NovelToon NovelToon
SENORITA DEL AMOR

SENORITA DEL AMOR

Status: tamat
Genre:Misteri / CEO / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:24.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #1

•••Lanjutan dari novel TAWANAN PRIA PSIKOPAT (Season 1 & 2)•••

Universidad Autonoma de Madrid (UAM) menjadi tempat di mana kehidupan Maula seketika berubah drastis. Ia datang ke Spanyol untuk pendidikan namun takdir justru membawa dirinya pada hubungan rumit yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Rayden Salvatore, terus berjuang untuk menjaga gadis kecilnya itu dari semua yang membahayakan. Sayangnya dia selalu kecolongan sehingga Rayden tidak diizinkan oleh ayah Maula untuk mendekati anaknya lagi.

Maula bertahan dengan dirinya, sedangkan Rayden berjuang demi cintanya. Apa keduanya mampu untuk bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Kelahiran Malam Tanpa Usai

...•••Selamat Membaca•••...

Hari itu, Madrid bak gaun musim semi paling anggun. Langit berwarna biru keemasan, dan bunga-bunga bugenvil merambat manja di dinding-dinding bangunan tua kota, seperti lukisan hidup dari zaman Goya. Tapi bagi Maula Maximillian, yang genap sembilan belas tahun hari ini, tak ada yang tampak lebih indah daripada misteri yang menyelimuti kekasihnya—Rayden Salvatore.

Rayden tak memberitahunya apa-apa soal rencana malam ini. Hanya selembar undangan kulit berembos emas yang dikirimkan ke rumahnya disertai tulisan tangan dengan tinta hitam: “Pakailah gaun itu. Aku ingin melihat dunia iri padamu malam ini.”

...***...

Mobil Rolls-Royce Phantom hitam legam menjemputnya tepat pukul tujuh malam. Sopirnya mengenakan sarung tangan putih dan tak berbicara sepatah kata pun. Ketika mobil meluncur melewati jalanan batu Madrid yang elegan, jantung Maula berdetak tak karuan.

Ia turun di depan Palacio de Linares, sebuah istana bersejarah yang malam itu disewa hanya untuk mereka berdua. Pilar-pilar tinggi menjulang, diterangi cahaya emas dari ratusan lampu kristal. Di tangga marmer berdiri Rayden—mengenakan tuksedo hitam custom Savile Row, jam tangan vintage Patek Philippe, dan rambut yang disisir rapi seperti mafia Italia bergengsi.

Maula terdiam. Ia merasa seperti masuk ke film klasik yang mahal dan sangat terlarang.

Rayden menatapnya dengan pandangan yang membuat waktu membeku. “Selamat ulang tahun, mi senorita del amor. Malam ini, dunia hanyalah panggung kita berdua.”

Maula tersenyum lalu menyambut uluran tangan Rayden dengan elegan.

“Ini luar biasa Tuan Mafia.” Rayden mencium tangan Maula penuh kasih.

Ia menuntunnya masuk ke dalam istana yang telah diubah menjadi surga romantis. Ruang dansa utama berubah menjadi ruang makan pribadi, dengan meja panjang dari kayu mahoni yang hanya diisi dua kursi. Di atasnya, bunga peony merah dan lilin putih menyala lembut, sementara dari kejauhan terdengar alunan musik live dari orkestra kecil yang memainkan lagu-lagu klasik Spanyol.

Menu malam itu disusun oleh chef Michelin pribadi, dengan anggur tertua dari koleksi keluarga Rayden yang bernilai ratusan ribu euro. Tapi bukan itu yang membuat Maula terdiam. Melainkan caranya Rayden memandangnya.

Sepanjang malam, lelaki itu berbicara dengan nada rendah, dalam bahasa Spanyol yang nyaris seperti puisi—mengatakan bagaimana dunia tak ada artinya tanpa kehadiran Maula.

Dan kemudian kejutan utama tiba.

Rayden mengajak Maula ke balkon utama yang menghadap Plaza de Cibeles. Di bawah sana, jalanan ditutup untuk umum. Tiba-tiba, langit malam dipenuhi kembang api berwarna emas dan merah, membentuk angka 19 dan kemudian berubah menjadi inisial mereka yaitu R&M.

Maula menutup mulutnya tak percaya, ini sangat luar biasa.

“Kapan kau menyiapkan semua ini, Ray?” tanya Maula dengan mata penuh takjub.

“Jangan pikirkan itu. Madrid akan mencatat malam ini sebagai malam paling indahnya,” ujar Rayden. “Karena di sinilah aku berjanji, bukan hanya jadi pelindungmu, tapi juga lelaki yang akan mengorbankan segalanya agar kau bahagia. Dunia bawah tahu siapa aku, tapi hanya kau yang tahu siapa aku sebenarnya. Mi Senorita Amor.”

Maula tersenyum senang, dia benar-benar takjub dengan kejutan yang diberikan oleh Rayden di hari ulang tahunnya ini.

Rayden mengeluarkan kotak beludru hitam dari sakunya. Di dalamnya, sebuah kalung zamrud Kolombia langka berhiaskan berlian hitam yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang di lingkaran mafia kelas atas.

“Ini bukan sekadar hadiah. Ini adalah simbol jika kau memakainya, artinya kau adalah milikku. Tidak ada yang menyentuhmu. Tidak satu jiwa pun.”

Maula terisak pelan. Antara kagum, gentar, dan jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada lelaki berbahaya yang malam itu mengubah ulang tahunnya menjadi dongeng berdarah biru.

Rayden memakaikan kalung itu di leher Maula, membuka kalung yang dulu pernah dia berikan di Rusia dan menggantinya dengan kalung istimewa tersebut.

Kecantikan Maula semakin terpancar, kalung itu menyatu dengan sangat indah di lehernya.

Mereka kemudian melangkah ke lantai dansa dan saling menatap penuh cinta.

“Aku berharap waktu berhenti saat ini,” ujar Maula lembut.

“Aku juga berharap begitu, tapi sayangnya kita bukan dewa pengendali waktu.” Mereka hanya tertawa ringan sambil terus menggerakkan kaki dan tubuh.

Ketika malam akhirnya usai, Rayden membisikkan sesuatu ke telinga Maula, suara yang hanya didengar bintang-bintang di atas Palacio.

“Denganmu, aku berhenti menjadi bayangan. Dan untuk pertama kalinya, aku ingin terlihat bersinar oleh siapapun. Gelap itu sudah mulai memudar, berubah menjadi abu-abu yang kemudia menyusul warna terindah yang pernah ada. Terima kasih sudah memberikan cinta itu untukku.” Maula menyandarkan kepalanya di bahu kanan Rayden, meresapi setiap momen ini dan menghirup dengan rakus aroma tubuh pria yang dia cintai.

“Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun meredupkan cahaya ini. Aku janji, kita akan memimpin dunia bersama sehingga tak ada yang bisa menekan bahkan memisahkan kita lagi,” balas Maula tepat di telinga Rayden, hati pria itu langsung terenyuh. Ia memejamkan mata sambil memeluk gadis kecilnya.

Malam itu, Madrid tak pernah tidur.

...***...

Setelah malam megah di Palacio de Linares, Rayden belum selesai memahat ulang tahun Maula menjadi sejarah. Baginya, cinta bukan hanya janji, tapi karya agung yang harus diukir dengan tangan sendiri dan malam ini adalah babak selanjutnya.

Hari berganti menjadi malam keesokan harinya. Maula pikir kejutan telah selesai. Tapi ketika ia kembali dari kampus, sebuah setelan gaun panjang sutra navy blue dari koleksi Elie Saab haute couture tergantung anggun di kamarnya, bersama sepasang anting berlian biru safir. Tak ada catatan, tak ada nama, hanya kartu kecil bertuliskan: “Bersiaplah untuk langit.”

“Kejutan lagi ya?” gumamnya sambil terkekeh kecil.

...***...

Pukul delapan malam, helikopter pribadi milik Rayden mendarat di atap Gran Melia Palacio de los Duques, hotel tua dengan pesona istana kerajaan. Pilot berpakaian resmi, dan di dalam kabin, hanya ada satu kursi yang didekorasi dengan bunga gardenia putih dan pita-pita emas. Maula dibawa terbang melintasi kota.

Langit malam Madrid terbuka seperti panggung teater. Lampu-lampu jalan tampak seperti bintang-bintang kecil yang tumpah ke bumi. Helikopter itu mendarat di sebuah helipad privat di atap bangunan tertinggi yang jarang diketahui orang. Torre Emperador Castellana.

Di sana, sebuah rooftop elegan telah diubah jadi sky lounge pribadi. Lantai kaca bening menampakkan pemandangan seluruh kota. Sebuah meja makan kecil berdiri di tengah, dikelilingi lampu gantung yang melayang di udara, tampak seperti bintang-bintang menggantung.

Dan Rayden—berdiri dengan satu tangan di belakang punggung, mengenakan jas putih gading dan dasi kupu-kupu hitam, seperti keluar dari film klasik hitam putih.

Ketika Maula melangkah keluar, seketika musik live saxophone mengalun lembut. Hanya satu lagu dimainkan: “Historia de un Amor.”

“Selamat datang di atas dunia, Piccola,” ucap Rayden. “Malam ini, Madrid bersujud untukmu. Aku jamin itu.

“Aku pikir semalam sudah usai, ternyata masih ada malam selanjutnya ya.” Rayden tersenyum. Menatap wajah cantik yang tak pernah membuat dia puas. Selalu ingin menatap dan menatapnya terus.

...***...

Makan malam berlangsung dalam bisikan. Mereka menyantap foie gras, paella langka, dan es krim saffron yang disajikan dengan taburan emas. Tapi bukan rasa yang membuat malam itu abadi, melainkan cara Rayden menatapnya.

“Piccola, kau adalah alasan dari duniaku. Dunia yang tidak akan pernah hancur.”

“Oh ya? Semanis itu aku?”

“Sangat.”

Lalu, Rayden berdiri. Ia mengambil gitar Spanyol antik dari pojok ruangan. Ia memetik dawai, lalu menyanyikan lagu kuno dengan suara pelan, serak, dan penuh getar.

“Tú eres la luna que calma mis guerras,

la sangre que me salva, la flor en mi tierra…”

Maula menahan air mata. Tak pernah ia melihat Rayden seantusias itu secara emosional. Mafia ini... pria berbahaya ini... malam ini menjadi penyair.

Dan ketika lagu itu selesai, Rayden berlutut. Bukan untuk melamar, tapi untuk mencium punggung tangan Maula, seperti ksatria bersumpah setia pada ratunya.

“Aku tidak butuh janji seumur hidup,” bisik Rayden. “Aku hanya ingin satu hal—saat dunia mencariku dalam darah dan kehancuran... kau tetap ada. Di sini. Di langit yang tenang ini.”

“Aku akan selalu ada, baik secara utuh bersih ataupun penuh kucuran darah. Tak peduli jika kaki ini harus terbenam dalam lumpur sekalipun.” Rayden tak bisa berkata lagi, gadis kecil yang dia kagumi itu kini telah tumbuh dewasa dan sangat indah. Bak ratu di negeri dongeng, penuh misteri serta keanggunan hitam yang tersembunyi.

Madrid menyala di bawah mereka, tapi hanya ada dua bintang paling terang malam itu. Rayden dan Maula, yang saling menemukan di atas dunia, di malam yang tak akan pernah ditulis di koran, tapi akan selamanya hidup dalam ingatan langit.

“Kita akan rebut dunia. Aku akan mendampingimu sampai kau menjadi King Mafia di belahan bumi yang berisik ini,” ujar Maula dengan mantap.

...•••Bersambung•••...

...----------------...

...~RAYDEN SALVATORE~...

...----------------...

...~MAULA CHULPAN MAXIMILLIAN~...

...Semoga terhibur ya sama bab ini, sebelum kita masuk badai lagi, mending happy dulu 🥰 btw bab ini sudah menguras otakku 🤣...

1
Radella
good
Syaqilla
awesome
Naxed2448
👍
Dewi Dejiya
awesome
Dinda Kirana
Awesome
Khadijah Jaelani
amazing
Iguana Scrub
luar biasa
adi_nata
motor itu kenapa tiba tiba ada ? sudah ada di rumah itu sebelumnya atau diantar seseorang ?
adi_nata: ya .. mungkin memang imajinasiku yang terbatas jadi terkadang agak bingung menangkap alur cerita. cuma bisa fokus pada satu titik keterangan.
🌺Shella BTS🌺: Oh ya beda pandangan ya, tapi kalo dri segi alur sih, mereka kan beberes di rumah dulu dan Rayden sempat bilang kalo rumahnya deket. Jadi ke supermarket ya pake kendaraan Rayden, deket lah bolak balik ke rumah dia 😁
total 6 replies
Khaira Delisya
ada lanjutannya gak Thor🥹🥹
Vebi Gusriyeni: Ada kakak, judulnya SENORITA PERDIDA
total 1 replies
adi_nata
lha dianya sendiri juga biadab.
Vebi Gusriyeni: Namanya juga psikopat
total 1 replies
adi_nata
seorang gadis belia bisa melalukan tindakan brutal semacam ini. luka seperti apa yang mendorongnya ?
adi_nata: oke siap author Vebi
Vebi Gusriyeni: Hehe aman, ntar baca aja dari awal biar gak bingung ya ☺ btw nanti kalo ada salah alur atau kekeliruan di tengah cerita bisa kasih respon dan saran, ntar aku perbaiki. Makasih udah kasih dukungannya ☺☺
total 4 replies
Yuyun Asrifani
Suka🥰
Bunda Rian Putra
terbaik
Ukhty Hawa
Baca dari season 1 sampai ke series ini benar2 menghayati, terbawa suasana hingga susah move on dari tokohnya 👍
Cherry Clode
good
Miami Zena
Awesome
Sader Krena
Amazing
Inay Inayah
keren
Flo Teris
awesome
Alya Nurhidayat
Best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!