Revisi PUEBI
Diminta oleh orang tuanya untuk menyelesaikan persoalan hutang keluarga serta harus mengganti rugi dari kerusakan mobil yang Aruna tabrak.
Manakah takdir yang dipilih untuk menyelesaikan persoalannya. Menjadi istri muda Broto sebagai pelunasan hutang atau menjalani One Night Stand dengan Ben agar urusan ganti rugi mobil selesai. Juga cinta Alan pada Aruna yang terhalang status sosial.
Manakah pilihan yang diambil Aruna ? Dengan siapakah Aruna akan menjalani hidup bahagia penuh cinta. Ben atau Alan ? Ikuti terus kisah Aruna
Cerita ini hanya kehaluan author untuk hiburan para pembaca. Silahkan ambil pesan yang baik dan tinggalkan yang buruk.
ig : dtyas_dtyas
fb : dtyas auliah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ganggu Aku
Una terisak saat berada di taksi yang mengantarnya pulang. Badannya terasa remuk redam, bagian intinya terasa perih namun hatinya lebih sakit mengingat malam yang telah ia lewati. Merasa jijik dengan dirinya sendiri karena tubuhnya seakan menikmati apa yang dilakukan bersama Ben. Jika tidak ingat tempat rasanya dia ingin berteriak.
Ponselnya terus bergetar, sejak tadi Meisya beberapa kali menghubungi namun ia abaikan. Pesan masuk pastinya sudah banyak diterima oleh nomornya mengingat suara notif pesan masuk yang bersahutan. Ponselnya bergetar kembali, Una menatap layar dengan lebar 7 inchi tersebut, tertera nama pemanggil 'Om Rese'. Aruna tidak mengetahui nama lengkap pria yang semalam telah menghabiskan waktu bersamanya, hanya nama depannya saja yang ia tahu. Menolak panggilan dari Ben, lalu memilih mematikan daya ponselnya.
Entah sudah berapa lama Una berada di bawah guyuran air masih dengan pakaian lengkap yang ia gunakan semalam. Matanya sembab karena terlalu lama menangis. Masih menggunakan bathrobe Una memindahkan pakaian-pakaian dan barang yang akan dibawanya pada koper dan tas yang sudah ia siapkan. Bertekad keluar dari rumah yang terasa seperti tempat penyiksaan batinnya.
"Una," teriak ibu sambil memukul pintu kamar Una. Mungkin jika pintu tersebut terbuat dari triplek biasa sudah jebol karena kuat dan terlalu bersemangat ibu memukul pintu bukan mengetuk pintu.
"Bu, aku gak tuli, gak usah teriak begitu," ucap Una
"Cepat keluar Na, itu pak Bara sudah datang. Ibu gak mau tau ya, kamu yang janji akan membayar," jawab Ibu
Una menutup pintu kamar namun dicegah oleh Fatma
"Eh, kamu mau sembunyi ya Na."
"Aku ganti baju dulu bu, enggak mungkin aku keluar cuma pakai bathrobe."
" Cepat Na."
Mengenakan kaos putih dan celana jeans hitam, Una keluar dari kamar menuju ruang tamu di mana Pak Bara dan para bodyguard serta keluarganya berada.
"Aruna, saya tidak akan perpanjang waktu lagi. Bayar atau pergi !" ucap Bara si rentenir.
Semua anggota keluarga Syamsul berada di sana, mereka menatap Una setelah Bara menyampaikan dia tidak akan memberi waktu lagi. Jika dalam mood yang baik mungkin dia akan melakukan keisengan pada keluarganya, berpura-pura belum bisa memenuhi tagihan hutang pada Pak Bara.
Setelah selesai urusan hutang piutang dengan Bara, Aruna beranjak ingin kembali ke kamar. Namun, ayahnya menahan dan mengatakan "Terima kasih nak, ayah tidak tahu dari mana kamu dapat uang itu, yang jelas kamu sudah menyelamatkan kita semua." ucapnya.
"Tidak perlu kalian tahu dari mana yang jelas setelah ini, jangan mengganggu aku lagi. Biarkan aku lakukan yang aku mau," jawab Una
Tidak mungkin dia menceritakan uang yang didapatnya karena kesepakatan antara dirinya dan Ben. Biar itu menjadi rahasia Una.
"Kamu mau ke mana nak?" tanya ayah pada Una, saat putrinya mengeluarkan koper dan beberapa tas menuju taksi yang sudah menunggunya di depan rumah.
"Aku mau pergi, mau cari kosan, asrama atau kontrakan."
"Tidak boleh Na, kami tidak bisa mengawasimu," ucap Fatma
"Bukankah tadi sudah ku bilang biarkan aku lakukan yang aku mau. Mengawasi bagaimana bu ? Biasanya juga kalian gak peduli. Aku pergi ayah, ibu."
Kini Una sudah berada pada apartemen Meisya. Duduk pada salah satu sofa ruang tamu, terasa sepi karena Meisya ternyata sedang keluar bersama kekasihnya. Terlintas bayang dirinya dan Ben semalam.
Flashback On
Setelah sedikit berbasa basi, Ben yang duduk pada pinggir tempat tidur menarik salah satu siku tangan Una sehingga membuat Una terduduk pada pangkuan Ben. Una ingin beranjak bangun, namun Ben menahannya. "Kamu cantik Aruna," ucapnya sambil menyelipkan helai rambut pada belakang telinga Una. Saat berbicara bibir Ben hampir menyentuh telinga Una menimbulkan rasa aneh pada diri Una.
Perjodohan Arini
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun