Agam Maheswara adalah menantu pengganti yang menggantikan calon suami Kiara Aditama yang berhalangan hadir karena terluka dalam sebuah pengrebekan.
Agam Maheswara sebagai menantu tidak mendapatakan perlakuan sebagi menanntu pada umumnya. Dirinya selalu ditindas dan diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga yang harus menyelesaikan pekerjaan rumah.
Agam Maheswara berniat untuk membuka jati dirinya untuk membalas rasa sakit hatinya kepada keluarga istrinya yang sesungguhnya dirinya telah jatuh hati dengan Kiara Aditma istri yang dinikahinya. Akankan mereka bisa bersatu? Mari kita saksikan keseruan kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arshie_ge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendekati Kiara
Mama Sandra yang tahu tentang Kiara berusaha untuk mendekati Kiara. Hari ini sekolah Putra Harapan sedang mengadakan kegiatan bersama dengan para Pengurus yayasan dan juga diikuti oleh Agam. Mama Sandra meminta Anak-anak yang berbakat pentas di dalam acara tersebut.
Dan Mama Sandra juga secara khusus meminta wali kelasnya Kiara untuk menunjuk Kiara mengikuti pentas seni. Ternyata Kiara merupakan salah satu siswa yang memiliki banyak bakat dan potensi sehingga setiap ada kegiatan selalu mengikutinya.
Untuk kegiatan hari ini Kiara menari dengan tarian tradisional yang sangat memukau para pengurus yayasan, namun Agam nampak tidak begitu suka karena pakaian yang digunakan oleh Kiara cukup seksi. Setelah selesai pentas Kiara akan kembali ke ruang gantinya namun tiba-tiba dihadang oleh Indri.
“Cewek murahan, kamu pikir dengan pentas menggunakan pakaian seperti itu akan mampu menjerat pak Agam ke dalam pelukanmu,” ucap Indri sinis.
“Hai Indri kamu itu memang benar-benar cucu Lampir ya? Kemana-mana selalu menghantuiku dan ingin menjatuhkan ku! Memangnya aku salah apa denganmu?” Tanya Kiara dengan sedikit kesal.
“Apa salahmu, bukankah kamu dengan sengaja ingin mencari perhatian Pak Agam?”teriak Indri histeris.
“Aku tidak mencari perhatiannya, kalau kamu mau silahkan saja! Ambil tuh pak Agam! Dan sana kamu samperin dia! Aku tidak ada urusan dengan mu maupun dia!” ucap Kiara jengkel dan bergegas meninggalkan Indri menuju ruang ganti. Indri semakin kesal dengan Kiara dan berencana ingin menjatuhkan Kiara kembali.
Indri yang pulang duluan tiba-tiba di kepalanya terlintas ide kotor untuk mencelakai Kiara. Indri yang berjalan di parkiran dengan gerak cepat kembali lagi ke ruang pertemuan dan mengunci Kiara di ruang ganti.
Kiara yang sudah selesai mengganti bajunya bergegas hendak kembali, namun tiba-tiba pintunya tidak bisa dibuka. Akhirnya Kiara yang berada diruangan yang kecil dan pengap berteriak-teriak minta tolong namun tidak ada seorang pun yang lewat.
Sementara itu Agam yang berada di parkiran melihat kejanggalan karena mobil Kiara masih ada di situ, kemudian Agam pergi mencari Kiara yang menurutnya pasti sedang berada di area pentas seni.
Agam berkeliling di gedung sekolahnya hingga akhirnya Agam mendengarkan kalau ada seseorang yang berteriak minta tolong. Agam dengan cekatan membuka pintu ruang ganti tersebut. Tanpa disadari Kiara tiba-tiba langsung memeluk Agam namun langsung pingsan.
Agam panik hingga tanpa berpikir panjang Agam langsung menggendong Kiara untuk dibawanya ke ruang UKS. Karena sekolah sudah sepi dan tidak ada orang sama sekali, Agam mengambil minyak kayu putih untuk menyadarkannya namun hingga beberapa menit Kiara masih tidak sadarkan diri.
Agam dengan inisiatif kemudian hendak membuat nafas buatan agar Kiara lekas sadar dari pingsannya.
Agam menempelkan mulutnya ke mulut Kiara namun belum sempat melakukan sesuatu Kiara secara refleks menamparnya.
“Plak, benar-benar pak guru tidak bermoral! Hik…, hik…, bapak memanfaatkan kesemapatan dalam kesempitan! Bapak telah menodai ku!” ucapnya histeris.
“Menodai dan siapa yang dinodai? Bukankah kamu istriku?” tanya Agam dengan senyuman yang mengejek Kiara.
“Bukan! Bapak hanya cucu menantu pengganti yang dibawa kakek aku! Hik…, hikk…., bapak curang!” ucap Kiara yang duduk di tepi ranjang UKS.
“Sudahlah kamu jangan menangis, harusnya kamu berterima kasih kepada aku. Kalau aku tidak segera membukakan pintu ruang ganti kamu pasti akan menginap disini semalaman. Tentunya sudah pasti kamu akan ditemani oleh hantu gedung sekolah ini!” bujuk Agam agar Kiara tidak menangis dan menyalahkan Agam.
“Iya, harusnya Bapak menyadarkan ku tidak dengan seperti itu?” ucap Kiara sambil mengusap air matanya. Agam yang sedikit kasihan dengan Kiara kemudian memberikan sapu tangannya dari kantong celananya.
Kiara sambil ngomel-ngomel Menerima sesuatu yang diberikan oleh Agam kemudian digunakan untuk mengelap air matanya namun setelah selesai tiba-tiba digunakan untuk mengelap ingusnya.
“Astaga Kiara, cantik-cantik tapi jorok banget,” umpat Agam dalam hatinya. Kiara yang telah selesai membersihkan ingusnya dengan tanpa sadar mengembalikan sapu tangannya Agam.
“Kiara kau bawa saja! Dan sebagai gantinya besok harus membersihkan ruangan ku! Ayo segera pulang!” ucap Agam yang dengan cepat menarik tangan Kiara menuju parkiran.
“Lepaskan pak! Aku bisa jalan sendiri!” Kiara dengan spontan menarik tangannya hingga terlepas dari Agam. Agam yang tahu kalau Kiara seperti itu langsung terdiam dan masuk ke dalam mobilnya sendiri dengan rasa sakitnya.
Kiara menyalakan mobilnya namun sudah beberapa kali tidak menyala. Kiara merasa gelisah karena bingung mau minta pertolongan ke pak Agam tapi malu. Kiara menghela nafasnya, kemudian turun dari mobilnya dan menghampiri pak Agam yang masih berada dalam mobil.
“Tok…, tok…,” Kiara mengetuk jendela kaca mobil Agam. Agam dengan pelan membuka pintu mobilnya.
“Ada apa katanya bisa jalan sendiri?” tanya Agam dengan sedikit sewot.
“Itu…, mobil aku mogok!” ucap Kiara sambil mengukur kepalanya yang tidak gatal. Agam tanpa suara lagi menuju ke arah mobil Kiara terparkir.
Agam membuka cup mobil bagian depan, kemudian Agam dengan cekatan mengutak-atik bagian mobil tersebut.
Agam yang punya hobi Otomotif bisa membetulkan sendiri jika ada kesalahan sedikit. Keringat Agam bercucuran mengalir ke wajahnya, dan tanpa disadari Kiara mengelapnya dengan tisu. Agam justru merasa grogi hingga akhirnya berusaha memegang tangan Kiara dan secara reflek terjadi getaran aneh di dada mereka berdua.
“Maaf kalau begini kapan aku selesai membetulkan mobilmu! tunggulah di bangku taman itu!” perintah Agam kepada Kiara. Akhirnya Kiara yang terlanjur memberi perhatian kepada Agam pipinya memerah karena menahan malu.
Beberapa menit kemudian Agam menyalakan mobil Kiara dan ajaib langsung menyala. Kiara yang mengetahui mobilnya sudah menyala langsung menghampiri Agam.
“Ini mobilnya sudah bisa dinyalakan!” ucap Agam sambil menyerahkan kunci mobil Kiara. Agam kemudian memutar balik tubuhnya hendak kembali ke dalam mobilnya.
“Terimakasih pak?” ucap Kiara sedikit lembut, hingga Agam terhenti tidak meneruskan langkahnya.
“Iya sama-sama! Segeralah pulang! Jangan mampir kemana-mana! Ingat ini sudah menjelang magrib. Dan besok pagi kamu harus ke ruangan aku.
“Baik pak!” Kiara langsung pergi meninggalkan pak Agam dengan perasaan berbunga-bunga. Di sepanjang jalan pulang ke rumahnya Kiara mendengarkan lagu-lagu dengan senandung cinta. Agam juga tidak jauh berbeda melakukan hal yang sama hingga terbawa sampai ke rumah.
“Waduh…, kayaknya putra mama sedang kejatuhan bulan ya?” ucap mamanya yang sedang baca koran di ruang keluarga di temani oleh papanya.
“Kejatuhan bulan gimana ma?” tanya papa Bagas hingga membuat muka Agam memerah karena menahan malu. Agam pun tanpa memperdulikan ucapan kedua orang tuanya segera berjalan menuju ke kamar.
“Ma…, apa benar ucapan mama itu?” tanya papa dengan wajah serius.
“Pokoknya papa tunggu saja. Aku jamin ini pasti cocok untuk Agam!” ucap mama penuh percaya diri.
Hari sudah berganti dan pagi begitu cerah, Kiara dengan perasaan senang menghadap pak Agam dan berharap pak Aga akan memintanya kembali dan rujuk sebagi istrinya.
“Tok…, tok…,” Kiara mengetuk pintu ruangan pak Agam.
“Masuk!” dengan wajah dinginnya pak Agam masih memeriksa tugas dari siswanya.
Kiara yang awalnya senang kini tertunduk tanpa berani melihat wajah pak Agam.
“Duduk dan tanda tangani ini!” perintah Agam kepada Kiara hingga Kiara bingung harus berbuat apa.
“Apa ini pak?” tanya Kiara dengan gemetar membaca beberapa lembar dari surat perjanjian itu.
“Kau bacalah sendiri!” ucap Agam sinis.
“Pak ini tidak adil kenapa aku harus tinggal di rumah bapak dan melayani bapak selama 6 bulan kedepan?” tanyanya cemas.
“Karena semuanya ada imbal baliknya! Aku menolong kamu kemarin tidak gratis dan yang kedua kakak kamu ingin menyelamatkan perusahaan peninggalan papamu dan memintaku untuk menambah suntikan dana kembali hingga perusahaan keluarga kamu bisa bertahan!” ucap Agam sadis seolah tidak ada perasaan sama Kiara.
“Pak aku mohon bebaskan saya pak! Maafkan kesalahan kakak aku dan aku terdahulu! Bagaimanapun kita masih suami istri?” ucap Kiara memohon karena Kiara takut diperlakukan kasar seperti dirinya dan keluarganya tempo dulu terhadap Agam.
“Tidak bisa Kiara kamu harus melaksanakan isi perjanjian ini, jika tidak status kamu sebagai istri durhaka akan aku beberkan di sekolah ini dan seluruh masyarakat lewat media sosial!” ancam Agam hingga akhirnya Kiara mau tidak mau menandatangani isi perjanjian tersebut.
Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Bagaimana kisah selanjutnya ya? Simak kelanjutannya ya?