NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Kutukan / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:46.7k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Vandra sudah tidak punya harapan lagi untuk mempertahankan rumah tangganya bersama Alya. Hatinya benar-benar terlanjur jatuh pada pesona Erika. Pesona yang membutakan segalanya, sampai-sampai ia melupakan komitmen dan janji manis yang dulu pernah ia ucapkan pada Alya. Janji yang dahulu diikrarkan ketika memulai hubungan asmara dengan penuh cinta, kini tinggal sekadar kenangan pahit.

“Alya, rasanya tidak adil jika semua harta milik kita berdua hanya dimiliki oleh kamu saja. Setidaknya bagi aku tiga puluh persennya saja,” ucap Vandra. Suaranya datar, tetapi nadanya menyiratkan keputusasaan. Ia tahu, kehidupannya nanti bersama Erika akan membutuhkan banyak uang, dan tanpa itu, segalanya akan terasa mustahil.

Alya menatapnya dengan sorot mata yang dingin, penuh luka dan kekecewaan. “Tidak bisa. Harta itu juga bukan untuk aku saja, tapi untuk Vero dan Axel. Sebagai kompensasi atas luka yang diberikan oleh kamu, Mas.” Ucapannya tegas, seperti pedang yang menebas keangkuhan Vandra.

Alya tak ingin sedikit pun harta itu digunakan untuk menyenangkan Erika. Bagi Alya, biarlah Vandra memulai segalanya dari awal. Seperti dari nol, tanpa warisan dari rumah tangga yang ia khianati.

“Baiklah. Tapi, aku akan ambil motor cross dan vespa milikku. Toh, kamu dan anak-anak juga enggak akan bisa pakai,” kata Vandra.

Ada nada keras kepala di sana. Seakan-akan dengan dua benda itu, ia masih punya pegangan hidup.

“Silakan, ambil saja! Lebih baik ada yang manfaatkan, daripada dibiarkan malah jadi rongsokan,” balas Alya, kali ini dengan suara lebih tenang. Akan tetapi dalam hati, ia gemetar. Bukan karena takut kehilangan benda, melainkan kehilangan suami yang sudah lama ia cintai.

Vandra pun melangkah ke kamar utama, mengambil kunci motor. Ruangan itu menyimpan begitu banyak kenangan indah. Namun kini, kenangan itu seolah berdebu, dipenuhi bayangan kelam pengkhianatan. Tatapan matanya berkeliling, menyapu dinding yang dahulu memajang foto dirinya bersama Alya. Kini, tak ada satu pun wajahnya di sana. Semua telah disingkirkan.

“Kamu benar-benar ingin melupakan aku, Alya,” batin Vandra, getir.

Suara ponsel mendadak memecah lamunannya. Notifikasi masuk bertubi-tubi. Ia merogoh saku, melihat siapa pengirimnya. Erika. Pesan demi pesan muncul: minta dibawakan makanan.

“Minta bawakan makanan? Bukannya dia sering ngajak pergi makan bersama? Kok, ini minta dikirim! Apa Erika sedang sibuk?” gumamnya. Tanpa pikir panjang, ia segera keluar.

Vandra tidak berpamitan kepada Vero, apalagi kepada Axel. Kepergiannya seperti angin lalu, dingin dan tanpa hati.

Di halaman belakang, Vero yang sedang bermain kucing-kucingan dengan Ali, tanpa sengaja melihat ayahnya. Vandra sedang mengeluarkan motor vespa kesayangannya. Anak kecil itu terdiam. Tidak ada panggilan “Ayah!” seperti biasanya. Bibir mungilnya terkunci oleh rasa kecewa.

“Vero, itu ayah! Apa ayah pulang untuk makan siang bersama?” tanya Ali polos, matanya berbinar.

Vero menggeleng pelan. “Tidak, Ali. Sekarang ayah jarang makan di rumah. Pulang juga suka larut malam, kadang tidak pulang,” jawabnya dengan suara menahan sakit.

“Kenapa? Apa ayah punya banyak pekerjaan, jadinya harus lembur?” tanya Ali lagi, kali ini lirih, seakan tak ingin jawaban menyakitkan.

Vero menarik napas panjang. “Tidak tahu. Yang jelas sekarang ayah sekarang suka berbohong. Dan itu membuat bunda sering menangis diam-diam kalau malam hari.”

Ali terdiam, lalu matanya berkaca-kaca. “Kenapa ayah berbohong? Itu kan perbuatan dosa.”

Anak itu ikut larut dalam kesedihan. Bayangan tentang ibu susunya, Alya, menangis seorang diri di malam sunyi, menyesakkan dadanya.

“Sepertinya, ayah dan bunda akan bercerai,” ucap Vero lirih, hampir tak terdengar.

Kata-kata itu seperti batu besar yang menimpa dadanya sendiri. Ia sekuat tenaga menahan tangis. Ia takut, kalau menangis, bundanya semakin sedih.

Ali mendekat dan memeluk Vero erat-erat. “Kenapa mereka bercerai? Bukannya ayah dan bunda saling mencintai?”

Vero menutup mata, suaranya bergetar. “Aku mendengar ada wanita lain bersama ayah. Itu yang membuat bunda berpisah dengan ayah.”

“Ada wanita jahat, ya?” tanya Ali dengan polos.

“Iya,” jawab Vero singkat.

Ali kemudian berkata penuh keyakinan, “Kalau begitu, kamu dan bunda ikut tinggal di rumah aku saja. Terus biar papa pukul wanita jahat itu.”

Vero sempat terkekeh, meski getir. “Jangan. Nanti ditangkap polisi!”

Ali membulatkan mata. “Tidak akan ditangkap. Karena bunda dan papa bukan orang jahat, mereka orang baik.”

Mereka berdua pun tertawa kecil. Tawa itu pecah, meski hati masih rapuh. Suara tawa mereka sampai ke dalam rumah, membuat Alya tersenyum tipis. Walau hatinya hancur, ia sedikit lega karena Vero masih bisa ceria.

Sementara itu, Vandra sudah sampai di gedung tempat Erika bekerja. Ia membawa pesanan makanan dengan penuh semangat. Ia membayangkan wajah Erika yang akan tersenyum manja, menyambutnya. Namun yang ia dapati justru kenyataan pahit.

“Ada yang bisa kami bantu, Pak?” tanya resepsionis cantik, ramah tapi formal.

“Saya ingin bertemu dengan Erika Maharani,” jawab Vandra mantap.

“Bu Erika Maharani sudah berhenti bekerja dari kantor ini, Pak.”

Kening Vandra berkerut. “Berhenti bekerja? Maksudnya dipecat?”

“Iya, Pak.”

Jawaban itu membuat tubuh Vandra mendadak lemas. Dunia seolah berputar. Ia tak menyangka, Erika ternyata senasib dengannya, sama-sama dipecat akibat berita perselingkuhan.

“Bagaimana ini? Mana uangku tinggal sedikit. Bagaimana kami bertahan hidup?” batin Vandra kalut.

Dua resepsionis saling melirik, menatap Vandra dengan curiga. Seolah-olah mereka tahu siapa dia.

“Eh, bukankah dia itu selingkuhannya Bu Erika?” bisik salah satu dari mereka.

Tak lama, seorang pria yang kebetulan lewat di lobi menunjuk Vandra terang-terangan. “Hei, itu orangnya! Orang yang selingkuh dengan Erika! Gara-gara mereka, nama kantor kita tercemar!”

Bisikan itu menjalar cepat. Beberapa orang ikut menoleh, sebagian berbisik, sebagian lagi mencibir.

Kini orang-orang membicarakan Vandra dan Erika tanpa sungkan. Mereka melontarkan selentingan keji, bahwa Erika wanita yang bisa dibawa tidur siapa saja, asalkan hidupnya tetap hedon dan berfoya-foya. Mereka juga mengatai Vandra adalah pria bodoh yang terjebak pesona murahan.

Vandra mengepalkan tangan, menahan amarah sekaligus rasa malu. “Benar kata Erika, kalau rekan kerjanya toxic semua dan iri dengan pencapaiannya,” gumamnya.

Namun jauh di dalam hati, Vandra tahu kalimat itu hanyalah pembelaan. Karena kenyataan di depan matanya, ia telah kehilangan segalanya, mulai dari pekerjaan, harga diri, dan rumah tangga. Yang tersisa hanyalah bayangan buram masa depan bersama Erika, yang kini sama-sama jatuh terpuruk.

***

Sambil menunggu update bab selanjutnya, baca juga karya temanku ini.

1
ken darsihk
Sudah bisa di tebak Vandra Ericka istri mu arah nya kemana
ken darsihk
Vero : Ayah jaga diri aja ya
Jangan bikin aq sedih lagi
Aseli sedih bocah 10 thn bisa bilang seperti itu 🩵🩵
Noor hidayati
erika sudah terbiasa dengan kebebasan,apalagi sekarang pemasukan financial ga ada,kemungkinan dirinya kembali seperti dulu,jadi simpanan orang berduit
Hary Nengsih
vandra saking cintanya y ,,istri y begitu d antepin aja
Susi Akbarini
Rudi mau nerima..
pasti tau kalo Erika mantan simpanan...
😀😀😀❤❤❤
Aditya hp/ bunda Lia
si Erika gak bakalan tobat yang ada makin sesat dia nanti ...
Sunaryati
Sepertinya jadi wanita simpanan lagi, pakai jilbab juga melakukan zina sama kamu Ndra, lebih baik telanjang sekalian
Nar Sih
sekali jdi tukang selingkuh pasti tetep mengulang lgi dan itu blsan untuk mu vandra ,firasat buruk mu pasti akan terjdi
Sunaryati
Pasangan hasil dari selingkuh, kok bangga. Candra tidak malu pada anak-anaknya
Nar Sih
bnr kta sahabat mu alya ,kmu hrus cari bahagia mu juga
partini
tuh lobang mau di Emer lagi benar Baner yah kalau ga sakit ga berhenti
Himna Mohamad
hmmm,,gimana rasanya vandra,,dikhianati
Nar Sih
dendam mu akan membuat mu hancur erika
Ayudya
bahagiakan diri mu Alya dan percantik biar tau tu vandra kalau kamu tu tambah cantik dan bahagia tanpa vandra.🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
juwita
teh santi lp menidurkan burung si vandra. mknya ttep perkasa🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: belum dibuat tidur, itu. nanti dulu 😩 ini baru bab 27
total 1 replies
juwita
ko kutukan alya g manjur ya. burung si vandra bisa hidup itu🤣🤣
Hary Nengsih
Albiru
Susi Akbarini
sama Albiruni aja.

seiman..
baik..
sabar..
setia.

❤❤❤😍😙
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
tiara
Akya sudah bahagia dengan hidupnya sekarang tanpa beban,semoga cepat mendapat pengganti Vandra biar aman ada yang melindungi
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Aditya hp/ bunda Lia
begitulah kalo dari kecil terlalu di manja jadi setelah dewasa tidak ada rasa tanggung jawab semua yang dia mau harus terwujud harus bisa diraih meski dengan jalan salah ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!