NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku adalah Ratu!

Bab 10

Sudah seminggu semenjak insiden Diana melihat wajah Ashlan dengan sangat gamblang didalam kamar malam itu. Dan, sudah sejak saat itu pula, Ashlan seolah menghindari pertemuan dengan Diana. Lelaki itu tak lagi nampak dan seolah menghilang bak ditelan bumi dari hadapan Diana. Entah kemana perginya, namun Diana cukup sadar diri bahwa Ashlan hanya terkhusus tak ingin bertemu dengannya.

Tak apa. Diana tak terlalu mempermasalahkan hal itu sebenarnya. Justru, dengan begini, ia jadi lebih leluasa untuk mempelajari beberapa hal dan juga berusaha untuk membuat para bangsawan melihat dan mengakui keberadaan dirinya sebagai Ratu di kerajaan mereka.

"Apa Anda mulai betah tidur sekamar dengan saya, Yang Mulia?" tanya Ksatria Bennett saat Ashlan baru saja tiba dan menghempaskan bobotnya begitu saja diatas tempat tidur miliknya.

Ya, selama seminggu 'minggat' dari kamarnya sendiri, Ashlan jadi menginap ditempat Ksatria Bennett.

Ashlan berdecak sebal. Di lemparnya bantal ke arah sang Ksatria penjaga sekaligus saudara sepupunya itu.

"Ini masih wilayah istanaku. Aku berhak tidur dimanapun yang aku mau," gerutunya kesal.

Ksatria Bennet tertawa sambil memungut bantal yang tergeletak dilantai usai membentur lengannya tadi. Ia sebenarnya bisa menghindar, hanya saja ia merasa tak harus melakukan hal itu. Toh, dipukul dengan bantal sebanyak apapun, sakitnya juga pasti tak akan terasa.

"Apa Anda tidak berniat menemui Ratu dan bicara baik-baik dengan beliau mengenai masalah ini?" tanya Ksatria Bennett hati-hati.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," balas Ashlan dengan mata terpejam. Lengan kanannya ia jadikan bantalan kepala sementara tangan kirinya berada diatas perut sixpack-nya.

"Tapi, Ratu mungkin saja akan membicarakan mengenai kondisi wajah Anda kepada orang lain. Apa Anda tidak cemas?"

Mata Ashlan kembali terbuka lebar. Lelaki itu menghela nafas kasar lalu terbangun untuk menegakkan punggungnya.

"Akan ku bunuh wanita itu jika berani membuka mulut mengenai wajahku," geram Ashlan dengan tangan terkepal.

"Anda tega pada perempuan yang Anda sukai?"

Ashlan mendelik ke arah sepupunya. Sepasang mata itu seolah mempertanyakan ucapan Ksatria Bennett barusan.

"Saya tahu alasan sebenarnya Anda ingin menikahi Ratu pada saat itu." Mengambil jeda sebelum melanjutkan. " Mata itu," Ksatria Bennet menunjuk sepasang netra abu-abu milik sepupunya. "Mereka memberi tahu saya alasannya meski mulut Anda lantang mengucapkan hal yang sebaliknya."

"Memangnya, apa yang kau lihat dari sepasang mataku, Rick?"

Ksatria Bennett tersenyum penuh arti. "Cinta."

"Cih, jangan bodoh! Tidak ada cinta dalam kamus hidupku, Rick!" Ashlan membuang muka. Sebisa mungkin meyakinkan diri sendiri bahwa anggapan sepupunya itu salah besar.

"Apa yang salah dengan jatuh cinta, Yang Mulia? Hal itu sama sekali bukan dosa. Anda juga berhak melakukannya."

Nafas Ashlan kian tak teratur. Wajahnya semakin ia hadapkan ke arah lain demi menghindari tatapan milik Ksatria Bennet. Kedua tangannya saling meremas kuat. Bukti kegelisahan yang tak dapat terbantahkan.

"Kau tahu sendiri bahwa aku ditakdirkan untuk tak memiliki siapapun di sisiku, Rick!" lirih Ashlan.

"Tapi, Anda masih memiliki kesempatan untuk mengubah takdir itu," balas Ksatria Bennett.

Ashlan tertunduk. Bibir tipisnya menyunggingkan senyum yang sarat akan luka. Sepasang netranya mulai mengembun. Sesaat kemudian, ia memberanikan untuk mengangkat kepalanya menghadap Ksatria Bennett.

"Tapi, bagaimana jika dalam proses mengubah takdir itu, aku malah merasakan kehilangan lagi, Rick?"

Ksatria Bennett terdiam. Ia paham akan trauma mendalam yang dirasakan oleh Ashlan. Tentang bagaimana buruknya masa lalu dan tentang bagaimana pahitnya cara dia harus kehilangan.

*

"Mulanie, tolong minta seseorang untuk mengirimkan undangan ini kepada beberapa petinggi kerajaan dan kaum bangsawan yang berpengaruh di negeri ini!" titah Diana kepada Mulanie.

Gadis yang diberi perintah masih mematung ditempatnya sambil memperhatikan nama-nama yang tertera disurat tersebut. Wajahnya seperti tidak percaya akan tindakan yang baru saja diminta oleh sang Ratu kepadanya.

"Kenapa masih diam?" tegur Diana yang tidak melihat pergerakan apapun dari Mulanie.

"Ma-maaf, Yang Mulia. Anda sungguh-sungguh akan mengundang mereka?" tanya Mulanie ragu.

Diana mengangguk. "Tentu saja. Memangnya, wajahku terlihat sedang bercanda, Lani?"

"Ta-tapi...,"

"Sudahlah!" Diana menaikkan telapak tangannya. "Lakukan saja apa yang aku perintahkan tanpa banyak bertanya!" tegasnya.

Mau tak mau, Mulanie mengangguk dan melaksanakan perintah sang Puan. Ini memang tugasnya meski sebenarnya ia sedikit ragu akan tindakan yang diambil oleh sang Ratu.

"Kalau boleh tahu, kenapa Anda mengundang mereka kemari, Yang Mulia?" tanya Mulanie yang tak mampu lagi memendam rasa penasarannya.

Pertanyaan itu mengudara selepas dirinya melaksanakan titah Diana dan kembali ke ruangan dimana gadis berambut kecoklatan tersebut tampak serius membaca dan mempelajari beberapa dokumen kerajaan yang sudah lama terbengkalai.

"Nanti kau juga akan tahu, Lani." Hanya itu jawaban Diana. Sang Ratu lebih memilih fokus pada lembaran kertas tua yang memenuhi mejanya. Banyak yang harus ia pelajari jika ingin tetap bertahan dan memperoleh pengakuan.

Keesokan harinya, beberapa orang yang diundang Diana akhirnya datang ke istana. Gadis itu merasakan jantungnya berdegup kencang karena rasa gugup yang mendadak menyerang. Hanya ada 3 orang yang datang dari 20 orang yang ia undang. Namun, meski begitu, Diana cukup bersyukur dan setidaknya merasa senang karena masih ada orang yang tidak benar-benar mengabaikannya.

Berbekal nekat dan senyum terpaksa, Diana menyambut ketiga tamunya dan meminta mereka untuk duduk di meja makan. Sengaja, hari ini ia kembali turun tangan ke dapur untuk memasak demi mengambil hati para petinggi kerajaan tersebut. Namun, tampaknya semua tak berjalan lancar karena sedari tadi ketiganya hanya menampakkan raut wajah datar dan tatapan tak suka ke arah Diana.

"Katakan, Yang Mulia! Apa tujuan Anda memanggil kami kemari?" Duke Verdi Stone membuka topik utama usai meletakkan sendok garpunya dengan rapi di sisi piring. Lelaki berkisar 46 tahunan tersebut menatap dingin ke arah Diana yang langsung tersedak begitu ditodong dengan pertanyaan yang tiba-tiba.

"Uhukk...," Diana terbatuk dan Mulanie antusias memberinya air minum.

Ketiga orang itu tak bereaksi. Mereka masih menantikan Diana memberi jawaban. Sambil menghela nafas dalam, Diana mulai menegakkan punggungnya. Meski kedua lututnya kini sudah terasa sangat lemas, namun sebisa mungkin ia menutupi rasa gugup itu dengan keberanian yang masih tersisa sedikit.

"Aku ingin kalian mengajariku, tentang apa saja tugas seorang Ratu dalam dunia politik kerajaan!" jawabnya dengan nada tenang.

Ketiga bangsawan tersebut saling beradu pandang. Saling menganggukkan kepala untuk meyakinkan bahwa yang mereka dengar tidaklah salah.

"Anda ingin turun tangan dalam urusan kerajaan, Yang Mulia?" Kali ini, Duke Baron Lant, yang bertanya mewakili. Tatapannya tampak begitu meremehkan Diana.

"Memangnya, kenapa? Ada yang salah?"

Duke Lant tertawa. Lelaki yang menjabat sebagai menteri yang menangani jalur perdagangan tersebut semakin menampakkan tatapan merendahkannya.

"Pantaskah seorang bangsawan berpangkat tinggi, tertawa sedemikian keras dihadapan Ratunya, Duke Lant?" Diana menggebrak meja sambil berseru dengan lantang.

Seketika, tawa Baron Lant terhenti. Sementara, dua orang bangsawan lain juga tak kalah terkejutnya melihat ketegasan sang Ratu.

"Aku tidak tahu mengenai rumor apa saja yang tersebar mengenai diriku di luar sana. Tapi, tetap saja posisiku di Kerajaan ini adalah seorang Ratu yang sah secara hukum. Terlepas darimana asalku, aku tetaplah ibu negara yang wajib kalian hormati!"

Ketiga bangsawan tersebut saling bertukar pandang. Tentu mereka tak percaya akan apa yang mereka lihat hari ini. Ratu yang katanya begitu lemah, justru malah mampu membuat ketiganya seperti mangsa dihadapan predator betina.

"Maafkan atas kelancangan kami, Yang Mulia!" Von Habsburg, pemimpin keluarga Habsburg sekaligus menteri pertahanan negara mewakili teman-temannya untuk meminta maaf.

"Duke Habsburg, kenapa Anda harus meminta maaf? Bukankah kalian memang menganggap rendah kedudukanku selama ini?" tanya Diana dengan nada rendah. Sepasang matanya menatap nyalang Von Habsburg yang semakin menampakkan raut tak enak.

"Anda salah paham, Yang Mulia," sangkal Duke Habsburg.

Diana melipat kedua tangannya didepan dada. Netra kehijauan itu tampak bersinar sesaat kala sang empu semakin menampakkan keberanian.

"Kalau begitu, jelaskan padaku! Dimana letak kesalahpahamannya?"

1
Ratna Madonita
mantaapp dan bagus cerita nya, thank youu author utk best ending crt ini 💖💖💖💖
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
Nailott
semoga kesedihanmu ,berbalas dg bahagia ratu diana.
Nailott
ihh y""yg mulia ratu diana bukan wanita murahan,,.
Nailott
keren., dong ceritanya, vannya itu .mumgkin merulakan sepupu diana yg jahat,
Nailott
panggil sayang di, kangen ashlan, kan?
Nailott
pasti nenek anneth yg datang lagi,
Nailott
wow,,, ternyata diana dn ashlan saat sama2 koma ,bermimpi bertemu dn mungkin sempat menika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!