Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB. 10. Tahanan Yang Menunggu Lamaran.
Pintu ruangan yang memiliki luas tak seberapa itu terbuka saat Ruby mendorongnya pelan. Ia masuk ke dalam kamarnya, berniat ingin mengistirahatkan diri setelah menghadapi keempat makhluk tiran.
Namun, betapa terkejutnya Ruby saat melihat kamarnya yang selalu rapi, kini begitu berantakan. Semua barangnya berserakan di atas lantai, seperti baru saja digeledah.
Siapa yang sudah melakukan ini? batinnya bingung.
Ruby bergegas mendekat, memungut buku-buku dan barang-barangnya yang berhamburan. Ia letakkan semua ke atas meja kecil yang ada di sana tanpa menyusunnya kembali karena kini netranya menatap lemari pakaiannya yang juga terbuka.
Ruby mendekat, dan bisa melihat bagaimana isi lemari kecilnya juga sudah acak-acakkan.
"Apa yang kalian cari sebenarnya?" tanya Ruby pelan. Ia tahu ini pasti perbuatan keluarga Sanders, tapi Ruby tidak mengetahui apa yang mereka cari hingga menggeledah kamarnya seperti ini.
Ruby membereskan semuanya. Menyusunnya ke tempat semula. Ia sama sekali tidak memiliki barang berharga. Semua barang yang ada di kamarnya jauh dari kata yang seharusnya bisa ia punya karena berstatus sebagai putri dari keluarga Sanders.
Dan baru ia sadari apa yang hilang—fotonya yang ada di dalam sebuah buku lenyap. Foto yang diambil menggunakan kamera ponsel Airis.
Airis sengaja memberikan foto itu karena Ruby yang saat itu tengah menggunakan sebuah gaun pesta miliknya hingga terlihat mirip seperti seorang putri. Airis sengaja mengabadikan moment itu.
"Jadi kalian menggunakan fotoku untuk bisa menjalin pertunangan itu?" Ruby terkekeh pahit. Orang tuanya begitu menginginkan ia menikah dengan pria tua yang akan memberikan keuntungan besar untuk kelurga Sanders.
"Kita lihat saja, apa yang akan terjadi dengan rencana kalian nanti." Ruby menata kembali semua buku-buku juga barang-barangnya.
Di tengah-tengah aktivitasnya itu, perhatian Ruby teralihkan saat mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka tiba-tiba dan menutup cepat.
Ruby terkejut.
Ia bisa melihat rambut panjang yang bergegas keluar. Itu Rachel.
"Buka!" teriak Ruby saat mencoba membuka pintu kamarnya yang ternyata sudah dikunci dari luar. Dan pelakunya adalah Rachel. "Rachel! Buka pintunya!!" Ruby bisa mendengar tawa Rachel di luar sana.
"Kau harus tetap di dalam sana sampai hari pernikahanmu dengan Tuan Herison terjadi. Daddy yang memerintahkannya. Jangan berpikir kau bisa kabur. Haha..." Rachel tergelak begitu puas. "Nikmatilah hari-hari mu, Ruby. Tak lama lagi kau akan menjadi milik Tuan Herison... dan menjadi makanan pria tua itu. Haha...," tambah Rachel dengan tawa yang semakin mengejek.
Roger takut jika Ruby sampai kabur dan ia akan mendapatkan masalah dari Tuan Herison. Roger tidak ingin mengambil resiko, hingga akhirnya ia sengaja mengurung putrinya itu di dalam kamar. Roger tidak akan membiarkan putrinya itu sedikit sedikit saja bisa keluar meninggalkan kediaman keluarga Sanders.
Ruby akan dikurung sampai pernikahannya dengan Tuan Herison dilangsungkan—setelah Tuan Herison kembali dari perjalanan bisnis luar negerinya.
Ruby yang berada di balik pintu kamar mengepalkan tangannya erat. Merasa muak dengan tawa Rachel. Namun, ia tidak bisa melakukan apapun saat ini, ia terkunci dan sia-sia saja jika harus berteriak meminta tolong—tidak ada yang akan membantunya.
Setiap detik waktu berjalan. Ruby melaluinya dalam diam, ia tak melakukan pemberontakan ataupun perlawanan meski terus dikurung di dalam kamar.
Ruby bisa keluar dari dalam kamarnya hanya saat pintu dibukakan dan ia diperbolehkan untuk ke kamar mandi-membersihkan dirinya. Dan itu hanya satu kali setiap harinya. Ia benar-benar seperti dipenjara.
"Apa akan ada acara?" tanya Ruby pagi itu setelah ia selesai dari kamar mandi. Ia melihat para pelayan begitu sibuk di dapur.
"Tuan dan Nyonya akan menyambut kedatangan keluarga calon tunangan Nona Rachel, Nona." Pelayanan itu masih menaruh rasa hormat pada Ruby yang mereka tahu juga merupakan anak dari majikannya.
Mereka juga merasa kasihan dengan perlakuan tidak adil yang diterima oleh Nona Ruby, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan sebagai orang kecil untuk membantu. Salah-salah menolong, yang ada mereka dengan sekejap mata kehilangan pekerjaan.
Mendengar jawaban pelayan itu Ruby hanya mengangguk. Ia berjalan kembali ke kamarnya dan bisa mendengar suara pintu kembali dikunci dari luar oleh pelayan. Begitulah yang diperintahkan Roger.
Ruby meraih ponsel usangnya. Mengetik pesan yang cukup lumayan panjang di sana dan setelahnya ia mengirimkan pesan itu pada nomer seseorang.
"Hari ini aku akan menghancurkan rantai yang kalian buat untukku. Kalian tidak akan bisa memenjarakanku lagi." Ruby menatap pintu kamarnya yang terkunci.
*
*
*
"Brengsek! Dia berani mengancamku!"
Umpatan itu terlontar dari pria yang hari ini terlihat begitu tampan dengan penampilan formalnya. Stelan jas mewah berwarna hitam itu membungkus sempurna tubuh gagahnya, Emer terlihat seperti seorang eksekutif muda.
"Kenapa, Kak? Kenapa kau menggerutu?" tanya Eira-adiknya Emer yang melihat wajah kakaknya begitu masam. "Dan siapa gadis yang kau temui tadi? Kekasih gelapmu?" Eira bisa melihat Emer yang baru saja menemui seorang gadis di luar pagar kediaman mereka.
"Sembarangan!" balas Emer dengan wajahnya yang semakin masam. "Dia bukan siapa-siapa. Hanya kurir pengantar pesan sialan dari virus."
"Virus?"
"Hm. Kuman kecil sialan yang dapat menginfeksi dan membuat kepalamu sakit."
Eira mengernyitkan kening—tak mengerti dengan apa yang dikatakan kakaknya.
"Kalian berdua!" Suara Reagan mengambil alih perhatian kedua anaknya-Emer dan Eira. "Apa yang kalian lakukan di sana? Cepat masuk ke dalam mobilmu!" perintah Reagan yang melihat kedua anaknya masih asik berbincang.
Emer memutar bola mata. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya bersama Eira-adiknya. Sedangkan sang ayah-Reagan dan ibunya-Amanda berada di mobil yang berbeda bersama Rain-bungsu keluarga Rykhad.
Hari ini mereka akan datang ke kediaman keluarga Sanders. Kedua keluarga itu akan bertemu dan membicarakan tentang perjodohan, sekaligus mempertemukan Emer dengan putri keluarga Sanders untuk pertama kalinya.
Pertemuan yang diharapkan oleh semua orang bisa dan juga akan mengubah segalanya. Termasuk hidupnya yang kini tengah tertawan dalam kebisuan.
Sekarang pokoknya bahagia dulu aku, Emer dan Ruby jadi nikah juga. Pernikahannya sudah di umumkan 💃🕺💃🕺💃