Terjerat Pesona Dokter Tampan
Suara ban yang berdecit menggesek aspal membuat seketika mobil itu berputar tak terarah hingga menimbulkan asap yang mengepul dari kup depannya. Pengemudi lainya, untuk menghindari tabrakan bahkan oleng ke semak-semak pinggir jalan.
Kompak, keduanya keluar dari mobil dengan raut muka kesal yang siap memuntahkan isi hatinya. Berjalan cepat menghampiri satu sama lain.
"Heh! Bisa nyetir nggak sih! Bikin simnya di kelurahan ya, nggak bisa bawa mobil? Nyetir yang bener dong, situ membahayakan nyawa orang lain!" bentak gadis berparas ayu itu penuh amarah.
"Maaf, saya buru-buru, tetapi seharusnya saya yang marah, bawa mobil nggak pakai rambu-rambu lalu lintas, Anda sengaja mencari keuntungan di jalan ya?" jawabnya dingin. Lengkap dengan tatapan tajam mematikan.
"Astaga! Kamu pikir ini sirkuit balap apa? Jelas-jelas mobil saya tuh mau belok, kok situ nyolot, pokoknya saya nggak mau tahu ganti rugi mobil saya lecet-lecet."
"Kamu pikir kamu doang yang buru-buru, saya juga! Enak aja mau memeras saya, kamu nggak lihat mobil saya sampai nabrak, untung kepala saya aman," jawabnya kesal.
"Wah nyolot nih orang, ayo kita sama-sama menyelesaikan di kantor polisi, biar jelas!"
"Ayo, siapa takut, terus kita ke bengkel kita hitung biaya mobil masing-masing. Kamu bayarin kerugian mobil aku dan sebaliknya aku bayarin kerugian mobilmu!"
Rania melirik mobil pajero sport yang sepertinya juga rusak. Perempuan itu akhirnya berpikir ulang untuk menuntutnya.
"Ya ampun ... ini sih parah!" batin Rania menggerutu kesal.
Di tengah perdebatan mereka, vibrasi ponsel pria itu memekik, membuat Rania bertambah kesal melihat mukanya yang datar saja.
"Sorry, saya tidak ada waktu untuk berdebat, kamu bisa hitung saja kerugiannya berapa, nanti bisa konfirmasi ke nomor yang tertulis di kartu nama."
Rania menatap kesal kepergian cowok yang cukup menyebalkan itu. Diamati kartu nama yang ada di tangannya. Membaca dengan teliti dan benar.
"Hmm. dr. Rayyan Akfarazel Wirawan, Sp. B. Owh ... dia seorang dokter?" gumamnya seraya berpikir untuk menghubungi bengkel. Mengedikkan bahunya acuh lalu segera menyambungkan ponselnya dengan bengkel untuk datang ke lokasi mengecek mobilnya.
Rania memasukan kartu nama itu ke dalam tasnya asal, lalu memesan ojek on-line. Rayyan juga nampak sibuk melakukan hal yang sama. Memesan ojek online untuk menjemput dirinya. Waktu bergulir semakin siang, jelas Rayyan semakin gusar.
"Ini kenapa nggak dapat-dapat juga sih, bikin kesel aja," gerutu Rayyan gusar. Menatap jam di tangannya hampir jam sembilan, ada nyawa pasien yang dipertaruhkan.
"Yes, pesanan gue datang," pekiknya girang. Rania melangkah cepat, namun lebih gesit dari pemuda yang dengan sembrononya main nikung saja.
"Pak jalan Pak, cepet ke RS Medika, cepet Pak saya harus menangani pasien darurat," ucapnya horor bin menyakinkan.
"Eh, astaga itu pesanan gue, woe!" pekik Rania kesal.
"Sialan tuh orang!" gerutu Rania sembari menendang ban mobil yang tidak berdosa.
Gadis itu nampak sibuk dengan ponselnya, lalu menghubungi seseorang. Dalam sekejap, suara khas cowok bersahaja di sebrang sana langsung menyahut, sebenarnya Rania sedang mode kesal, tetapi namanya juga butuh, ya sudahlah, marahnya mbok pending tahun depan.
"Jo, bisa jemput aku nggak? Masih di jalan mobil aku kena apes, kamu datang bisa? Alamat aku share," ujar perempuan itu menutup teleponnya.
Rania mendesah resah menunggu jemputan Jo. Lumayan, dalam waktu kurang dari tujuh belas menit, pria itu datang lengkap dengan helmnya.
"Ra, mobil kamu kenapa?" tanya Jovan seraya menyodorkan helmnya.
"Kan tadi udah dijelasin, bisa jalan sekarang?" jawabnya ketus bin datar.
"Judes amad neng, kesel sama siapa marah sama siapa?"
Sementara Rayyan, begitu sampai di parkiran langsung melakukan pembayaran, setengah berlari menuju ruangnya. Pria itu akan melakukan operasi pagi ini, dengan gesit melakukan persiapan dan segera menuju ruang operasi.
Setelah beberapa jam usai operasi, Rayyan kembali ke ruangannya. Pria itu mendaratkan bokongnya pada kursi kebesarannya dengan santai, sembari menyambar ponselnya. Netranya melebar mendapati banyaknya panggilan di ponselnya dari nomor tidak dikenalinya.
"Siapa?" gumam Rayyan cuek, tak minat untuk menghubungi balik. Pria itu bergegas mengemas meja, hari ini akan pulang ke rumah mama untuk menghadiri makan malam.
Sebenarnya pria itu cukup malas pulang ke rumah, karena orang tuanya terus mendesak agar segera menikah.
"Malam Ma," sapa pria itu mencium punggung tangan mamanya, lalu pipinya, menyusul menyapa Pak Wira di sebelahnya lalu melakukan hal yang sama.
"Malam ini menginap di rumah ya? Ada banyak hal yang pingin Mama obrolin," ujar Bu Wira seraya menyiapkan hidangan di meja makan.
"Lihat nanti Ma," jawab Rayyan datar.
Usai merampungkan makan malam, Bu Wira mengutarakan keinginannya. Rayyan sudah hafal betul dengan kegundahan hati kedua orang tuanya yang menginginkan anaknya segera berumah tangga.
"Ray, umur kamu itu sudah kepala tiga, Mama sama Papa juga sudah tua dan sakit-sakitan begini, siapa yang akan meneruskan harapan keluarga kalau kamu tak kunjung menikah," bujuk Bu Wira sedikit mendesak.
Gagal beberapa kali dalam urusan asmara, membuat pria itu tidak percaya lagi dengan cinta dan setia. Bahkan, pria itu sedikit tidak minat dengan perempuan, membuatnya benar-benar trauma berat.
"Nanti kalau sudah ketemu dengan orang yang tepat, Rayyan pasti menikah, Ma," jawab pria itu tenang.
"Nanti kapan? Nunggu kamu sampai tua, kamu masih mengharapkan anaknya Pak Asher? Ayolah sayang, biarkan Bintang bahagia dengan pilihan keluarganya, begitupun denganmu, Mama mohon kamu mau move on, banyak wanita yang mau sama kamu, jangan menutup diri terus hanya karena pernah gagal. Mama tahu semua prosesnya sakit."
"Beri aku waktu, Ma, Rayyan akan membawa calon mantu untuk Mama," ucapnya menyakinkan.
Rayyan sangat jarang pulang ke rumah, dan lebih memilih tinggal di rumahnya sendiri. Lebih nyaman tentunya, walaupun dalam kesendiriannya suka merasa kesepian, Rayyan sudah mulai akrab dengan yang namanya kesepian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Hadir yah Thor 🥰
2024-05-26
0
Winayansi Wina
baru aja mampir dri cerita sebelah
2024-05-22
0
Alpariji Alpi
baca yg ke 2x
2024-05-19
0