aisyah abraham putri dari arahman Abraham , tepaksa menikah dengan lelaki yang tidak dikenal nya
karna permintaan terakhir ayah nya aisyah pun menyetujui nya.
tapi ternyata pria yang menikahi nya sudah memiliki istri sebelum nya
bagai mana kah nasip Aisyah ?
apa kah ia akan bertahan atau mungkin akan mengakhiri nya?
yuk simak kelanjutan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bikrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azzam Alcantara
azzam...
setelah beberapa menit berlalu Aisyah pun keluar dari balik pintu kamar mandi, masih dengan wajah yang di tekuk pertanda kalau dia masih kesal pada ku, aku tersenyum, tapi tidak ku per lihat kan senyum ini pada nya. entah kenapa aku jadi suka membuat nya kesal, aku sangat menikmati wajah nya jika sedang marah pada ku.
Aku duduk di sisi ranjang mengangkat satu kaki ku dan menumpukkan nya di kaki yang satu nya, aku masih memperhatikan nya, dia begitu sangat cantik menurut ku, di tambah pakaian yang Ibnu beli sangat cocok di badan nya, rambut yang sering ku lihat hanya di kepang satu ke belakang kali ini digerai nya karna masih basah menambah kecantikan alami pada diri nya.
"tuan kita pulang sekarang?" tanya nya membuyar kan lamunan ku
Aku pun berdiri tanpa menjawab pertanyaan nya,harus terus terlihat cool seperti sebelum nya. Aku berjalan keluar tanpa basa basi sama sekali, Dia mengikuti ku dari belakang aku tau dia sudah bertambah kesal pada ku karna aku tidak menjawab pertanyaan nya.
entah lah aku Marasa gengsi kalau tidak angkuh pada nya secara dari awal aku sudah begini kan.
Tepat saat aku menghentikan langkah ku karna sudah sampai di depan lift, aku kaget tiba-tiba Aisyah menabrak punggung ku apa mungkin aku yang berhenti secara mendadak atau karna dia yang tidak memperhatikan kalau manusia di hadapan nya sudah menghentikan langkah nya
"aduh " ringisnya kesakitan sambil memegang jidat nya yang membentur punggung keras ku.
"ternyata selain telinga mu yang bermasalah, mata mu juga ada masalah, lebih baik periksa lah aku takut itu akan bertambah parah, aku tidak mau kalau aku punya pembantu tuli dan juga buta" ucap ku masih menatap lurus tanpa melihat nya, aku sekarang sedang menahan tawa ku agar tidak pecah, bisa hilang wibawa ku kalau harus tertawa di hadapan nya.
aisyah tidak menjawab ucapan ku, berlalu begitu saja melewati ku menuju kedalam lift, tepat saat lift itu sudah terbuka, dan sekarang posisi kami pun berhadapan, dia memalingkan wajah nya tidak mau menatap ku, dan aku juga tidak mau menunggu terlalu lama karna di buat heran oleh aisyah. aku pun masuk ke dalam lift itu juga berdiri didepan memunggungi nya.
...----------------...
Entah sejak kapan aku tidak menyadari nya kami ternyata sudah sampai di apartemen ku, di perjalanan Aisyah terus saja diam membisu, wajar lah karna memang dia selalu diam kalau sedang di hadapan ku atau karna dia begitu kesal pada ku sehingga dia enggan berbicara pada ku, ah ralat. Aku kan tidak pernah membalas percakapan nya , jelas saja dia membisu sepanjang perjalanan , toh emang apa juga yang mau dibahas nya pada ku.
aku pun menghentikan langkah ku saat mendengar suara Aisyah bertanya pada ku, "tuan mau makan malam" tanya nya
"boleh aku memang belum makan" jawab ku masih di posisi yang sama
"baik lah aisyah akan memasak makan malam nanti Aisyah akan memanggil tuan kalau sudah selesai"
"hmm" jawab ku lagi melanjut kan langkah yang sempat terhenti, berjalan menuju kamar ku sendiri, merebah kan badan ku di ranjang, aku capek seharian Tidak ada waktu untuk ku mengistirahatkan tubuh ku walau hanya sekedar berbaring saking banyak nya pekerjaaan ku hari ini.
Satu menit.. Dua menit.. dan..Aku pun memejam kan mata ku sampai kesadaran ku berangsur menghilang,
Saat aku masuk ke alam mimpi, setengah cerita dari mimpi ku terpotong karna ada seseorang sedang menggoyang kan tubuh ku, samar aku dengar memanggil nama ku. Aku pun membuka perlahan mata ku yang seperti enggan untuk terbuka,
"tuan Azzam bangun , makanan nya sudah siap, jangan tidur dulu sebelum makan malam, tidak baik tidur dengan perut kosong" ucap nya sambil menggoyangkan tubuh ku
"iya Aisyah aku sudah bangun berhenti lah memegang ku" jawab ku masih dengan suara serak kas bangun tidur . Aku berpura-pura kesal pada nya padahal aku begitu senang di pegang oleh nya, sial.. kenapa dengan ku! kenapa aku jadi seperti tertarik pada nya, ini tidak mungkin aku masih punya mora yang sangat aku cintai.
"baik lah, Aisyah tunggu di meja makan ya tuan" ucap nya lagi berlalu keluar dari kamar ku
aku pun bangkit dari tidur ku, menuju kamar mandi hendak membasuh muka ku biar tidak terlalu mengantuk pikir ku, setelah selesai membasuh muka, aku pun keluar menuju meja makan.
Mencium aroma makanan yang sangat enak membuat perut ku semakin lapar , aku akui masakan Aisyah sangat enak, bahkan masakan ibu ku jauh tertinggal padahal masakan ibu ku sudah terkenal di negara ini.
Aku menarik kursi duduk di depan meja makan, dengan cepat Aisyah mengambil kan makanan untuk ku, setelah selesai Aisyah pun ingin berlalu menjauh dari tempat makan ku saat ini, tapi langkah nya terhenti saat aku membuka suara " makan lah bersama ku" ucap ku , tunggu ,..ada apa dengan ku? kenapa aku seperti tidak mau dia menjauh dari ku.
"tuan berbicara pada ku" tanya nya ,membuat ku memutar bola mataku malas,
"aku berbicara pada set*n yang ada di hadapan mu" jawab ku, aku kesal. kepada siapa lagi aku berbicara kalau bukan pada nya , emang dia kira aku ini gila berbicara sendiri.
Tanpa ku duga Aisyah melompat ke pangkuan ku mengayunkan tangan nya di leher ku menenggelamkan wajah nya di dada ku, membuat ku reflek memeluk tubuh nya, kenapa.? Apa aku terlihat serius mengatakan kalau aku sedang berbicara dengan se tan , hingga dia begitu sangat ketakutan.
"aku takut taun" ucap nya masih dengan posisi yang sama.
"aku hanya bercanda Aisyah, aku menyuruh mu makan bersama ku, kamu malah bertanya aku berbicara pada siapa, emang pada siapa lagi aku berbicara selain pada mu , di rumah ini hanya kita berdua Aisyah" jelas ku pada nya aku tidak menyangka dia takut pada makhluk Alus
Dia pun mengangkat kepala nya mencerna penjelasan ku barusan hingga dia sadar dari posisi nya saat ini, dengan cepat kembali berdiri
"maaf tuan "
"tidak apa , duduk lah kita makan bersama ".
"tapi tuan"
"tidak ada penolakan, duduk dan makan lah"
Dia Tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan ku, dia pun duduk dan mengambil makanan, menaruh nya di piring yang ada di hadapan nya saat ini. Aku melihat tangan nya yang sedikit bergetar saat mengambil makanan itu seperti dia sedang gugup wajar saja dia makan bersama bos nya yang angkuh ini pikir ku ....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...