hingga Bella keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit menutupi dada hingga ke paha.
"Bell..." tatap Leo dengan tajam pada gadis itu.
"Apa, Le?" sahut Bella, tampak tak kaget dengan keberadaan Leo dikamarnya. Ia segera meraih pakaian dan memakainya didepan Leo tanpa risih, dan dengan lihai Ia menutupi tubuh indahnya dengan handuk yang cukup lebar itu.
Pluuk! Handuk mendarat ditubuh Leo dan Ia segera menangkapnya.
"Sana mandi, nanti kesorean. Aku ngajaknya jalan sore, bukan jalan malem." cecar Bella yang tengah mengancing kemejanya satu persatu. Leo yang berusaha mencari celah, sampai menelengkan kepalanya berusaha mencari sesuatu yang indah.
"Eh... Apaan?" tangan Bella meraup wajah tampan pria itu. Leo kaget, dan langsung berlari masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Ia membuka celana dan menatap sang junior yang masih tertidur lelap, dan bernapas lega karenanya. Ia bersyukur karena sang junior tak mendadak bangun hanya karena tingkah absurd Bella padanya.
"Tapi kenapa begini? Apa karena Bella sudah begitu dekat denganku hingga Junior kebal? Padahal biasanya hanya dengan melihat gadis berbikini saja dia sudah meronta-ronta," gumam Leo. Ia hanya mengedikkan bahunya, lantas segera mengambil gayungnya untuk ritual mandi.
Leo tak pernah lama, dan Ia segera keluar setelah selesai. Ia lantar meriah pakaian dan merapikan dirinya untuk menyusul Bella yang ada diluar, memenuhi janji untuk menghiburnya sore ini.
Meski dengan modal pas-pasan dan hanya duduk dipinggir taman gratisan, tapi lumayan untuk menyegarkan mata Bella. Ya, setidaknya Ia melupakan nasib buruknya untuk beberapa saat saja.