viola Saraswati seorang wanita yang sangat mencintai suaminya yang bernama Abimanyu dirgantara.
dulunya Abimanyu sangat perhatian dan sangat mencintainya Kini dia berubah menjadi dingin dan tidak ingin disentuh oleh biola.
pria itu semakin hari semakin dingin ia menghabiskan waktu di luar dengan para wanita bayaran.
apa viola harus bertahan di tengah dinginnya pernikahan mereka atau memilih pergi dan melupakan segala sakit yang dia derita. viola dilema antara bertahan atau pergi meninggalkan Abimanyu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abimanyu tidak pulang
Sandra memiringkan kepalanya, lalu menatap Abimanyu sebelum akhirnya wanita itu menghela nafas panjang.
"Dia sudah terlalu mabuk ", kata seorang pelayan. Sandra langsung mengalihkan pandangannya ke arah pelayan itu
"Untuk apa kau ke sini lagi ?", kata Sandra yang menatapnya jengah pada pelayan itu
"Tidak kenapa-napa, hanya saja --"pelayan itu menggantungkan ucapannya.
Dia memasuki tangannya ke dalam sakunya untuk mengambil sesuatu yang ada di dalam sakunya dan memberikannya pada Sandra
"Ini, aku yakin kau sangat membutuhkan ini sekarang"
"Kamar nomor 7 ", lanjut pelayan itu sebelum pergi dari hadapan Sandra dengan senyuman tipis
Sandra tidak menolaknya , ia langsung memasuki kunci ke saku mini dressnya. beralih kembali menatap Abimanyu yang tertidur pulas.
Sandra turun dari pangkuan Abimanyu dengan pelah dia menepuk-nepuk pelan pipi pria itu dan sesekali mencium bibir Abimanyu.
"Abi.....bangunlah, Honey ", katanya dengan nada lembut
Abimanyu langsung membuka matanya walaupun sedikit karena pengaruh dari alkohol. dia menatap Sandra tersenyum ke arahnya.
Abimanyu meraih wajah Sandra dan kembali menyatukan bibir keduanya. Abimanyu melumat dalam-dalam bibir Sandra.
Di tengah ciuman itu sandra tersenyum lebar ketika Abimanyu menekan tengkuknya dan memperdalam ciumannya.
Abimanyu kali ini melakukannya dengan lembut tidak kasar. Biasanya dia melakukannya dengan kasar . Membuat Sandra sedikit heran dengan sikap Abimanyu.
Sandra lebih dulu mengakhiri ciuman itu ketika mulai kehabisan nafas.
Wanita itu meraih pergelangan tangan Abimanyu dan melingkarkan tangannya yang di perut Abimanyu, menuntun pria itu untuk pergi menuju salah satu kamar yang ada di club itu.
"Viola", gumam Abimanyu dengan suara seraknya. yang seketika membuat senyuman Sandra memudar saat itu juga. gadis itu menatap ke arah Abimanyu dengan tatapan tidak suka.
Setelah sampai di ruangan kamar sandal membaringkan tubuh Abimanyu atas tempat tidur.
Abimanyu langsung menarik tubuh Sandra hingga akhirnya badan mereka bertubrukan
Dia mendekatkan wajahnya wajah Sandra lebih dekat kini mereka berciuman lebih dalam lagi lidah mereka saling mengait.
Sandra dan Abimanyu menyalurkan gejolak birahinya melalui ciuman bibir mereka.
Hingga akhirnya Sandra lebih dulu melepaskan ciumannya karena kehabisan nafas. Mereka kembali menarik nafas dalam-dalam. Kini mereka kembali memangut bibir Sandra lagi yang sudah bergairah.
Kini ciuman yang merambat turun ke leher, hingga ke bawah . Desisan yang terdengar semakin menggairahkan di telinga Abimanyu.
Desahan itu semakin membuatnya bergairah. hingga akhirnya Abimanyu kembalikan tubuh Sandra menjadi di bawah .
Abimanyu terus menciumi leher Sandra
Pria itu terus bermain dengan Sandra yang begitu rakus. Keduanya mengeluarkan desahan.
kini Sandra sudah birahinya sudah meningkat Abimanyu terus saja memainkannya.
Hingga Sandra merintih ,meracau, mendesah. sesekali ia menjerit saat Abimanyu memainkannya.
Tangannya pun tak tinggal diam, tangannya terus saja meraba tubuh Sandra yang kini sudah polos begitu juga dengan Abimanyu.
Kini dia terus saja menciumi tubuh Sandra sampai akhirnya mereka merasa mencapai puncaknya.
" Ahhh....ahhh ", Sandra mendesah hingga mereka berdua mencapai puncaknya.
.
.
" Shh.....", Viola meringis kecil dan memijat pelipisnya yang terasa sakit. ia menatap jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi.
"Abi ", gumam Viola
Viola susah payah berdiri dari duduknya meski langkahnya sangat lemas kedua kakinya terasa tidak bisa menopang tubuhnya.
Viola terus berusaha untuk berjalan menuju lantai atas untuk mengecek keberadaan Abimanyu.
Viola menghela nafas panjang ketika melihat kamar Abimanyu ternyata kosong tidak ada orangnya.
Viola menunduk lesu, dia benar-benar kuatir dengan keberadaan Abimanyu meski pria itu baik-baik saja. Mengingat Abimanyu selalu menyakitinya tapi dia masih saja mengkhawatirkannya.
Viola kembali meringis dan memijit pelipisnya yang terus berdenyut sangat kencang. membuat kepalanya terasa pusing sekali.
"Abi, kau ada di mana?", gumamnya
Viola kembali berjalan menuju kamarnya. ia meraih ponselnya dan mengetik nama Abimanyu yang hendak menelepon. Tapi ia hentikan niatnya untuk menelepon ketika mendengar bel rumah terus menerus berbunyi .
Gadis itu segera turun dari lantai atas menuju arah pintu depan untuk membukakan pintunya.
"Abi...", Viola mendongak dan menatap Abimanyu dengan rasa khawatir
"Aku sangat khawatir padamu. Akhirnya kau pulang, Abi !", Nora terkejut ketika Abi tiba-tiba tubuh Abimanyu langsung ambruk menimpa tubuhnya
Tubuh Abimanyu benar-benar berat membuat tubuh Viola tidak mampu untuk menopang tubuhnya hingga tubuh Viola jatuh ke lantai bersamaan dengan Abimanyu.
"Abi kau tidak apa-apa ?", tanya Viola khawatir dengan memandang pria itu khawatir. Meski pria itu tidak menjawab perkataannya karena saat ini Abimanyu pingsan.
Viola dengan susah payah menjauhkan tubuhnya dari tubuh Abimanyu yang menimpa tubuhnya.
" Haah....", Viola mengambil nafas banyak-banyak ketika dia terlepas dari lingkungan Abimanyu yang membuatnya susah payah untuk bernafas.
Setelah mengatur nafasnya. Viola pun segera berlari keluar dari rumah. Untuk memanggil satpam agar membantu membawa Abimanyu menuju kamar atas Abimanyu.
"Pak tolong bantu aku", kata Viola
"Iya non apa",
"Tolong bantu aku pak untuk membawa Pak Abi ke dalam kamarnya",
"Tentu saja non "
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Lalu satpam itu membantu mengantar Abimanyu masuk ke dalam kamarnya.
Kini biola susah payah melepas jaketnya yang masih terpasang di tubuhnya. Yang kini sudah berbaring di atas tempat tidur.
Viola menghela nafas lega ketika jaket sudah terlepas dari tubuhnya.
"Apa yang terjadi dengannya ?"
tanya Viola khawatir dengan tangan yang kini terulur untuk menggenggam tangan Abimanyu yang begitu panas.
Viola langsung mengulurkan tangannya dan menempelkan di kening Abimanyu. Ia berjalan cepat menuju dapur untuk mengambil kompres.
Sebenarnya dia ingin memanggil dokter, tapi dia takut jika Abimanyu memarahinya karena Abimanyu tidak suka diperiksa oleh dokter.
Viola memeras kain basah dan meletakkannya di atas kening Abimanyu.
"Kenapa kau seperti ini ", gumam Viola
"Kau membuatku khawatir, Abi. Kenapa kau baru pulang. sekarang padahal aku sudah menunggumu dari malam", kata Viola lirih
"Apa yang kau lakukan ", suara serak Abimanyu membuat Viola menoleh ke arahnya
Gadis itu dengan cepat menjauh ketika Abimanyu melihatnya.
"Maafkan aku ,Abi. yang sudah lancang ", katanya
Abimanyu terdiam dengan tangan kini mulai terulur untuk mengambil apa yang menempel di keningnya.
"Aku yang melakukannya, karena badanmu sangat panas sekali. Tadinya aku ingin memanggil dokter, tapi aku takut jika kau marah padaku ", katanya dengan bibir bergetar.
Pria itu tidak merespon perkataan Viola yang kini menatapnya.
"Ambilkan selimutku !"
Viola mengangguk dan menghela nafas tega, ia pikir Abimanyu akan marah padanya.
Viola langsung meraih selimut itu dan memasangkan ke tubuh Abimanyu meski sedikit ragu .
Pandangan mereka saling bertatapan meski kini Viola sangat gugup. Dengan cepat viola memalingkan wajahnya.
Viola terdiam saat melihat kembali banyak bercak-bercak merah di leher Abimanyu.
