Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami istri pura pura.
Tiga jam lama perjalanan Leon dan kirani menempuh jalur udara, rasa capek terasa di tubuh kirani. Leon yang melihat rani merenggangkan otot tangan dan kakinya merasa kasian, dia berfikir jika rani jarang naik pesawat atau kemungkinan rani tidak pernah naik pesawat.
“Rani, kamu berapa kali naik pesawat.” Tanya Leon penasaran.
“Mungkin sudah ke tiga kali ini pak, tapi ini yang pertama kali setelah saya dewasa. Dulu waktu usia saya lima tahun dan tujuh tahun saya naik pesawat bersama ayah dan ibu.”
Leon terdiam sesaat, Leon yang berfikir jika rani adalah orang tidak mampu dan tidak pernah naik pesawat ternyata salah.
“Dulu waktu kecil kamu pernah naik pesawat kemana…?”
Rani menghentikan kedua bahunya menjawab pertanyaan Leon,
“Saya sendiri lupa, entah kemana ayah membawa kami waktu itu. Mungkin jika saya tanya ibu dia bisa memberitahu kepergian kami waktu itu.”
Leon terdiam, dia tidak meneruskan pertanyaannya. Leon menarik koper miliknya, rani yang terlihat kesusahan mengangkat kopernya dengan segera Leon membantu mengangkatnya.
“Biar aku yang bawa kedua kopernya, kamu carikan taksi untuk kita.”
“Tapi pak…”
“Rani, turuti apa kata saya.”
Rani segera berlalu dan mencari taksi yang terlihat masih kosong, tak lama rani datang dan menghampiri Leon yang baru saja memasukan handphonenya.
“Itu taksinya pak Leon.” Rani menunjuk taksi yang berwarna biru yang menghampiri mereka, supir taksi tersebut membantu Leon memasukkan koper mereka ke dalam bagasi mobil.
Leon berjalan dan membuka pintu belakang, dia menyuruh rani segera masuk ke dalam. Mereka duduk di kursi belakang berdua, rasa canggung dapat rani rasakan saat lengan dan kaki mereka tak sengaja bersentuhan karena guncangan mobil melewati jalan yang sedikit berlubang.
“Pak tolong ke alamat ini ya…” leon menyerahkan secarik kertas ke supir tersebut, sekilas supir tersebut membaca dan mengerti arah tujuan penumpangnya.
“Tempat ini agar jauh pak dari bandara.”
“Tidak masalah pak, akan saya bayar berapapun agar kami cepat sampai di sana.”
“Baiklah kalau begitu.”
Supir tersebut menambah kecepatan laju mobilnya, selama dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke tujuan. Bayangan Leon dan rani mereka berada di tengah tengah kota, tapi ternyata mereka sekarang berada di pinggiran kota yang masih terlihat banyak sekali perkebunan karet.
Pemandangan hijau tampak di depan mereka, suasana sejuk dapat mereka rasakan.
“Kak Thomas kenapa tidak bilang jika kita akan ke pedesaan seperti ini, bayanganku kita akan tinggal di kota.” Gerutu Leon kesal dengan Thomas.
“Tidak buruk juga pak kita tinggal di sini.” Ucap rani sambil membuka jendela mobilnya.
“Sepertinya kita akan segera sampai di kampung yang bapak tuju.” Ucap sopir tersebut memberitahu Leon.
“Berapa lama lagi pak perjalanannya…?”
“Lima ratus meter ke depan kita sudah sampai pak.”
Leon melihat ke arah depan, terlihat perkampungan yang sedikit penduduknya. Rani melihat perkampungan tersebut sambil tersenyum, dia merasa senang melihat perkampungan yang terlihat masih asri dan sangat damai.
Taksi yang mereka tumpangi berhenti di sebuah rumah yang terlihat sangat asri, setelah mobilnya berhenti mereka segera turun.
“Indah sekali rumahnya pak.” Rani berjalan ke rumah tersebut sambil membawa kopernya.
Beginilah kira kira penampakan rumah yang akan ditinggali Leon dan kirani selama satu bulan ke depan.
“Apa kamu nyaman tinggal di sini ran, selama ini kamu kan tinggal di kota dengan fasilitas yang mudah di dapat.” Tanya Leon berdiri di samping rani.
“Sebenarnya aku sangat menyukai ketenangan pak, perasaan dan pikiran kita bisa kembali fresh dan tenang.”
Leon melihat ke sungguhan perkataan rani, dia melihat jika rani sangat nyaman tinggal di perkampungan ini.
“Kita masuk yuk pak..” rani melangkah terlebih dulu masuk kedalam rumah, dia lupa jika kuncinya belum dia pegang.
“Kamu mencari kuncinya bukan, aku juga belum memegang kunci rumah ini.”
“Terus bagaimana caranya kita masuk.” Rani mencari jika jika ada seseorang di sana, tapi sayang semua tampak sunyi hanya suara burung yang bersahutan di sekitar pepohonan.
Telihat seorang laki laki yang berusia sekitar enam puluh tahunan tergopoh gopoh menghampiri menghampiri mereka, laki laki tersebut dengan nafas tersengal berdiri di depan Leon yang melihat ke arahnya.
“Pak Leon ya…? Aduh maaf pak saya terlambat, saya baru saja di beritahu pak Thomas jika anda sudah sampai bersama istri anda.”
Leon dan rani saling berpandangan, dan saat mereka akan mengatakan yang sebenarnya ke laki laki tersebut terdengar suara handphone Leon berbunyi.
Leon segera mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Thomas, dia merasa geram kenapa bisa Thomas berbohong mengatakan jika rani adalah istrinya.
“Saya angkat telpon dulu, kamu masuk dulu ke dalam bersama bapak…” Leon menunjuk ke laki laki paruh baya tersebut.
“Nama saya Asep pak.”
“Iya pak Asep…”
“Mari bu, saya antar ke dalam.” Asep mengantarkan rani masuk terlebih dahulu, dia menarik koper milik rani dan juga milik Leon.
“Halo kak…”
“Halo Leon, bagaimana perjalanan kalian tadi. Lancar saja kan…” ucap Thomas terdengar sumringah.
“Kak apa maksud kakak mengatakan kali rani itu istriku.” Leon tidak menjawab pertanyaan Thomas, dia hanya ingin mendengar penjelasan yang akan Thomas berikan.
“Di perkampungan itu tidak boleh laki laki dan perempuan tinggal bersama, jadi aku harus berbohong jika kalian adalah suami istri untuk keamanan kalian.”
Leon mengacak rambutnya kasar untuk melampiaskan kekesalan nya, dia tidak habis fikir bagaimana Thomas bisa berbohong semudah itu.
“Lalu aku tidur sekamar dengan rani disini.” Ucap Leon memancing kemarahan Thomas.
“JANGAN DONG, kalian hanya suami istri pura pura. Kirani adalah milikku, kamu jangan sekali kali berani mendekatinya. setelah aku menyelesaikan masalahku di negara P, maka aku akan segera kesana dan akan melamar kirani. Aku sudah mencintai rani, dan aku akan serius menjalin hubungan dengan dia.”
“Tapi dia belum tahu dengan maksud dan tujuan papa dan mama mendekatkan kak Thomas dengan rani.”
“Bagaimana kamu bisa tahu jika rani belum mengetahuinya.”
“Tadi pagi aku sempat menanyakan kedekatan kalian ke rani, dia bilang jika hubungan kalian sebatas karyawan dan atasan.”
Seketika Thomas terdiam, dia seperti tengah terjebak dengan ucapannya sendiri.
“Leon aku titip rani di sana, jaga hatimu jangan sampai kamu jatuh cinta dengan calon istriku.”
“Bagaimana jika dia yang jatuh cinta denganku lebih dulu, apa yang akan kamu lakukan kak.”
“Aku akan merebut hatinya agar dia mencintaiku.”
Ucapan Thomas seperti ancaman bagi Leon, dengan kesal Leon menendang batu di bawahnya. Terdengar bunyi suara kaleng yang terkena batu yang di tendang Leon tadi, rani yang terjpkejut segera keluar. Dia ingin melihat apa yang tengah Leon lakukan.