NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Ketika semuanya ingin di akhiri, namun tidak tahu harus mulai darimana. Dua pasang mata saling menatap. Aku kalah talak kali ini, dan segera menundukkan kepalaku.

BAB 7 ( Menyelesaikan Masalah )

“Jadi kamu, wanita yang disukai Mas Rei?”

Abel membuka percakapan, setelah beberapa menit saling membisu. Abel berjalan memutari tubuhku, menatap dari ujung kaki hingga ujung kepalaku berulang kali. Aku semakin kesal dengan tingkahnya, seakan aku paling salah dalam keadaan ini. Aku menaikkan pandanganku dan mencoba berani menatapnya dengan wajah sinis.

“Kenapa?” balasku. Aku berjalan di ujung halaman, duduk dengan menarik nafas berulang kali. Sedang, Abel mengikutiku dari belakang.

“Aku ini istrinya Mas Rei, istrinya!” ujar Abel, memperjelas posisinya. Aku diam, membuang muka.

“rasanya aku ingin benar-benar membunuhmu! Kau telah membunuh anakku. Kau dendam karena tidak bisa memiliki Mas Rei, kan?!”

Aku mendongak, menatap Abel yang berdiri di depanku. Dalam situasi seperti ini, aku masih jadi pengecut. Mataku hanya basah dan mulutku kelu untuk berbicara.

“Kau menemui suami orang diam-diam, membuatnya celaka!”

Abel mengangkat daguku, lalu membuangnya dengan kasar. Aku tidak terima dengan perlakuannya, kemudian bangkit dari tempat dudukku dan mendorong tubuhnya hingga tersungkur di atas rumput.

Aku melihat Abel mengeram kesakitan, dan menyentuh perutnya. Aku diam dengan ketidak pedulianku saat ini.

“Kau yang mengambil Reino dariku! Dia yang menemuiku!” ucapku tegas, berjalan meninggalkannya.

“Dasar pelakor, pembunuh!” teriak Abel memaki. Aku berbalik badan dan kembali berjalan ke arahnya.

“Terserah! Bawa mertuamu pulang. Jika tidak aku akan terus mengejar Reino!” gertakku pada Abel.

“Dasar jalaaaang!!” Abel teriak semakin kencang, dan aku tidak memperdulikan nya. Aku masuk kedalam rumah. Mendekat dalam kerumunan perkelahian dan adu mulut antara orang tuaku dan ibunya Reino. Aku menarik tangan Ibunya Reino dengan kuat dan membuatnya keluar rumah.

“Aku akan membayar 100 juta itu, jangan pernah datang lagi kesini! Dan katakan pada putra kesayanganmu, saat sadar berhentilah menemuiku!” ucapku ketus, lalu menutup pintu dengan keras.

Aku berjalan menaiki tangga dan kembali masuk kedalam kamar. Ibuku terus meneriakiku, memakiku. Aku menutup telingaku rapat-rapat.

Setelah beberapa jam hening, aku membuka jendela kamar dan sudah tidak mendapati kebersamaan Abel dan Ibunya Reino. Saat ini niatku cuma satu, segera membayar uang damai itu, lalu meninggalkan semua permasalahan ini.

Aku mencuci muka, lalu berpakaian rapi keluar dari kamar. Aku melihat ibuku duduk di ruang makan, melihat kehadiranku raut mukanya memperlihatkan rasa kesal yang dalam.

“Mau kemana?” tanya Ayah tiriku.

“Aku ingin menjual mobilku, setidaknya itu bisa untuk jadi uang tambahan membayar uang damai.” jawabku, bergegas pergi. Ayah tiriku mengejarku dan menarik tangan kananku.

“Mobil tua seperti itu tidak akan laku 100 juta, tunggu disini!” Ayah tiriku menahan langkahku. Beliau mendekat kearah Ibuku, membisikkan sesuatu hal. Sesuatu hal yang pasti buruk untuk didengar, karena setelah mendengar ucapan Ayah tiriku, Ibuku mengeluarkan ekspresi terkejut dan kesal.

Ibu masuk kedalam kamar, diikuti dengan langkah kaki Ayah tiriku. Keduanya keluar dari kamar dalam beberapa menit, ibuku membanting piring melamin di meja. Sedang, Ayah tiriku mendekat dengan amplop coklat yang tebal.

“Pakai uang ini, urus masalahmu hingga selesai,” ucapnya. “jangan pernah melakukan kebodohan lagi” imbuh Ayah tiriku. Aku melihat segepok uang di dalam amplop, untuk pertama kalinya aku menyadari kebaikan Ayah tiriku.

Aku pergi keluar rumah, memesan taksi untuk kembali ke kos. Mengambil mobilku yang ada disana, aku berniat menjualnya pada Vira. Semalam Vira meneleponku, menanyakan kondisiku, mengatakan jika semua karyawan tahu tentang kecelakaan yang aku alami. Namun, tentang siapa orang yang aku tabrak, sepertinya belum terendus sampai sana. Aku yang awalnya berniat meminjam uang dari Vira, malah menjadikan dia pemilik mobil kesayanganku. Karena dia juga melihat iklan di marketplace dan memang berniat membeli mobil bekas untuk ke kantor.

Setibanya di kos, aku segera mempersiapkan beberapa surat mobil untuk aku bawa ke rumah Vira. Saat hendak mencari kunci cadangan mobil, aku menemukan beberapa lembar fotoku dan Reino saat liburan di Bali. Aku memandangnya, membuat pikiranku bernostalgia di masa-masa bahagia pacaran yang kami lewati.

Air mata mulai menetes turun, aku mengusapnya berulang kali, akan tetapi tidak berhenti juga. Aku memeluk foto itu erat-erat. Meluapkan kerinduan dan kesedihanku.

“Aku berdoa, semoga kau baik-baik saja.” ucapku lirih, lalu mencium wajah Reino yang tergambar dalam foto. Aku menyobek semua foto tersebut, berharap kenangan itu juga akan hilang. Setelah itu, membuangnya ke tong sampah. Aku pergi meninggalkan kamar kos, pergi dengan mobilku menuju rumah Vira.

Sepanjang perjalanan, hatiku berdebar. Bayangan kecelakaan yang dialami Reino menghantuiku. Seakan aku masuk kedalam fatamorgana kecelakaan itu lagi. Tanganku gemetar dan berkeringat dingin, aku menghentikan mobilku, melipir di pinggir jalan. Aku masih trauma menyetir kali ini. Dengan tangan setengah gemetar, aku menghubungi Vira untuk segera menyusulku.

30 menit kemudian, Vira datang dengan suaminya berboncengan sepeda motor.

“Kau kenapa? Masih sakit?” tanya Vira, mendekat. Aku hanya menggelengkan kepala. Suaminya memberikan sebotol air mineral. “Terimakasih,” balasku.

Aku menyerahkan surat-surat mobil pada Vira dan Vira memberikan uang 35 juta padaku.

“Terus kamu mau kemana? Naik apa?” tanya Vira, menolongku bangkit.

“Aku mau naik taksi saja.” jawabku

“Aku temani ya, kasihan kamu.”

Aku berpikir keras menerima tawaran Vira, karena setelah ini aku hendak ke rumah Reino dan memberikan uang 100 juta itu. Aku tidak ingin terbelenggu dalam masalah ini lagi. Aku juga tidak mau Vira tahu jika orang yang aku tabrak adalah istrinya Reino, karena pasti akan timbul pembicaraan buruk lainnya tentang aku di Pabrik. Mereka semua tahu hubunganku selama ini dengan Reino, menabrak istrinya Reino meskipun bukan kesengajaan aku lakukan, itu akan menjadi pemikiran yang lain untuk orang lain.

“Tidak, aku bisa sendiri.” ucapku. Vira mencarikan aku taksi dan pergi setelah aku masuk kedalam taksi. Aku melihat kebelakang, mengucapkan selamat tinggal dengan mobil kesayanganku. Mobil yang pertama aku beli dengan hasil kerja kerasku.

Tiba di rumah Reino, aku mengumpulkan tenaga dan berusaha tenang. Masuk ke halaman rumahnya, di sambut dengan pembantu di keluarga mereka.

“Eh, Nona Niara. Mau menemui Mas Reino?” ucap pembantu rumah Reino yang ramah padaku. Aku tersenyum saja.

“Masuk Non, saya panggilkan Ibu.”

“Tidak bik, saya di teras aja.”

Pembantunya masuk kedalam rumah memanggilkan Ibunya Reino.

Aku duduk di kursi teras rumah mereka, sambil terus mengelap keringat di kening.

Lima menit kemudian, Ibunya Reino keluar dengan berdecak kesal. Menatapku sinis dan mengangkat kedua tangannya ke pinggang.

“Ada apa lagi, sudah ada uangnya?”

Aku mengeluarkan satu amplop coklat dari tas. Menaruhnya di atas meja. Ibunya Reino diam, lalu masuk kedalam rumah.

Aku tidak tahu apalagi yang akan Ibunya Reino lakukan. Aku harap cepat selesai.

Ibunya keluar dengan 2 lembar kertas putih.

“Tandatangani ini!”

Ibunya menaruh dua kertas yang berisi kalimat panjang dan juga dua bolpoin. Ini seperti kontrak atau surat perjanjian untuk keduanya.

Aku membaca setiap kalimat yang tertera, hingga di kejutkan pada kalimat paling akhir.

1
Violette_lunlun
gak kapok banget Reino ini Ama polisi. aku yakin polisi pun capek
Noveria_MawarViani: em, terlalu cinta. "polisi pun akan aku lalui asal bersamamu" kata Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
wait? whaatttt?!
Noveria_MawarViani: kangen kaya gitu si Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
kalau bisa pilih dua kenapa harus satu?
Noveria_MawarViani: Niara berkata "maaf aku sudah berubah, aku hanya cinta dengan mas duda"
total 1 replies
iqbal nasution
kerenn
Violette_lunlun
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Violette_lunlun
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!