TAHAP REVISI/PERBAIKAN!
No Sensor !.!.!Area Dewasa,Bocil Harap Minggir !❌❌❌
Cerita ini bisa membuat emosi tinggi,gregetan,dan juga marah,bisa spot jantung dan bikin ketawa!
No hujat,yang tidak suka boleh skip ! 😘 boleh dukung Kita lewat vote dan beri hadiah 😘
Seorang gadis kecil di nikahkan dengan Pria dewasa yang berusia 28 tahun,berbeda 10 tahun dengan dirinya,sementara gadis itu dengan nama lengkap Dinda Kanya Dewi,seorang siswa yang belum lulus SMA,di nikahkan dengan Pria dewasa bernama lengkap Bara Rastafara Ardiansyah.
Bara tidak pernah mencintai Dinda,bahkan Bara memiliki kekasih lain di luar sana yang berprofesi sebagai Pramugari,Bara memutuskan hubungan dengan ke kasih nya karena Ayah nya memaksa ia menikah dengan Anak dari sopir mereka.
Seorang pilot menikah dengan gadis kecil bahkan belum lulus SMA,sikap nya seperti Anak kecil apa mampu menaklukan Pria dewasa seperti Bara,yang dingin dan juga kejam ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sapi Banggala Es mosi
"Bara.."
Gumam Dinda mendorong Arif kesamping.Dinda berlari ke arah Bara,namun Pria ini melewati Dirinya.
"Bar...!"
Panggil Dinda yang melihat Bara berjalan ke arah Arif.
"Sial an !"
Duaackk !
Duaacckk !
Bugh !
"Bara..hentikan,Lo bisa membunuh Nya!"
Dinda berusaha melepaskan tangan Bara yang mencengkram kuat leher kemeja Arif.
"Bagus Kamu ya,baru juga sehari berpisah dari Ayah dan ibu sudah berani main Pria di belakang mereka!"
Bentak Bara dengan keras kepada Dinda.
"Bro,kalau ngomong sama perempuan lembut dikit!"
Ucap Arif yang berdiri di tengah - tengah mereka.
Dugh !
Bara sekali lagi memukul Arif,sehingga sudut bibir nya berdarah.
"Bara cukup,hentikan,apa yang Kamu lakukan?"
Dinda terpaksa memeluk Bara dengan kuat di pinggang nya,agar Bara berhenti memukul Kakak Nadia.
"Apa yang terjadi ?"
Tanya Nadia yang baru saja keluar,belum melihat Bara sudah ada disini.
"Pa..Paman Dinda..!"
Gumam Nadia gemetar,ia segera menghampiri Mereka.
"Ayooo pulang ..!"
Bara menarik tangan Dinda dengan kuat,Bara menyeret Dinda sampai mobil.
"Bara lepas,sakit..!"
Namun Bara tidak menggubris ucapan Dinda.Pria ini terus saja menyeret istri nya.
Nadia berusaha menolong Dinda,namun Arif melarang nya.
"Jangan ikut campur masalah keluarga orang!"
Ujar Arif,
"Tapi Kak,Paman Dinda itu selain dingin juga kejam,meskipun begitu kadang juga ada lembut-lembut Nya sih,semoga ajee Lo masih hidup sampai besok Din..!"
Lirih Nadia yang melihat Bara sudah meninggalkan tempat Mereka.
"Lo doain kawan Lo cepat mati?" Ketus Arif yang mendengar ucapan sang adik.
"Tidak bukan begitu,pokoknya semoga baik-baik aja,sini Kak Aku bantu obati !"
Nadia membawa Arif masuk ke dalam rumah,sementara ikan bakar di biarkan begitu saja.
'Bukannya Dia tidak mencintai Ku,kenapa harus marah-marah,lagian kenapa marah sih orang tidak salah juga!'
Dinda menatap Bara,ia tidak berani berbicara,bahkan Bara terlihat begitu marah,menyetir sambil emosi,membuat Dinda takut.
Dinda berpegangan dengan kuat,ia takut mobil yang di kendarai oleh Bara akan terjun bebas ke dalam sungai,karena jembatan yang membatasi sungai yang mereka lewati begitu licin.
"Tuhan jangan cabut Nyawa Ku dulu,Aku masih muda,kalau mau ambil saja Nyawa Bara yang sudah tdiak di butuhkan lagi !"
Ucap Dinda dalam rasa takut nya,karena mobil melaju begitu kencang,saat mendengar penuturan Dinda membuat Bara semakin marah.
Ckiiiitttt...!
"Aaahhhh!"
Mobil berputar begitu kencang saat Bara mengerem nya secara tiba-tiba,sehingga berbentuk lingkaran di halaman rumah baru mereka.
Ceklek !
"Turun !"Titah Bara dengan sangar.
Tanpa menunggu Dinda untuk turun,Bara segera menarik nya keluar dari dalam mobil,dan menyeret nya masuk ke dalam rumah.
"Bara sakit,Lo bisa matahin tangan Gue,lepas!"
Teriak Dinda,namun Bara tidak peduli.
"Aden Bara...!"
Gumam Bi Mina saat pintu utama terbuka,namun Bara tidak merespon nya,ia masih dengan kuat menarik lengan Dinda.
"Bi..tolong..tolong Dinda Bi..!"
Dinda menatap ke arah Bi Mina,penuh rasa iba,namun Bi Mina tidak bisa berbuat apa-apa Dia tidak mungkin melawan Bara.
"Oh,Tuhan,semoga saja Aden enggak khilaf sampai menyakiti Non Dinda !"
Gumam Bi Mina yang melihat Mereka masuk ke dalam kamar.
Bugh !
Bara melempar tubuh Dinda ke atas ranjang.
"Lo kenapa sih,sakit tau di seret -seret kayak gitu!" Protes Dinda saat mereka sudah di kamar.
"Kamu masih nanya kenapa hah?"
Bentak Bara,
"harga diri Kamu begitu rendah ya,Aku sudah ingatkan Kamu tidak boleh keluar dari sini,selama Aku tidak ada!Kamu masih tetap saja ngeyel keluyuran kemana-mana,berani berduaan dengan pria asing lagi,sampai melakukan hal menjijikan itu !"
Sambung Bara masih terlihat begitu marah.
"Lo kenapa sih,Lo sendiri yang bilang,Kita ini di luar rumah bukan suami istri,tapi kenapa Lo ikut campur urusan Gue?"
Balas Dinda membentak Bara.
"Aku enggak boleh ikut campur urusan Mu?"
Bara menunjuk ke arah Dinda,tatapan nya tajam,wajahnya memerah.
"Kalau Kamu hamil di luaran sana dan tidak tahu siapa bapaknya,terus Kamu nyalahin Aku minta Aku tanggung jawab,Aku mah ogah !"
Bara berkacak pinggang di depan Dinda,meskipun Dinda gadis yang polos,namun ucapan Bara membuat Nya sedih,bisa-bisa nya ia berkata demikian terhadap dirinya.
"Sudah lah,Aku tidak mau berdebat!"
Dinda berjalan ke arah kamar mandi,namun Bara menghentikan nya.
"Aku belum selesai bicara!"
Bara menatap ke arah Dinda,Gadis ini membuang wajah nya kearah lain,tidak ingin menatap Bara yang berdiri di depan nya.
"Mulai hari ini selain sekolah Kamu tidak boleh pergi kemana-mana,Aku akan ambil cuti selama seminggu untuk temani Kamu disini,dan mengawasi Kamu dirumah !"
Bara terlihat begitu serius,berbeda dengan Dinda yang mendengar ucapan Bara membuat ia senang.
'Waaah...ada bagus juga kejadian barusan,Bara akan ambil cuti,Aku bisa ngajak Dia jalan-jalan besok,tidak perlu ikut kegiatan sekolah !'
Dinda senyum-senyum sendiri,membuat Bara menaikan satu alisnya.
Tuk..!
"Awww,sakit !"
Bara menjitak kepala Dinda.Gadis ini mengelus kepala nya sambil manyun ke arah Bara.
"Bi bir pan tat ayam!"
Cibir Bara,Dinda segera memalingkan wajahnya lagi.
"Sapi Banggala !"
Gumam nya dengan suara begitu kecil,supaya Bara tidak mendengar nya.
"Kamu pindah ke kamar sebelah,tidak boleh tidur disini !"
Titah Bara dengan tegas.
"Udah suami istri pun masih tidur terpisah!"
Dinda segera pergi meninggalkan kamar Bara.
Bara mengambil ponsel nya,lalu menghubungi seseorang.
"Hallo,Alan..!"
"Tuan Bara!"
Mereka saling menyapa melalui panggilan seluler.
"Tolong Kamu selidiki seseorang yang hari ini dekat dengan Dinda!"
"Baik Tuan,segera saya kirim data-data Nya dalam waktu 10 menit!"
"Heeemm..."
Bara segera mematikan panggilan nya,lalu meletakan ponsel miliknya di atas nakas.
Bara berjalan ke arah kamar mandi,seraya ingin membersihkan dirinya.
Setelah selesai mandi,Bara tidak melihat adanya Dinda di kamar,biasa Nya Dinda selalu datang mengganggu Bara.
'Apa Aku tadi terlalu kasar menasehati Dia?'
Bara meletakan handuk yang mengeringkan rambut tadi.Lalu keluar kamar untuk menemui Dinda di kamar nya.
Tok..tok..tok..
"Din..Kamu di dalam ?"
Tanya Bara sambil mengetuk kamar sang istri.
Bara sudah menunggu begitu lama di depan kamar.Namun,Dinda belum menjawab.
"Apa terjadi sesuatu?"
Gumam Nya,lalu membuka pintu kamar secara paksa.
Ceklek !
Pintu kamar terbuka,Bara tidak menemukan adanya Dinda di kamar,ia segera melangkah masuk dan mencari sosok Dinda.
Ceklek !
Pintu kamar mandi terbuka,seseorang baru keluar dari kamar mandi,Bara menoleh kearah suara pintu.