"Perawan tua' itulah hinaan yang selalu Alya terima dari tetangga bahkan dari keluarganya dikarenakan usianya yang sudah 32 tahun dan Alya masih belum menikah. Merasa lelah dengan semua hinaan yang diterima, Alya memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan pergi ke Makkah, Alya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodohnya.
Ketika Alya tengah berada di Masjidil Haram, Ibu-ibu datang menghampirinya dan mengatakan ingin memperkenalkan anaknya pada Alya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Alya akan menerima tawaran Ibu-ibu tersebut?
Siapakah pria yang akan dikenalkan pada Alya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Tau Darimana?
Hari ini, Alya sudah berada di kantor, kantor tampak sepi karena memang Alya berangkat lebih pagi.
"Gimana perasaannya?" tanya Maura yang baru saja datang.
"Alhamdulillah, ini aku belikan khusus buat kamu," ucao Alya dan memberikan paperbag yang berisikan oleh-oleh dari Arab.
"Ini lo beli di Arab kan?" tanya Maura.
"Iya, kamu tenang aja," ucap Alya.
"Makasih ya," ucap Maura dan diangguki Alya.
Karena Alya sudah satu minggu lebih izin, tentu saja pekerjaannya menumpuk, bahkan Alya sampai harus lembur agar pekerjaannya selesai.
"Oh ya, besok kan ada presentasi buat produk minuman, lo udah dapat materinya kan?" tanya Maura.
"Iya, udah. Tapi, kenapa aku juga dikasih ya, kan aku gak ada sangkut pautnya sama proyek ini?" tanya Alya.
"Gue juga gak tau ya kalau itu," ucap Maura.
Malam harinya, Alya sudah menyelesaikan pekerjaannya, ia segera membereskan mejanya lalu pulang.
Alya ingin cepat sampai dirumah dan merebahkan tubuhnya di kasur, rasanya tubuhnya benar-benar remuk dikejar berkas-berkas yang menumpuk.
"Ternyata izin satu minggu benar-benar membuat tubuhku remuk," gumam Alya.
Begitu Alya sampai dirumah, ia segera masuk ke kamarnya. Namun, saat Alya baru saja akan memejamkan matanya, Tante Lidya masuk kedalam kamar Alya.
"Besok setelah kamu pulang kerja, kamu bisa ketemuan sama pria yang Tante kenalkan, dia bakal nunggu di restoran Delima, kamu jangan malu-maluin loh Alya. Restoran Delima itu bukan restoran murah, itu restoran mahal," ucap Tante Lidya.
"Kalau memang pria yang Tante maksud mau kenalan, kenapa gak di rumah aja toh kalau dirumah lebih murah padahal sama-sama makan," ucap Alya.
"Bedalah, kalau di restoran Delima kan kualitasnya gak perlu diragukan lagi, udah deh pokoknya besok setelah kamu kerja, kamu langsung ke restoran Delima, awas kalau sampai kamu gak datang," ucap Tante Lidya.
"Insyaallah Tante, kalau tudak ada yang Tante bicarakan lagi, Tante boleh tutup pintu kamar Alya karena Alya mau tidur, Alya udah capek banget ini," ucap Alya.
"Dasar anak gak tau diri, sama orang tua kok gak sopan," ucap Tante Lidya dan membanting pintu kamar Alya hingga membuat Alya terkejut.
"Astaghfirullah, kenapa aku hidup di keluarga seperti ini?" gumam Alya.
Keesokan harinya, Alya sudah bangun dan menjalankan kegiatannya sehari-hari bahkan terkadang Alya merasa bosan dengan kegiatan yang terus berulang-ulang, Alya ingin memulai hari dengan kegiatan yang berbeda-beda setiap hati, namun apa daya karena hanya ini yang bisa Alya lakukan.
Sesampainya di kantor, Alya dihadang dua wanita yang entahlah Alya pun tidak mengenal pasti siapa mereka.
"Ada apa ya?" tanya Alya.
"Lo Alya?" tanya salah satu dari wanita itu.
"Iya," jawab Alya.
"Gue peringatkan ya, jangan sampai lo deketin Gio, Gio itu cowok gue," ucapnya.
"Gio? saya tidak dekat dengan dia, dia hanya rekan kerja, saya bahkan tidak terlalu kenal dengan dia. Saran saya, sebelum Mbak menuduh orang yang bukan-bukan, lebih baik Mbak cari tau dulu kebenarannya, saya pergi dulu karena saya sibuk, assalamualaikum," ucap Alya lalu pergi meninggalkan dua wanita tersebut.
Didalam lift, Alya hanya beristighfar. 'Astaghfirullah, bagaimana bisa aku deketin Gio, aku aka gak punya pria yang dekat denganku,' batin Alya.
Sesampainya di meja kerjanya, Alya mempersiapkan diri untuk ikut presentasi di ruang rapat, Alya pergi bersama Bu Monica.
Rapat pun dimulai dan Alya menyimak pembahasan rapat dengan seksama, ketika Alya dimintain pendapat Alya pun mengemukakan pendapatnya.
Tentu saja banyak yang tidak suka dengan Alya karena menganggap Alya mencari muka pada para pejabat tinggi. namun sayangnya Alya tidak memiliki niat untuk mencari muka, Alya hanya bekerja dengan keras agar tidak melakukan kesalahan dan berakibat merusak karirnya.
Selesai rapat, Alya kembali ke meja kerjanya, disana sudah ada Maura yang menunggu Alya.
"Gimana?" tanya Maura.
"Gak gimana-gimana, aku bingung aja buat apa aku ikut rapat tadi, aku gak ada fungsinya disana," ucap Alya.
"Gapapa, buat pengalaman. Oh ya, katanya tadi lo dilabrak sama ceweknya Gio?" tanya Maura.
"Kamu tau darimana?" tanya Alya.
"Udah kesebar kali, Al. Ceweknya Gio bilang apa emang tadi?" tanya Maura.
"Dia bilang buat aku jauhin Gio dan ngancam aku," ucap Alya.
Maura yang mendengarnya pun tertawa, "Sumpah ya ceweknya Gio lucu banget sih, bisa-bisanya dia malah nyuruh lo jauhin Gio, lo aja gak pernah deket sama Gio hahaha. Tuh cewek dapat informasi dari mana sih gak valid banget," ucap Maura.
"Ketawa aja terus," ucap Alya kesal dan justru semakin membuat Maura tertawa.
"Udah udah, pipi gue sakit banget. Eh, nanti malam pergi ke pasar malam yuk, kayaknya di lapangan dekat taman ada pasar malam deh mumpung besok libur tanggal merah," ajak Maura.
"Maaf ya, nanti malam aku gak bisa. Aku ada urusan," ucap Alya.
"Urusan apa? kencan?" tanya Maura.
Alya memang tidak berbohong dengan teman kerjanya yang satu ini, Alya selalu saja menceritakan kisah hidupnya pada Maura karena bagi Alya Maura adalah pendengar yang baik.
Ketika Alya lagi ada masalah, maka Maura selalu siap mendengar dan memberikan solusi untuk Alya, begitupun sebaliknya Alya berusaha sebaik mungkin untuk menjadi mendengar yang baik bagi Maura, ketika Maura adalah masalah, Alya pun berusaha untuk mendengar dan memberikan solusinya.
Alya pun menceritakan semua yang terjadi setelah ia pulang dari Makkah, dimana keluarganya yang marah dan semakin menekan Alya untuk segera menikah bahkan Tante Lidya yang menjodohkan Alya dengan pria berusia lebih matang dari Alya bahkan umur pria tersebut hampir 50 tahun.
Meskipun begitu, Alya belum menceritakan tentang niat Umi Fatimah yang ingin mengenalkan Alya dengan putranya karena bagi Alya, Umi Fatimah hanya menghibur Alya yang tengah sedih masalah pasangan.
Apalagi sampai saat ini, Umi Fatimah belum memberikan kabar apapun mengenai niatnya yang ingin mengenalkan Alya dengan putranya, karena itu Alya tidak ingin berharap banyak pada Umi Fatimah dan menganggap itu hanya angin lalu.
"Gila banget Tante lo, Al. Nanti gue bakal temenin lo ketemu sama si aki-aki, gue mau lihat pria modelan gimana yang Tante lo kenalin ke lo," ucap Maura.
"Gak usah, aku gak mau kamu repot," ucap Alya.
"Gak repot sama sekali, dengan adanya gue nanti, lo bakal aman dan gak mungkin terjebak sama tipu muslihat pria, gue ini udah berpengalaman menghadapi cowok modelan apa aja, jadi percaya sama gue," ucap Maura.
"Makasih ya Maura," ucap Alya dan diangguki Maura.
.
.
.
Bersambung.....
semangat Alya
Rayhan demi persturan tega bngt istrinya d hukum
Lanjut Ka
lajut ka